=========Baca Dari Bawah ke Atas!!!===========
gimana ceritanya? maaf kalo jelek, maklum baru pertama kali bikin cerita-_-
-end-
ia menderita cacat permanen karena kesemua jarinya telah dipotong Wahyu.
setelah sampai rumah sakit, Raka segera menggendong Fani menuju UGD. singkat cerita, Fani berhasil diselamatkan, walaupun....
-c- tolong banget, Fani. aku sayang kamu." lalu ia segera menstarter mobilnya dan menuju rumah sakit terdekat.
kemudian ia membaringkan Fani di jok belakang dan berbisik "Fani sayang, bertahanlah. tolong jaga jantung kamu agar terus berdetak. -c-
api berkobar di depan rumah itu, membakar mayat Wahyu. Raka membopong Fani keluar melalui pintu belakang rumah itu dan bergegas menuju mobil
Raka memeriksa denyut nadi Fani dan ternyata masih berdenyut walau hampir tidak terasa. Raka mencium kening Fani dan membopongnya.
air mata menetes dari mata Raka melihat kondisi Fani. ia menepuk-nepuk pipi Fani, berusaha menyadarkannya.
lalu Raka menyiram bensin di sekujur potongan mayat Wahyu dan membakarnya. kemudian ia bergegas masuk dan melepas ikatan Fani.
kemudian ia menemukan bensin di garasi rumah kosong itu dan korek api di kantong celananya. lalu Raka membawa potongan tubuh Wahyu keluar.
setelah selesai, Raka mencari-cari apapun yang bisa ia gunakan untuk memusnahkan mayat Wahyu. ia muak melihatnya.
jantung yg sudah tidak berdetak lagi itu diinjaknya hingga memuncratkan darah yg belum sempat terpompa.
belum puas, Raka merobek perut Wahyu dan mengeluarkan isinya. lalu dia merogoh tubuh Wahyu hingga mendapatkan jantungnya.
lalu Raka memotong-motong tangan, kaki, dan badan Wahyu menjadi 13 bagian.
kemudian Raka menusuk pipi Wahyu hingga tembus ke pipi sebelahnya. setelah itu Raka memotong leher Wahyu hingga kepalanya putus.
setelah itu, Raka menusuk kedua mata Wahyu dan mencongkel kedua bola matanya. lalu Raka menginjak kedua bola mata itu hingga pecah.
Raka mengiris pergelangan tangan Wahyu hingga darah memuncrat kemana-mana. Wahyu menggelepar, kemudian dia tak bergerak lagi.
"Fani sayang, aku bakal bikin cowok ini lebih menderita dari kamu." kata Raka ke Fani.
Raka menikam tubuh Wahyu hingga 27 kali, tapi anehnya Wahyu belum mati. Raka kemudian menggeret Wahyu ke depan, ke hadapan Fany.
Wahyu melotot dan berusaha memberontak, tapi kemudian Wahyu lemas dan badannya merosot ke lantai. dengan tenang Raka menikam tubuh Wahyu.
"lo akan mendapat apa yang seharusnya lo dapatkan, bahkan lo akan dapat bonus." bisik Raka dengan tenang di telinga Wahyu.
Raka melihat Wahyu berada di kamar mandi, dan langsung menjambak kepala Wahyu dan menusukkan pisau ke tenggorokan Wahyu.
Raka kemudian mengambil pisau dapur yang tergeletak di samping Fani, kemudian ia mencari Wahyu di seluruh penjuru rumah.
singkat cerita, Raka sudah sampai di rumah kosong itu dan menemukan Fani yg pingsan bermandikan darah.
alangkah terkejutnya Raka saat membaca sms dari Fani. kemudian ia segera melesat menuju lokasi yg ditunjukkan Fani lewat sms.
Raka mencolokkan charger ke stop kontak dan mencharge hapenya, lalu ia menyalakan hapenya dan muncul satu pesan singkat.
jam menunjukkan pukul 21:50. Raka telah selesai dengan urusannya di kampus dan segera menuju rumah. ia tak sabar ingin menelepon Fani.
Wahyu menyeringai puas melihat Fani yg memejamkan matanya. kemudian ia pergi ke kamar mandi di rumah kosong itu untuk mencuci jemari Fani.
Fani hanya bisa diam. dia telah kehilangan banyak darah. bahkan tambang yg digunakan untuk mengikat tangannya menjadi merah karena darah.
darah Fani menggenang, Wahyu tertawa lagi. dia mengambil jari2x Fani yg putus kemudian mengantonginya.
darah pun menggenang di sekitar Fani. kemudian Wahyu pindah ke sisi kiri Fani dan melakukan hal yg sama hingga kesepuluh jemari Fani putus.
setelah ibu jari Fani putus, Wahyu mengiris telunjuk kanan Fani, begitu seterusnya hingga jemari tangan kanan Fani tinggal setengah.
Wahyu tersenyum lagi dan mulai mengiris ibu jari tangan kanan Fani. Fani hanya bisa memejamkan mata sambil membaca doa-doa kepada Tuhan.
Wahyu masuk lagi dan menatap Fani. kemudian ia berjongkok di samping Fani yang sudah tergeletak lemas.
setelah meninju muka Fani, Wahyu pergi ke mobilnya, membuka bagasi, dan mengambil pisau dapur.
lengan dan kaki Fani sudah penuh dengan sayatan dan darah. Wahyu tertawa lalu meninju muka Fani hingga memar biru gelap menghiasi muka Fani.
"aku tidak jahat, aku hanya menyayangimu. dan inilah caraku menyayangimu." kata Wahyu sambil mengelus kepala Fani.
dia menyayat-nyayat lengan Fani sampai darah menetes-netes di lantai. air mata Fani semakin deras.
setelah puas menyalurkan hasratnya, Wahyu memakaikan baju Fani lagi. kemudian Wahyu tersenyum dingin dan mengeluarkan pisau lipat.
setelah itu Wahyu melucuti seluruh pakaian Fani, kemudian memerkosanya. Fani tidak berdaya, dia hanya bisa menangis.
saat itu jam menunjukkan pukul 8 malam. Wahyu mengikat tangan dan kaki Fani, dan melakban mulutnya agar diam.
apa daya, disaat yg sama handphone Raka sedang lowbatt dan mati, jadi dia tidak tahu bahwa Fani dalam bahaya.
saat Wahyu lengah, Fani mengsms Raka. menyebutkan apa yg terjadi dan menyuruhnya segera menyelamatkan dirinya.
Wahyu membawanya ke sebuah rumah kosong. disitu Wahyu melampiaskan seluruh emosi dan perasaan yg ia pendam kepada Fani.
Wahyu mencengkeram lengan Fani, lalu menyeretnya paksa menuju mobilnya. Fani meronta, tapi Wahyu tenaganya jauh lebih kuat.
-c- SAMA COWOK LEMAH BAJINGAN KAYAK DIA!?" dada Wahyu naik turun karena emosi yang menguasainya. nyali Fani pun ciut, kemudian Fani terisak.
mendengar respon Fani, amarah Wahyu menggelegak. "RAKA GA ADA APA-APANYA DIBANDING GUE! GUE LEBIH HEBAT DARI RAKA, KENAPA LO MASIH MAU -c-
Wahyu menyatakan perasaannya, bahwa ia menyukai Fani. Fani hanya berkata "Raka, Wahyu, Raka. gue punya Raka. gue sayang Raka."
ternyata Wahyu membawa Fani ke sebuah kafe. singkat cerita, Wahyu mengajak Fani makan malam. tak sekadar dinner, tapi candle light dinner.
"enak aja. gue mau ngajak lo ke satu tempat, ikut ya." "kemana? ga jauh kan?" tanya Fani. "nggak terlalu, pokoknya ikut aja."
tidak seperti biasanya, hari ini Wahyu banyak tersenyum saat mengantar Fani. "lo kenapa? kesambet lo ya senyum mulu." canda Fani.
Wahyu menjemput Fani di gerbang kampus, kemudian segera mengantarnya pulang.
suatu hari Raka kembali tidak bisa mengantar Fani pulang. Raka pun mengontak Wahyu untuk mengantar Fani.
hari-hari pun berlalu. kalau Raka tidak bisa mengantar Fani pulang, Raka akan menitipkan Fani pada Wahyu (setelah mendengar cerita Fani).
"iya sama2x. gausah, Fan. gue mau langsung aja." Wahyu menolak dengan halus, kemudian langsung melesat meninggalkan rumah Fani.
mereka pun melanjutkan perjalanan dalam diam. akhirnya mereka sampai di rumah Fani. "makasih banyak ya, yu. mau mampir dulu?" tawar Fani.
Fani tersenyum lebar mendengar perkataan Wahyu. "makasih yu, amin amin." katanya.
Wahyu hanya diam mendengar jawaban Fani. lalu dengan suara pelan ia berkata "oh, congrats kalo gitu. langgeng ya."
"gue sama Raka? baik-baik aja. lebih dari baik, malah." Fani tertawa lagi sambil membayangkan apa saja yg sudah ia lalui bersama Raka.
"lo sama Raka gimana?" tanya Wahyu dengan mimik serius. dia melirik Fani melalui spion. Fani langsung tersenyum sumringah.
"Fan, gue boleh nanya?" tanya Wahyu. "perasaan daritadi lo yg nanya mulu hahaha. oke, apaan?" Fani tertawa.
kemudian Wahyu segera menaiki mobilnya dan meluncur menuju rumah Fani. sepanjang perjalanan mereka membicarakan banyak hal.
"gausah, gue belakang aja." Fani segera membuka pintu belakang mobil dan duduk manis di jok. Wahyu hanya pasrah.
Wahyu membukakan pintu depan untuk Fani, tapi Fani menolak. "gue duduk di belakang aja, yu." "udah depan aja, Fan." Wahyu sedikit memaksa.
"makasih ya, yu. maaf kalo ngerepotin." kata Fani. "kaku amat, santai aja." Wahyu tergelak.
"ayolah, gapapa. kayak baru kenal gue aja." Wahyu masih gencar menawarkan jasanya. setelah terdiam agak lama, Fani mengiyakan.
si pengendara bernama Wahyu yg merupakan teman Fani. "oh, yuk gue anterin pulang." Wahyu menawarkan diri. "gausah, makasih." tolak Fani.
"sendirian aja, Fan. Raka kemana?" tanya si pengendara. "eh, elo ternyata. dia pulangnya malem, yu." jawab Fani.
mobil itu membunyikan klakson hingga membuat Fani menoleh. si pengendara mobil menurunkan jendela mobilnya dan menjulurkan kepalanya keluar.
Fani pun pulang menggunakan angkutan umum. saat berada di jalan besar yg akan menuju rumahnya, sebuah mobil membuntutinya.
suatu hari, Raka tidak bisa mengantar Fani pulang karena masih ada beberapa urusan yg membuat Raka harus pulang larut malam.
menghancurkan hubungan mereka kelak.
sebulan berlalu, Fani dan Raka masih menjadi pasangan, bahkan semakin mesra. tapi, mereka tidak tahu apa yg akan menghadang, bahkan -c-
oh, ya. Raka dan Fani ini berada di satu universitas yg sama. Raka di Fakultas Kedokteran, Fani di Fakultas Psikologi.
Raka memutuskan untuk menjadikan Fani sebagai pacarnya setelah melalui pendekatan yg agak lama. beruntungnya Raka, Fani mau menjadi pacarnya
Raka merasa bahwa Fani-lah orang yang selama ini dia cari, belahan jiwa yang diberikan Tuhan padanya.
namanya Fani. gadis ceria yang telah membuat Raka jatuh hati dengan senyum dan tingkah lakunya.
[disclaimer: cerita ini buatan gua sendiri, maaf kalo gabagus.]
oke, judul ceritanya 'kenangan manis'. *galau mendadak*
-end-
ia menderita cacat permanen karena kesemua jarinya telah dipotong Wahyu.
setelah sampai rumah sakit, Raka segera menggendong Fani menuju UGD. singkat cerita, Fani berhasil diselamatkan, walaupun....
-c- tolong banget, Fani. aku sayang kamu." lalu ia segera menstarter mobilnya dan menuju rumah sakit terdekat.
kemudian ia membaringkan Fani di jok belakang dan berbisik "Fani sayang, bertahanlah. tolong jaga jantung kamu agar terus berdetak. -c-
api berkobar di depan rumah itu, membakar mayat Wahyu. Raka membopong Fani keluar melalui pintu belakang rumah itu dan bergegas menuju mobil
Raka memeriksa denyut nadi Fani dan ternyata masih berdenyut walau hampir tidak terasa. Raka mencium kening Fani dan membopongnya.
air mata menetes dari mata Raka melihat kondisi Fani. ia menepuk-nepuk pipi Fani, berusaha menyadarkannya.
lalu Raka menyiram bensin di sekujur potongan mayat Wahyu dan membakarnya. kemudian ia bergegas masuk dan melepas ikatan Fani.
kemudian ia menemukan bensin di garasi rumah kosong itu dan korek api di kantong celananya. lalu Raka membawa potongan tubuh Wahyu keluar.
setelah selesai, Raka mencari-cari apapun yang bisa ia gunakan untuk memusnahkan mayat Wahyu. ia muak melihatnya.
jantung yg sudah tidak berdetak lagi itu diinjaknya hingga memuncratkan darah yg belum sempat terpompa.
belum puas, Raka merobek perut Wahyu dan mengeluarkan isinya. lalu dia merogoh tubuh Wahyu hingga mendapatkan jantungnya.
lalu Raka memotong-motong tangan, kaki, dan badan Wahyu menjadi 13 bagian.
kemudian Raka menusuk pipi Wahyu hingga tembus ke pipi sebelahnya. setelah itu Raka memotong leher Wahyu hingga kepalanya putus.
setelah itu, Raka menusuk kedua mata Wahyu dan mencongkel kedua bola matanya. lalu Raka menginjak kedua bola mata itu hingga pecah.
Raka mengiris pergelangan tangan Wahyu hingga darah memuncrat kemana-mana. Wahyu menggelepar, kemudian dia tak bergerak lagi.
"Fani sayang, aku bakal bikin cowok ini lebih menderita dari kamu." kata Raka ke Fani.
Raka menikam tubuh Wahyu hingga 27 kali, tapi anehnya Wahyu belum mati. Raka kemudian menggeret Wahyu ke depan, ke hadapan Fany.
Wahyu melotot dan berusaha memberontak, tapi kemudian Wahyu lemas dan badannya merosot ke lantai. dengan tenang Raka menikam tubuh Wahyu.
"lo akan mendapat apa yang seharusnya lo dapatkan, bahkan lo akan dapat bonus." bisik Raka dengan tenang di telinga Wahyu.
Raka melihat Wahyu berada di kamar mandi, dan langsung menjambak kepala Wahyu dan menusukkan pisau ke tenggorokan Wahyu.
Raka kemudian mengambil pisau dapur yang tergeletak di samping Fani, kemudian ia mencari Wahyu di seluruh penjuru rumah.
singkat cerita, Raka sudah sampai di rumah kosong itu dan menemukan Fani yg pingsan bermandikan darah.
alangkah terkejutnya Raka saat membaca sms dari Fani. kemudian ia segera melesat menuju lokasi yg ditunjukkan Fani lewat sms.
Raka mencolokkan charger ke stop kontak dan mencharge hapenya, lalu ia menyalakan hapenya dan muncul satu pesan singkat.
jam menunjukkan pukul 21:50. Raka telah selesai dengan urusannya di kampus dan segera menuju rumah. ia tak sabar ingin menelepon Fani.
Wahyu menyeringai puas melihat Fani yg memejamkan matanya. kemudian ia pergi ke kamar mandi di rumah kosong itu untuk mencuci jemari Fani.
Fani hanya bisa diam. dia telah kehilangan banyak darah. bahkan tambang yg digunakan untuk mengikat tangannya menjadi merah karena darah.
darah Fani menggenang, Wahyu tertawa lagi. dia mengambil jari2x Fani yg putus kemudian mengantonginya.
darah pun menggenang di sekitar Fani. kemudian Wahyu pindah ke sisi kiri Fani dan melakukan hal yg sama hingga kesepuluh jemari Fani putus.
setelah ibu jari Fani putus, Wahyu mengiris telunjuk kanan Fani, begitu seterusnya hingga jemari tangan kanan Fani tinggal setengah.
Wahyu tersenyum lagi dan mulai mengiris ibu jari tangan kanan Fani. Fani hanya bisa memejamkan mata sambil membaca doa-doa kepada Tuhan.
Wahyu masuk lagi dan menatap Fani. kemudian ia berjongkok di samping Fani yang sudah tergeletak lemas.
setelah meninju muka Fani, Wahyu pergi ke mobilnya, membuka bagasi, dan mengambil pisau dapur.
lengan dan kaki Fani sudah penuh dengan sayatan dan darah. Wahyu tertawa lalu meninju muka Fani hingga memar biru gelap menghiasi muka Fani.
"aku tidak jahat, aku hanya menyayangimu. dan inilah caraku menyayangimu." kata Wahyu sambil mengelus kepala Fani.
dia menyayat-nyayat lengan Fani sampai darah menetes-netes di lantai. air mata Fani semakin deras.
setelah puas menyalurkan hasratnya, Wahyu memakaikan baju Fani lagi. kemudian Wahyu tersenyum dingin dan mengeluarkan pisau lipat.
setelah itu Wahyu melucuti seluruh pakaian Fani, kemudian memerkosanya. Fani tidak berdaya, dia hanya bisa menangis.
saat itu jam menunjukkan pukul 8 malam. Wahyu mengikat tangan dan kaki Fani, dan melakban mulutnya agar diam.
apa daya, disaat yg sama handphone Raka sedang lowbatt dan mati, jadi dia tidak tahu bahwa Fani dalam bahaya.
saat Wahyu lengah, Fani mengsms Raka. menyebutkan apa yg terjadi dan menyuruhnya segera menyelamatkan dirinya.
Wahyu membawanya ke sebuah rumah kosong. disitu Wahyu melampiaskan seluruh emosi dan perasaan yg ia pendam kepada Fani.
Wahyu mencengkeram lengan Fani, lalu menyeretnya paksa menuju mobilnya. Fani meronta, tapi Wahyu tenaganya jauh lebih kuat.
-c- SAMA COWOK LEMAH BAJINGAN KAYAK DIA!?" dada Wahyu naik turun karena emosi yang menguasainya. nyali Fani pun ciut, kemudian Fani terisak.
mendengar respon Fani, amarah Wahyu menggelegak. "RAKA GA ADA APA-APANYA DIBANDING GUE! GUE LEBIH HEBAT DARI RAKA, KENAPA LO MASIH MAU -c-
Wahyu menyatakan perasaannya, bahwa ia menyukai Fani. Fani hanya berkata "Raka, Wahyu, Raka. gue punya Raka. gue sayang Raka."
ternyata Wahyu membawa Fani ke sebuah kafe. singkat cerita, Wahyu mengajak Fani makan malam. tak sekadar dinner, tapi candle light dinner.
"enak aja. gue mau ngajak lo ke satu tempat, ikut ya." "kemana? ga jauh kan?" tanya Fani. "nggak terlalu, pokoknya ikut aja."
tidak seperti biasanya, hari ini Wahyu banyak tersenyum saat mengantar Fani. "lo kenapa? kesambet lo ya senyum mulu." canda Fani.
Wahyu menjemput Fani di gerbang kampus, kemudian segera mengantarnya pulang.
suatu hari Raka kembali tidak bisa mengantar Fani pulang. Raka pun mengontak Wahyu untuk mengantar Fani.
hari-hari pun berlalu. kalau Raka tidak bisa mengantar Fani pulang, Raka akan menitipkan Fani pada Wahyu (setelah mendengar cerita Fani).
"iya sama2x. gausah, Fan. gue mau langsung aja." Wahyu menolak dengan halus, kemudian langsung melesat meninggalkan rumah Fani.
mereka pun melanjutkan perjalanan dalam diam. akhirnya mereka sampai di rumah Fani. "makasih banyak ya, yu. mau mampir dulu?" tawar Fani.
Fani tersenyum lebar mendengar perkataan Wahyu. "makasih yu, amin amin." katanya.
Wahyu hanya diam mendengar jawaban Fani. lalu dengan suara pelan ia berkata "oh, congrats kalo gitu. langgeng ya."
"gue sama Raka? baik-baik aja. lebih dari baik, malah." Fani tertawa lagi sambil membayangkan apa saja yg sudah ia lalui bersama Raka.
"lo sama Raka gimana?" tanya Wahyu dengan mimik serius. dia melirik Fani melalui spion. Fani langsung tersenyum sumringah.
"Fan, gue boleh nanya?" tanya Wahyu. "perasaan daritadi lo yg nanya mulu hahaha. oke, apaan?" Fani tertawa.
kemudian Wahyu segera menaiki mobilnya dan meluncur menuju rumah Fani. sepanjang perjalanan mereka membicarakan banyak hal.
"gausah, gue belakang aja." Fani segera membuka pintu belakang mobil dan duduk manis di jok. Wahyu hanya pasrah.
Wahyu membukakan pintu depan untuk Fani, tapi Fani menolak. "gue duduk di belakang aja, yu." "udah depan aja, Fan." Wahyu sedikit memaksa.
"makasih ya, yu. maaf kalo ngerepotin." kata Fani. "kaku amat, santai aja." Wahyu tergelak.
"ayolah, gapapa. kayak baru kenal gue aja." Wahyu masih gencar menawarkan jasanya. setelah terdiam agak lama, Fani mengiyakan.
si pengendara bernama Wahyu yg merupakan teman Fani. "oh, yuk gue anterin pulang." Wahyu menawarkan diri. "gausah, makasih." tolak Fani.
"sendirian aja, Fan. Raka kemana?" tanya si pengendara. "eh, elo ternyata. dia pulangnya malem, yu." jawab Fani.
mobil itu membunyikan klakson hingga membuat Fani menoleh. si pengendara mobil menurunkan jendela mobilnya dan menjulurkan kepalanya keluar.
Fani pun pulang menggunakan angkutan umum. saat berada di jalan besar yg akan menuju rumahnya, sebuah mobil membuntutinya.
suatu hari, Raka tidak bisa mengantar Fani pulang karena masih ada beberapa urusan yg membuat Raka harus pulang larut malam.
menghancurkan hubungan mereka kelak.
sebulan berlalu, Fani dan Raka masih menjadi pasangan, bahkan semakin mesra. tapi, mereka tidak tahu apa yg akan menghadang, bahkan -c-
oh, ya. Raka dan Fani ini berada di satu universitas yg sama. Raka di Fakultas Kedokteran, Fani di Fakultas Psikologi.
Raka memutuskan untuk menjadikan Fani sebagai pacarnya setelah melalui pendekatan yg agak lama. beruntungnya Raka, Fani mau menjadi pacarnya
Raka merasa bahwa Fani-lah orang yang selama ini dia cari, belahan jiwa yang diberikan Tuhan padanya.
namanya Fani. gadis ceria yang telah membuat Raka jatuh hati dengan senyum dan tingkah lakunya.
[disclaimer: cerita ini buatan gua sendiri, maaf kalo gabagus.]
oke, judul ceritanya 'kenangan manis'. *galau mendadak*