HISTORY

Author : Sulli @ssulssulfx

Genre : Fantasy, Friendship

One Shoot Fanfiction

______

“LET’S LOVE!!” Teriak sekumpulan orang sambil mengangkat tangan mereka. Wajah mereka terlihat lesu namun masih bisa terlihat senyum-senyum kepuasan setelah mendengar teriakan histeris dari wanita-wanita remaja yang berada di luar.

“Tao hyung!” Teriak seseorang yang berkulit putih bersih menghampiri orang yang ia teriaki, “Ayo, gunakan kemampuan mengontrol waktumu! Aku ingin kembali ke panggung.”

“Baiklah.” Katanya sambil mengeluarkan jam antik dari sakunya dan memutar-mutar ujung jam tersebut.

“Kalian sedang apa?” Tanya seseorang yang baru menghampiri dua orang yang sedang sibuk mengotak-atik jam antik tersebut.

“Aku menyuruh Tao hyung untuk mengontrol waktu, aku ingin kembali ke 2 jam yang lalu.” Jawab laki-laki berkulit putih itu polos

“Bodoh sekali..” Ia mencibir, “Baiklah, kalau bisa coba atur waktunya supaya aku bisa tidur lama.”

“Ah, sepertinya jam ini sudah rusak. Sehuna, aku tidak bisa mengatur waktunya.” Ucap Tao santai sambil memasukkan jam antik tersebut ke dalam saku celananya.

“Mereka terlalu terobsesi kekuatannya..” Ucap member yang lain sambil terkekeh pelan

“Aku mau tidur sebentar, ya. Sehuna, bangunkan aku kalau manager sudah tiba.” Ucap lelaki itu sambil menyandarkan punggungnya di sebuah sofa.

“Shireo..” Ucap Sehun santai sambil menghampiri kumpulan orang-orang lainnya.

***

KAI’S POINT OF VIEW

Samar-samar ku dengar suara keributan, ada yang tertawa ada pula yang bersenandung dengan pelan. Aku membuka mataku yang sepertinya sudah dipejamkan selama kurang lebih 4 jam. Dimana aku sekarang? Perlahan ku fokuskan pandanganku ke ruangan yang bergerak dengan kecepatan sedang. Oh, aku sudah di mobil. Mungkin aku tidur sambil berjalan, atau mungkin manager dan member lainnya sudah membawaku ke mobil.

“Kau sudah bangun?” Tanya Suho

Aku mengangguk, “Siapa yang membawaku ke sini?”

“Tidak ada.” Jawabnya santai, “Kau menggunakan teleportasimu sendiri.”

Aku menggaruk kepalaku, “Teleportasi?”

Mobil yang kami naiki pun berhenti di depan rumah bertingkat yang sudah sangat tidak asing lagi bagi kami. Dengan sigap semua orang yang awalnya merasa lesu di dalam mobilpun keluar dengan cepat dan berlari memasuki dorm. Beberapa orang langsung membaringkan tubuhnya di ruang istirahat sambil menyalakan TV. Aku berjalan terhuyung-huyung mengikuti mereka yang berlari bagaikan ikan teri yang di kejar ikan paus. Aku duduk di sofa dengan keadaan masih setengah sadar.

“Nyalakan TVnya, siapa tahu ada liputan konser kita.” Ucap Chanyeol dari dapur dengan suara bassnya

Suara TV terdengar amat buruk, sepertinya antenna TV terganggu. Sehingga menyebabkan ribuan semut kecil saling berinteraksi di dalam TV.

“Sehunah! Coba ke atas dan benarkan antenanya.” Teriak Suho

“Aish, hyung! Shireooooo…” Ucapnya bermalas-malasan, “Suruh saja Kris hyung. Dia bisa terbang, aku membutuhkan waktu lama untuk naik ke atas dengan kekuatanku.”

Aku menjadi bingung sendiri. Sebenarnya apa yang sedang mereka bicarakan? Apa bisa kekuatan yang hanya menjadi sebuah lambang tiba-tiba menjadi nyata? Mungkin aku masih tidur dan ini bagian dari mimpiku.

“Kris masih dalam perjalanan menuju ke sini.” Ucap Suho, “Tadi ku dengar Luhan ingin menonton film horror terbaru.”

Mendengar ucapan tersebut dengan sigap Sehun berjalan keluar dorm. Setelah lima menit berlalu, terdengar suara dentuman yang cukup keras dari atas dorm. Refleks, semua orang yang ada di dalam dorm keluar dan memeriksa keadaan Sehun yang ada di atas.

“Sehun!” Teriak Baekhyun

Tidak ada yang menyaut

“Sehunaaah!!!” Aku ikut berteriak

“Bagaimana ini? Jangan-jangan dia tersengat aliran listrik dari antena?” Ucap D.O terlihat khawatir

“Sehunaaah!! Apa kau baik-baik saja?” Teriak Chanyeol

“Coba, seseorang cek ke atas!” Perintah Suho sambil menunjukkan wajah khawatirnya

Dengan sigap, Chanyeol mengambil tangga yang ada di sudut dorm. Ia memanjat dengan cepat ke atas dorm. Sampai akhirnya orang-orang yang sedang memicingkan mata untuk melihat ke atas tidak bisa melihat Chanyeol lagi.

“Bagaimana keadaannya?” Aku berteriak

“Tidak ada siapapun!!” Chanyeol mencoba turun dengan perlahan sampai ia memijakkan kakinya ke tanah dan berdiri dengan nafas tersengal-sengal di depan kami semua, “Sehun tidak ada..” Ucap Chanyeol pasrah

“Mana mungkin bisa?” Suho berpikir dengan keras

“Tapi…”

“Tapi apa?” Member lain bersahutan

“Aku menemukan ini..” Chanyeol mengeluarkan secarik kertas coklat yang disobek dengan tidak rapi

“141 161411121” Aku membaca deretean angka tersebut yang ditulis tidak rapi pada kertas coklat itu, “ Maksudnya apa?”

“Apa ini sebuah kode?” Tanya Baekhyun

“Cepat hubungi member M lainnya, kita harus segera berdiskusi.”

***

Keributan di dalam dorm masih terdengar sejak 1 jam yang lalu. Sehun belum juga kembali sedangkan yang lainnya masih sibuk memperdebatkan kejadian yang melibatkan hilangnya Sehun. Bahkan aku sendiri masih bingung tentang apa yang terjadi kali ini. Ini semua tidak nyata, kan?

“Fokus, Luhan. Pikirkan dengan baik..” Ucap Kris

“Aku..” Luhan memejamkan matanya sambil menaruh tangan kanan di dadanya, “Sehun ada di suatu tempat yang gelap.”

“Gelap? Apa dia di gudang ?” Potong Chanyeol

“Diam!” Bentak Suho, “Teruskan, Luhan.”

“Aku yakin dia pasti kembali, namun dia harus melakukan beberapa hal terlebih dahulu.” Jelas Luhan yang perlahan membuka matanya

“Apa mungkin Sehun dengan tidak sengaja membuat kesalahan dengan kekuatannya? Mungkin saja dia terpental karena terlalu kuat memakai kekuatan anginnya.” Ujar Chen polos

“Bodoh.” Kataku

Luhan mengambil kertas coklat yang tergeletak di tengah-tengah kami yang sedang berdiskusi. Ia mencermati deretan angka tersebut kurang lebih 5 menit lamanya. Sampai akhirnya, matanya mengeluarkan cahaya ketertarikan pada kertas tersebut.

“Apa Luhan? Apa yang kau tahu?” Tanya Tao

“Ada padaku.” Ucap Luhan

“Apa?”

“Ada padaku.” Ulang Luhan, “Arti angka tersebut adalah ‘Ada Padaku’.”

“Apa maksudnya? Aku tidak mengerti!” Tanyaku mulai frustasi

“Sehun berada dengan seseorang. Akan ku bunuh orang itu jika aku tahu siapa.” Ucap Luhan dengan mata memerah

“Baiklah, semua orang sudah bekerja keras hari ini. Kita tunggu petunjuk selanjutnya. Pastikan jangan ada yang terpisah dan tetap perhatikan sekeliling kalian.” Kata Suho sambil berdiri dan masuk ke ruangannya.

“Aku yakin, Suho hyung sedikit senang karena kamarnya menjadi sedikit lebih luas. Hehehe..” Bisik Chanyeol pada Baekhyun

“Aku tidak berpikir seperti itu.” Suho menyaut dari dalam kamar

                Malam itu semua orang pergi tidur. Namun, aku sendiri malah tidak bisa tidur sama sekali. Aku masih bingung kejadian hari ini. Mengapa tiba-tiba aku menggunakan teleportasiku ? Dan mengapa Sehun menghilang? Aku benar-benar tidak bisa tidur dan kebingungan. Aku berjalan keluar kamar dan berjalan menuju halaman belakang dorm. Keadaan sangat sepi, hanya lampu-lampu kecil yang menerangi. Bahkan bintangpun tidak terlihat. Aku duduk di bangku halaman dorm sambil memandangi jalanan yang sepi. Sebelumnya aku tidak pernah seberani ini, terkadang aku masih meminta D.O untuk mengantarku ke dapur.

Deretan angka yang ternyata menyembunyikan arti tersebut sangatlah membuat ku sedikit curiga. “Ada Padaku.” apa sebenarnya yang tersembunyi dari kalimat tersebut? Apa mungkin jika aku yang ada di atas dorm juga akan ikut hilang? Sebenarnya apa yang ada di sana?

Aku mencoba menghapuskan segala rasa penasaranku dengan berjalan ke bagian depan dorm dan menyeret tangga yang tergeletak di sudut dorm. Apa aku harus memeriksanya juga? Kalau aku ikut hilang bagaimana? Tapi, Chanyeol hyung sudah mencobanya tapi dia tidak apa-apa. Aku tetap meyakinkan diri untuk memanjat ke atas, ku berdirikan tangga tersebut sampai ke posisi yang pas. Satu langkah, dua langkah, dan langkah ke lima aku berhenti. Seseorang memanggil namaku.

“Kai.”

Aku antara berani dan tidak berani untuk menoleh kebelakang, jika ini mimpi pasti aku akan segera bangun jika melihat bagian yang menyeramkan. Ku beranikan diri untuk menoleh ke bawah. Ku lihat Luhan hyung sedang menggaruk kepalanya dan memicingkan matanya ke arahku.

“Kau tidak perlu naik tangga. Untuk apa kau punya kekuatan teleportasi, tetapi kau masih perlu bersusah payah untuk menuju suatu tempat yang kau inginkan?”

Aku berusaha turun dari tangga.

“Bahkan kau bisa langsung sampai sini tanpa bersusah payah untuk menuruni tangga itu.” Luhan hyung masih terus mengoceh sampai aku tiba tepat di depannya

“Apa maksudmu? Kenapa kau tiba-tiba mengetahui aku ada di sini?” Tanya ku

“Aku tahu. Selalu tahu.” Ucapnya sambil menepuk-nepuk dadanya

“Hyung, aku masih bingung.”

“Bingung?”

“Sebenarnya apa yang terjadi?” Tanyaku

“Semuanya..normal-normal saja.” Jawabnya santai

“Maksudku, mengapa kita bisa menggunakan kekuatan kita?” Tanyaku masih kebingungan

“Jonginah..” Luhan hyung menepuk pundakku, “Semua ini adalah nyata. Aku tahu, hal itu yang intinya pasti akan kau tanyakan. Tidak ada yang salah, mungkin ada sesuatu yang janggal yang menyebabkan hilangnya Sehun. Kita akan cari tahu semuanya.”

“Apakah itu salah satu kekuatanmu? Itu telepati mu? Ini benar-benar nyata? Itu sebabnya mengapa kau bisa tahu isi hati dan perasaanku? Itu sebabnya kau bisa tahu di mana aku berada dan di mana Sehun berada?” Ucapku bodoh

Ia mengangguk, “Kau ingin tahu kekuatanmu?”

Aku tidak menjawab

“Pejamkan matamu dan pikirkan suatu tempat.”

Aku mengikuti perintahnya dan membayangkan hangatnya ruanganku sendiri dengan lampu sederhana yang menyala dengan terang. Warna cat yang cukup cerah juga perlengkapan konser yang tergeletak di sana sini. Aku membuka mataku perlahan. Tepat sekali, aku sudah berdiri di tempat yang ku bayangkan. Ku lihat pintu ruanganku terbuka perlahan dan nampaklah perawakan kecil Luhan hyung memasuki ruanganku dengan senyum tipisnya.

“Berhasil bukan?” Ia tersenyum padaku dan aku hanya mengangguk

“Hyung, matamu merah sekali.” Ucapku melihat bola matanya yang beda dari sebelumnya.

“Ah ya, aku memaksakan diri untuk bangun dan melihat keadaanmu di luar. Lebih baik kau tidur saja. Tidak baik untukmu berkeliaran tengah malam dan mengganggu suasana hatiku yang sedang ingin istirahat. Kau tahu?” Ia mengisyaratkan kekuatannya pada ku. Aku mengerti dan segera menutup pintu ruangan dan mencoba tidur dengan keadaan yang masih diselimuti rasa tidak percaya atas kejadian yang menimpa akhir-akhir ini.

Esok paginya keadaan dorm mulai normal seperti biasanya. Beberapa member ada yang masih bermalas-malasan di depan TV, ada pula yang sudah menyantap sarapan, dan ada pula yang masih berguling-gulingan di atas kasur mereka. Aku yang sedari tadi menahan keinginan untuk pergi ke toilet pun akhirnya membiarkan diriku sendiri untuk berjalan dan memasuki toilet. Dengan masih keadaan setengah sadar, samar-samar ku lihat cermin yang berubah menjadi warna merah. Apa? Merah? Aku membuka mataku lebar-lebar.

‘TOLONG KAMI’

Begitu isi tulisannya, aku begitu kaget. Ku sentuh tulisan di cermin itu dan sudah mengering. Mungkin ini petunjuk selanjutnya. Aku segera memanggil member yang lain dengan cepat.

“HYUNG!!! KESINI!!! HYUNG CEPATLAH!!!”

Dengan ribut Suho hyung, Kyungsoo hyung, dan Kris hyung masuk ke kamar mandi dan berkumpul tepat di belakangku. Wajah mereka yang awalnya malas-malasan kini berubah menjadi sedikit ketakutan.

“Tidak mungkin! Ini darah…” Ucap Kris sambil menyentuh huruf demi huruf yang tertulis di cermin tersebut.

Ku lihat wajah leader memucat dengan sigap ia keluar dari toilet, “Bangunkan semuanya. Pastikan semuanya berkumpul sekarang juga!”

Aku, Kyungsoo hyung, dan Kris hyung berlari mengikuti leader sambil menggedor-gedor setiap pintu yang ada sambil berteriak-teriak menyuruh penghuni ruangan berukuran 4x5 meter tersebut untuk segera keluar dari ruangan mereka. Orang-orang yang masih linglung dan tidak tahu apa yang terjadi tentu saja kebingungan dan mencoba mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.

“satu, dua, tiga, empat, lima…” Kris hyung menghitung orang-orang yang sudah berkumpul, “Hanya ada Sembilan.” Lanjutnya

“Siapa yang tidak ada?” Tanya Suho hyung

“Hei, lihat! Turun salju!” Teriak Chen sambil menghampiri jendela

“Xiumin dan Luhan.” ucap Lay sambil menundukkan kepalanya

“Di musim hujan seperti ini turun salju? Ini pasti ulah Xiumin.” Ujar Kris

“Tapi dia ada di mana?” Tanya Tao penasaran

Tanpa basa-basi kami berpencar untuk mencari kedua member yang tidak diketahui keberadaannya. Halaman belakang, halaman depan, toilet, ruangan-ruangan, atap dorm, bahkan di bawah kasurpun kami telusuri. Tak ada satu pun dari dua orang itu yang di temukan. Pasrah, kami pun kembali berkumpul di ruang santai.

“Nihil.” Ucap Lay

Semuanya duduk dengan keadaan stress dan kebingungan. Sampai akhirnya seseorang sadar bahwa jumlah member yang kini tersisa jumlahnya sudah menjadi genap. Satu orang telah menghilang kembali, dia adalah Baekhyun hyung. Semua menjadi sangat ketakutan, satu per satu member hilang tanpa jejak. Semuanya terdiam tak ada yang berani untuk angkat bicara. Bahkan kedua leaderpun terlihat amat kesusahan dengan terpancarnya aura negatif dari wajah-wajah mereka.

Pertama, Sehun hilang setelah terdengar suara dentuman keras di atas dorm. Kemudian ditemukan secarik kertas bertuliskan angka-angka yang berarti ‘Ada Padaku’. Kedua, Xiumin dan Luhan hyung hilang dan ditemukannya tulisan dari darah yang mengering di cermin bertuliskan ‘TOLONG KAMI’. Dan ketiga, hilangnya Baekhyun hyung saat sedang mencari Xiumin dan Luhan. Sebenarnya teka-teki macam apa ini? Dan apa tujuannya?

“Semuanya..” Aku angkat bicara, “Seseorang sedang mengincar sesuatu dari kita.”

“Sesuatu?”

“Kekuatan kita.” Aku melanjutkan, “Sehun dengan kekuatan anginnya, Xiumin hyung dengan kekuatan membekukan atau membuat saljunya, Luhan hyung dengan telepatinya dan terakhir Baekhyun hyung dengan cahaya mataharinya.”

“Lalu , kenapa tertulis tulisan semacam itu di cermin? Apakah salah satu dari mereka masih sempat menulis sebelum hilang?” Tanya Chanyeol hyung

“Kemungkinan besar.” Jawab ku, “Yang terpenting adalah saat ini kita tidak boleh berpencar. Kita sudah kehilangan empat orang di saat kita sedang sibuk masing-masing. Kumohon, kali ini sebisa mungkin kita harus tetap diam di satu tempat. Bersama-sama.”

“Tapi, apa hanya dengan diam semuanya akan terpecahkan? Bagaimana dengan empat orang yang hilang?” emosi Chanyeol hyung mulai memuncak

Aku berdiri, “Kita hanya perlu menunggu pentunjuk selanjutnya!” emosiku juga mulai terpancing

“Menunggu? Kau bilang menunggu? Mungkin mereka tidak akan pernah kembali lagi kalau kita hanya diam!” Chanyeol hyung yang tinggi mulai mendorongku ke tembok, reflex yang lain memisahkan kami berdua.

Emosi Chanyeol hyung masih meluap-luap sedangkan yang lainnya berusaha untuk menenangkan karena mereka juga kebingungan tidak tahu apa yang harus mereka lakukan. Di tengah ketegangan dan kebingungan, pintu depan dorm terbuka dan berdirilah seseorang yang membuat kami semua tercengang.

“LUHAN!!!!” Teriak Chen hyung sambil berlari dan memeluknya

Kami semua heboh dan langsung menarik Luhan untuk menyuruhnya segera berbicara. Akhirnya, satu petunjuk datang dan kami siap untuk menghadapi apa yang terjadi sebenarnya.

“Apa yang terjadi?” Tanya Luhan hyung

“Ter..terjadi? mengapa kau bertanya pada kami? Justru apa yang terjadi pada mu dan Xiumin hyung!” Ucap Kyungsoo hyung kebingungan

“Xiumin? Dia kemana? Aku pergi jogging sejak jam 5 pagi.” Kata Luhan hyung santai

“Jangan bercanda!” Teriak Kris

“Sungguh aku tidak bercanda! Apa ada member yang hilang? Xiumin dan Baekhyun hilang?” Tanya Luhan

“Ya, mereka hilang.” Jawabku sambil menatap aneh mata Luhan hyung yang masih kemerahan

Semuanya terdiam, masih kebingungan dan tak tahu arah. Sungguh, ini benar-benar aneh. Luhan hyung tidak seperti biasanya. Aku merasakan aura berbeda dengannya. Dia yang tidak seperti biasanya, matanya merah seperti sudah terkena lada dan perasaannya yang dingin dan tidak begitu peduli akan hilangnya salah satu sahabat sejatinya.

“Apa di luar masih bersalju?” Tanya Lay hyung

“Hanya sekitar dorm yang bersalju, yang lainnya panas.” Ucap Luhan hyung

“Aneh sekali.” Suho hyung menenggelamkan wajahnya di kedua telapak tangannya yang pucat.

“Tapi, tadi aku menemukan secarik kertas putih berisi deretan angka di atas tumpukan salju di depan dorm.” Ucap Luhan, sontak semuanya memberikan perhatian pada Luhan dan kertas putih bersih dengan angka-angka yang ditulis dengan tinta hitam.

-(13 3 15 12 3 12   21 23 6 3 10   22 3 23    3 18 3    15 3 13  21 23 6 16 27 3)

“Sial!” Teriak Tao, “Aku tidak bisa matematika!”

“Ini bukan matematika!” Sanggah Kris, “Ini pasti ada artinya! Seperti kemarin yang Luhan artikan! 1 adalah A, 2 adalah B, dan seterusnya.”

“Mana mungkin ada abjad dari 27!” Ucap Chen lantang

Semua terbenam dalam angka-angka sialan tersebut. Luhan hyung, bahkan belum bisa memecahkan kode tersebut. Hingga larut malam, semuanya masih belum bisa tidur dan bahkan memaksa diri mereka untuk tidak tidur. Mereka semua takut jika semuanya pergi tidur akan ada member yang hilang lagi. Semuanya terlihat lesu dan sangat kelelahan, satu persatu member mencoba meneliti angka-angka tersebut.

“Tanda minus dan tanda kurung ini pasti memiliki arti.” Ucap Lay hyung memecah keheningan

“Minus dan tanda kurung…” Ulang Kris sambil berpikir

“Berapa jumlah tanda kurungnya?” Tanya Suho

“Ada dua.” Jawab Lay

“Coba ku lihat..” Aku mengambil kertas tersebut dan mencoba memikirkan deretan angka yang tidak berubah sama seperti saat pertama menerimanya. Aku baru menyadari ternyata disana ada dua tanda kurung dan satu tanda minus. Jika tanda kurung itu berarti kali dan jumlah tanda kurung ada dua. Kemungkinannya ada dua, angka-angka tersebut di kali dua atau angka-angka tersebut dikurangi dua. Jika dikalikan dengan dua, maka hasilnya akan semakin besar. Jika dikurangi dua kemungkinannya angka tersebut akan menghasilkan sebuah kalimat sama seperti pada petunjuk pertama.

Jika semua angka dikurangi dua, maka hasilnya adalah :

11 1 12 9 1 14     19 21 4 1 8    20 1 21    1 16 1   13 1 11 19 21 4 14 25 1

“SOLVED!!!!” Aku berteriak dengan wajah bersinar-sinar

“Apanya yang terpecahkan? Kau tahu apa arti kode tersebut?” Tanya Suho mengguncang-guncang tubuhku

“Pelan-pelan hyung. Ya, aku sudah mengetahui semuanya.” Jawabku dengan bangga

“Apa?”

“Ayo cepat beritahu!!”

“Jangan ditunda-tunda, Kai!”

“Artinya adalah ‘Kalian sudah tau apa maksudnya’.” Ucapku sedikit lantang

Keadaan menjadi hening, ku rasa mereka belum mengerti apa maksud dari clue kedua ini. ‘Kalian sudah tau apa maksudnya.’ berarti pernyataan kami mengenai tujuan orang yang menculik ke empat member kami adalah untuk mengambil kekuatan mereka dan menggunakannya, yang kedua adalah salah satu member akan hilang jika dia tidak bersama dengan member yang lainnya. Beberapa orang ada yang setuju dengan hipotesaku dan beberapa ada yang masih kebingungan.

“Tetaplah bersama-sama seperti ini.” Ucap Suho hyung

“Tapi, aku mengantuk sekali.” Kata Tao yang sudah setengah menutup matanya

“Bagaimana kalau kita bergantian tidur saja? Tao, Kris, Chen, Luhan dan Kyungsoo tidur duluan. Setelah kalian bangun, itulah waktu bagi orang yang terjaga untuk tidur. Setuju?” Usul Suho hyung

Tanpa mengiyakan atau mentidakkan usulan itu, Tao sudah terlelap. Sedangkan yang lainnya memberikan senyuman tanda terimakasih. Namun, Luhan masih terlihat ragu-ragu untuk tidur tapi rasa kantuknya sudah terpancar dan sulit untuk dibohongi bahwa dia masih kuat untuk tetap membuka matanya.

“Sudahlah, kau tidur saja. Matamu semakin merah.” Ujar Suho hyung

Luhan menutup dan mengusap-usap matanya, “merah? apakah mataku terlihat begitu merah? Aku akan segera tidur.” Ia tertawa dengan kikuk

2 jam berlalu, aku, Suho hyung, Lay hyung dan Chanyeol hyung tetap berusaha untuk menjaga supaya mata tetap terbuka. Sepertinya nyaman sekali melihat kelima orang itu sedang tidur dengan pulasnya. Luhan hyung tidur dengan amat pulasnya, bahkan saat Tao tak sengaja menendang pinggangnya dia masih tidak menyadarinya. Begitu juga dengan Kyungsoo hyung yang tidur dengan mulut terbukanya. Chen hyung yang tidur berlawanan arah dengan yang lainnya masih memiliki kepulasan tersendiri saat tidur.

“Hyung…” Aku mencolek pundak Lay dan yang dicolek hanya berdeham, “Mengapa di cermin itu ditulis dengan darah?”

“Aku khawatir mereka terluka.” Jawab Lay hyung dengan wajah memucat

“Manager hyung tidak dapat di hubungi, ponsel semuanya mati. Tidak ada koneksi internet, sebenarnya bagaimana semua ini bisa terjadi?” Chanyeol hyung mulai mengeluarkan suaranya yang besar

“Bahkan aku tidak ingat sama sekali dengan manager hyung.” Ucap Suho

Di sela-sela obrolan kami terlihat setitik cahaya kecil dari dekat vas bunga yang ditaruh di sebelah Suho hyung duduk sekarang menyala-nyala naik dan turun. Suho hyung yang tanpa perasaan apapun menyentuh cahaya tersebut. Mengejutkan, cahaya tersebut melebar dan meredup. Kami berempat terbelalak. Dalam lingkaran cahaya tersebut tertulis kata-kata dari salju

Annyeong hyung, ini Sehun, Xiumin, Luhan dan Baekhyun

Ku mohon jangan bersuara apapun karena jika kalian bersuara kami akan menghilang

Kalian mungkin belum menyadari apa yang terjadi

Semua adalah salah ku (Sehun)

Dewa Mata Merah sudah mengambil setengah dari kekuatan ku, termasuk milik

Luhan hyung, Xiumin hyung dan Baekhyun hyung

Kekuatan yang kalian lihat ini adalah kekuatan kami yang tersisa

Luhan yang kini ada di sana, bukanlah Luhan yang asli

Ia Dewa Mata Merah, bisa kau lihat mengapa matanya selalu merah

Ia penyihir hitam yang ingin menguasai dunia dengan mengambil kekuatan kita semua

Kita kali ini sudah ada di zona berbeda

Kita bukan ada di dunia lagi

Tubuh kita yang sebenarnya ada di dunia

Time control milik Tao masih teratur dengan baik oleh Tao hyung untuk mengendalikan waktu di dunia

Oleh sebab itu keadaan sangat berbeda

Kami mohon, kalian jangan pernah berpencar karena itulah kesempatan Dewa Mata Merah

untuk menghipnotis korbannya dan mengambil kekuatannya

Kekuatan selanjutnya yang akan diambil terutama adalah milik

Tao, Kai dan Kris

Hanya ada satu kelemahan pada Dewa Mata Merah

Dia memakai kalung berwarna hijau

Disitulah jiwa dan kekuatan kami berempat disimpan

Dan musnahkan dengan menggunakan kekuatan yang kalian punya

Rentetan kalimat yang terbuat dari salju tersebutpun meleleh seiring menciutnya cahaya yang menerangi kalimat tersebut. Lama kelamaan mengecil, mengecil, dan menghilang. Kali ini aku, Chanyeol hyung, Lay hyung, dan Suho hyung berinteraksi hanya melalui tulisan pada secarik kertas.

Suho                      : Kita harus membuat strategi

Lay                         : Bagaimana kita memberitahu yang lainnya?

Kai                          : mari kita lihat kalung tersebut

Chanyeol             : Aku belum sempat memberi masukan

Perlahan-lahan, kami mengendap-endap ke arah Luhan hyung yang tengah tertidur pulas. Semakin dekat, dekat, dan sangat dekat. Ya! Kalung itu terpasang ketat di leher Luhan hyung. Warnanya hijau tua dan sangat indah. Namun di dalamnya ada Sehun, Xiumin, Baekhyun juga Luhan. Aku mengulurkan tanganku untuk menyentuh kalung tersebut.

BRAAAAKKKKK

***

Kai terdorong dengan kuat ke dinding dorm. Luhan dengan ganasnya bangun dan menghampiri Kai dengan penuh kegilaan. Matanya lama kelamaan semakin memerah. Suho, Chanyeol, dan Lay membangunkan semua member yang tengah tertidur. Tanpa basa-basi semua menyiapkan kuda-kuda untuk melawan.

“Luhan hyung! Apa yang kau lakukan?” Teriak Kyungsoo sambil mendekat pada Luhan

Dengan sigap Lay menarik tangan Kyungsoo, “Jangan mendekat dengannya! Ia bukan Luhan!”

“HAHAHAHA~” Dewa Mata Merah pun tertawa mendengar ucapan Lay, “Ternyata kau sudah tahu aku ini siapa!”

Setiap member terlihat sangat siaga dan begitu emosi. Sampai-sampai dengan penuh amarah, Chanyeol mengeluarkan kekuatan apinya hingga membakar setengah ruangan yang sedang mereka tempati. Dewa Mata Merah yang memakai jiwa Luhan berubah menjadi angin dan menghilang. Sedangkan orang-orang yang masih terdiam di dalam ruangan berlarian menuju halaman depan dorm.

“Dia terlalu kuat!” Ucap Suho, “Kita harus bekerja sama untuk mengeluarkan Sehun, Xiumin, Baekhyun, dan Luhan. Pastikan kalian menghancurkan kalung berwarna hijau yang ada di lehernya.”

“Bagaimana kalau mereka terluka?” Tanya Tao

“Kita harus berkorban! Kerahkan saja semuanya yang ada pada diri kalian!” Teriak Suho sambil mendekati parit yang ada di sebelah utara halaman dorm.

Turun salju ditengah-tengah kegelapan malam yang lama kelamaan berubah menjadi sosok Luhan bermata merah. Ia menyeringai dengan ganas dan terkepung diantara kedelapan lelaki yang tengah menyiapkan kuda-kudanya.

“Kalian tidak akan berhasil melawanku.” Ucapnya santai sambil menyunggingkan senyum kelicikan dibibir Luhan, “Aku sudah memiliki 88% kekuatan dari keempat kawan kalian. Ditambah kekuatan sihirku. Aku akan dengan mudah mengalahkan kalian hanya de……..”

WUUUSSSSHHHHH

BRUUUGG

Tao menendang perawakan Luhan tersebut hingga terguling. Ia hanya tersenyum dan mencoba bangkit dengan kekuatan angin milik Sehun yang sudah ia curi. Semuanya menjadi siap siaga, dengan cepat Dewa Mata Merah itupun membekukan seluruh halaman dorm. Semua orang terjebak dan tidak dapat bergerak. Namun sayang, Tao terpegang oleh Dewa Mata Merah tersebut. Pundaknya dipegang dengan erat oleh Dewa Mata Merah dan kekuatannya ditransfer melalui kalung yang ia tempelkan ke kening Tao. Tao pun tergeletak tak berdaya.

“Apa yang akan kalian lakukan sekarang?” Ia memainkan jemari-jemarinya

“CHANYEOL!!!!! CHEN!!!!” Teriak Kris

Chanyeol dan Chen memejamkan mata mereka selama tiga detik, api keluar dengan kuat dari badan Chanyeol dan mengenai bagian badan Chanyeol yang menyebabkan ia tidak dapat bangun dan tergeletak di atas tanah halaman. Saat yang bersamaan pula petir menyambar halaman dorm dengan kuat dan membantu melelehkan semua es. Dengan sigap, Lay berlari kearah Chanyeol dan menggunakan kemampuan menyembuhkannya. Dengan tenang Lay mengeluarkan cahaya putih dari tangannya dan mengusapkan cahaya tersebut pada luka bakar Chanyeol.

Yang lainnya tidak hanya diam. Suho mengendalikan air dan membuat pedang untuk menyayat Dewa Mata Merah dengan cepat. Pedang air mengenai lengan dan membuat sayatan pada lengan Luhan yang dikendalikan oleh Dewa Mata Merah. Dewa Mata Merah terus melawan dan mempertahankan dirinya dengan menggunakan kekuatan milik Sehun. Ia membuat angin topan yang amat besar. Kai berlari sambil menarik tangan orang-orang yang ada di sana dan membawa mereka ke suatu tempat yang gersang, berdebu, dan amat panas.

“Apa kau tidak bisa memilih tempat yang lebih bagus?” Tanya Kyungsoo

“Strategi baru!” Ucap Suho dan mereka berunding bersama-sama untuk menyelamatkan Sehun, Xiumin, Baekhyun, Tao, dan Luhan.

Mereka berunding dengan sangat serius demi menyelamatkan saudara mereka yang tengah di antara batas antara hidup dan mati. Mereka saling berpegangan tangan dan menutup mata mereka sambil berteriak “WE ARE ONE!” dan kembali lagi ke tempat yang sudah tidak karuan.

“Hah, kalian masih mau menantangku?” Kata Dewa Mata Merah sambil menatapi satu persatu orang-orang yang ada di depan mereka.

Kai dan Kris menarik perhatian dari Dewa tersebut dengan berpindah-pindah tempat dan terbang mengelilingi Dewa tersebut. Tentu saja, kekuatan yang paling diinginkannya pasti kekuatan milik Kai dan Kris. Yang lainnya terus berpegangan tangan satu sama lain dan perlahan-lahan mengeluarkan semua kekuatan yang mereka punya. Setengah kekuatan Suho, Kyungsoo, Chanyeol, Lay dan Chen perlahan-lahan menyatu dan membuat lingkaran pelindung yang lama kelamaan membesar. Dewa Mata Merah mulai kewalahan, ia memberhentikan waktu dengan kekuatan Tao yang sudah ia ambil. Namun 7:5 lingkaran yang berisi kekuatan bumi, api, air, petir, kekuatan untuk menyembuhkan, Kai membawa kekuatan tersebut berpindah – pindah dan Kris mengatur semua kekuatan itu dengan menerbangkannya di atas Dewa Mata Merah.

Sedikit demi sedikit cahaya kekuatan yang sudah disatukan semakin besar dan tinggi. Meski bergerak lambat karena waktu tengah dikontrol oleh sang Dewa, namun pergerakan kekuatan ini perlahan tapi pasti. Dewa itu kelabakan, jika ia tetap membiarkan waktu diberhentikan, kekuatan tetap akan bergerak membesar dan menelannya. Jika waktu dikembalikan seperti normal, maka semakin cepat ia akan musnah. Suara bising dari kekuatan yang disatukan semakin terdengar kencang, Dewa Mata Merah sudah tidak bisa menahan pengontrol waktunya. Kekuatan ketujuh orangpun menguasai halaman dorm yang mulai luluh lantak tak beraturan. Suara dentuman sudah tak karuan terdengar dari sana-sini. Ketujuh orang itupun terpental dengan kencang kesegala arah dan mendarat dengan kuat di atas tanah.

Dengan segala sisa tenaga, mereka bangun dan menghampiri sebuah jam antik yang tengah terbakar namun tidak hangus, dan di sebelahnya tergeletak kalung berwarna hijau yang berkelap-kelip terkena pantulan cahaya api dari jam yang dimakan api. Suho menyiram air ke jam tersebut hingga mengepulkan asap. Chen menyambarkan petir pada kalung berwarna hijau tersebut hingga kalungnya terbuka.

***

KAI’S POINT OF VIEW

“Hyung!!!”

“HYUNG!!!!!”

Aku loncat dari sofa dan berdiri dengan keadaan setengah sadar. Ku fokuskan  pandanganku pada perawakan tinggi,putih dan itu “SEHUNAAA!!!” Aku memeluk orang yang tersenyum di depanku

“Wow hyung, ada apa?” Tanya Sehun dengan bingung

“K..kau..ta..tapi..kita...” Aku gagap masih kebingungan mengenai kejadian yang dilalui

Suho hyung datang dan menepuk pundakku, ia berbisik, “sudahlah. Anggap saja semuanya mimpi.”

 “Sehuna!!!” Teriak seorang wanita sambil memberikan kotak kecil berwarna merah dengan pita pink di atasnya. Sehun menerimanya dan mengantungi bingkisan tersebut.

“Semuanya berkumpul dulu!” teriak sang leader, “Mari kita rayakan kesuksesan World Tour kita!!”

Semua orangpun bersorak-sorai dengan bahagia.

“LET’S LOVE!!” Teriak sekumpulan orang sambil mengangkat tangan mereka. Wajah mereka terlihat lesu namun masih bisa terlihat senyum-senyum kepuasan setelah mendengar teriakan histeris dari wanita-wanita remaja yang berada di luar.

“Sehuna, buka bingkisan yang tadi di beri oleh fansmu. Tapi jangan disentuh.” Ujar Luhan

“Sebuah jam antik.” Kata Sehun

“Bakar dan buang benda itu, jangan sampai kita memiliki siklus kehidupan yang sama.” Ujar Kris

“Ayo kita bersiap pulang!” Ucap manager, “Kita makan kimchi malam ini!”

“Ah..kenapa kimchi?”

“Ayo semuanya, masuk ke mobil!!!”

Aku tersenyum dan tak sengaja menginjak secarik kertas coklat, aku mengambil dan membaca isi kertas tersebut

When The skies and the grounds were one legends through there twelve forces nurtured the tree of life. An eye of red forces created the evil which covered the heart of tree of life and the heart slowly grew dry.

To intent an embrace for heart of tree of life, the legends hereby divide the tree in half and hide each side hence time is overturned and space turns askew.

The twelve forces divide into two and create two suns that look alike, into two worlds that seem alike. The legends travel apart. The legends shall now see the same sky but shall stand on different grounds, shall stand on the same ground but shall see different skies. The day the grounds beget a single fault before one sky in two worlds that seem alike, the legends will greet each other. The day the red forces purify and twelve forces reunite into one perfect root – ” A New World Shall Open Up “

_____

Ketulusan, kebersamaan, kekompakkan dan kerjasama akan mengalahkan satu kata kecil bernama keburukkan.

THE END