LOVE LETTER~

Casts                     : Choi Eunsoo as YOU

                                : EXO Baekhyun as himself -Byun Baekhyun-

                                : EXO Kai as himself -Kim Jongin-

                                : IU as herself -Lee Jieun-

                                : MissA Suzy as herself -Bae Suji-

                                : And other cameos you can find it if you read my ff :D

Genre                   : Romance, School life, Teenager

Lenght                  : OneShoot 5.290 words

Rate                       : Halah semua umur dah gua jamin! [?]

Author                  : @WM_ChoiJinri

 

 

 

“Bagaimana? Apa sudah ada respon dari Baekhyun sunbae?”

 

“Aku fikir jawabannya darinya pasti iya. Karena.. lihatlah dirimu Eunsoo kau begitu cantik! Rambutmu terurai panjang dan bersinar juga tinggi badan yang oh! Demi apa sungguh membuatku iri.”

Segelintir kalimat penyemangat dari kedua sahabat yeoja bernama Eunsoo itu melalang lintang tanpa henti dikepalanya. Kalimat itu.. kalimat itu selalu mengganggu fikirannya. Memang, kalimat itu adalah kalimat penyamangat dari kedua sahabatnya. Namun baginya kalimat tersebut adalah kalimat yang bisa saja membuatnya memutuskan urat nadinya kapan saja.

TAKK! TAKK! TAKK!

 

Eunsoo menghentak-hentakkan telunjukknya pada meja belajarnya. Kepalanya ia tenggelamkan pada permukaan meja. Mungkin sudah terhitung satu minggu dia rutin melakukan kegiatan tersebut sepulangnya dari sekolah.

Menunggu telpon dari seseorang.

“Haaahhh!!”

Ia meraung kesal dan mengangkat kepalanya tegak. Dipandangnya ponsel miliknya dengan tatapan nanar namun dibalik itu ada rasa kesal dalam dirinya.

“Sudahlah mungkin aku terlalu berharap” Eunsoo berdiri dari tempatnya duduk, diambil ponselnya lalu membanting tubuhnya pada tempat tidur.

Kembali ditatap ponselnya itu. “Maaf sunbae mungkin aku memang ter....”

DRRRTTT DRRTTTT...

 

Belum selesai ia bercuap, ponselnya tiba-tiba saja bergetar. Dari nomor yang tidak dikenalnya!!

Eo.. Mungkinkah ini Baekhyun sunbae?

Err..

Eunsoo harap iya.

Disentuhnya tombol answer dan seketika itu wajahnya berubah penuh harap. Berharap itu adalah Bakhyun sunbae-nya.

“Yeo..yeoboseyo” Sapa Eunsoo gugup. Tak ada jawaban dari sana. “Yeoboseyo sunbae?” Ulangnya tak berfikir apakah yang menelponnya itu benar-benar Baekhyun sunbae.

“Halo apakah kau benar-benar Choi Eunsoo siswi kelas 11-G?”

Suara namja! Yah ini benar-benar suara seorang namja! Mungkinkah~ mungkinkah ini benar-benar Baekhyun sunbae? Ah tetapi suara namja ini terlalu berat untuk suara Baekhyun sunbae yang sering Eunsoo dengar.

Mungkin karena ini ditelpon, makanya suaranya berbeda. Fikir Eunsoo yang terus berharap namja yang menelponnya benar-benar Baekhyun sunbae.

“Halo? Apa kau masih disana Choi Eunsoo-sshi?” Tanya namja yang Eunsoo fikir adalah Baekhyun.

Eunsoo terhenyak dari lamunan penuh harapnya itu. “I..iya sunbae”

“Sunbae?” Tanya namja disana.

“Ne?” Eunsoo balik bertanya.

“Ah aniya, lupakan saja. Oya soal surat cintamu.. Mhh~ aku terima. Aku akan coba berpacaran denganmu” Ucap namja tersebut dengan logat yah agak bisa dibilang datar.

Kalimat itu, kalimat yang dikeluarkan oleh namja yang entah benar baekhyun atau bukannya tersebut berhasil membuat Eunsoo kalang kabut. Wajahnya seketika berubah matang dan.. dan mulutnya? Yah tentu saja mulutnya terkunci. Dia benar-benar tak tahu harus berkata apa.

“Halo Choi Eunsoo-sshi...”

“....”

“Ah baiklah aku mengerti. Tunggu aku, besok ketika jam istirahat aku akan pergi ke kelasmu. Aku ingin mengobrol denganmu dan tahu lebih banyak tentangmu. Annyeong!”

TUTT TUTT TUTT

 

Sambungan telpon sudah terputus namun Eunsoo dia tetap saja tak bererak sama sekali dari posisi semulanya. Dia masih tak percaya. Mungkinkah ia tengah bermimpi? Mungkinkan dia sudah gila karena seminggu ini menunggu telpon dari Baekhyun? Atau mungkinkah... Ah! Sudahlah jangan fikirkan hal-hal yang menurutmu itu adalah sebuah mimpi atau khayalan, Choi Eunsoo! Yang terpenting sekarang adalah kau sudah resmi menjadi seorang kekasih dari namja bernama Byun Baekhyun itu. Haha tak sia-sia kau menulis nomor telponmu dengan font yang cukup besar di surat cintamu itu.

Esok hari jam istirahat.

“JINCHAAAAAAAAA~!!??”

Teriakan kedua sahabat Eunsoo yang bernama Lee Jieun dan Bae Suji sempurna membuat seisi kelas menatap risih mereka.

“Ya! Pelankan suara kalian!” Tegur Eunsoo -agak- merasa malu.

“Haha kami kan tengah merayakan hari jadianmu dengan Baekhyun sunbae, Soo-ya” jelas Jieun seraya membenarkan letak kacamatanya. Yah yeoja satu ini benar-benar sangat rajin!

“Benarkah itu?! Benarkah itu? Kyaaa~ akhirnya kau mengikuti jejak kami. Tidak jomblo lagi” Suji meremas dengan gemas pipi chubby Eunsoo. Iya benar kini mereka bertiga tidak ada yang jomblo lagi mengingat Suji sudah berpacaran dengan Dongho selama hampir setahun dan Jieun yang baru saja ditembak Wooyoung sunbae tiga bulan yang lalu. Dan kini? Eunsoo pun menyusul mereka!

“Aigoo~ sakit!” Eunsoo menepis tangan Suji. “Hah Suji-ya tenagamu bisa dibilang sama dengan tenaga kuli bangunan ara!” Sambung Eunsoo seraya memegangi pipinya yang yah bisa dibilang sudah -agak- memerah itu.

“Mianhae :3 ” Ucap Suji dengan wajah –sok- imutnya.

“Soo-ya! Ada yang mencarimu!” Teriak salah satu teman sekelas Eunsoo.

“AH! Itu pasti Baekhyun sunbae!” Seru Jieun. “Sana sana pergi! Kami tidak apa kok disini berdua” Suji mendorong tubuh Eunsoo.

“Hey tenanglah! Baik aku pergi, doakan aku yah!” Eunsoo mengepalkan tangan kanannya yang langsung diikuti oleh kedua sahabatnya itu.

Dan berjalan keluar kelas. Dilihatnya sekeliling, tak ada sedikitpun bayangan atau bau [?] dari kehadiran Baekhyun sunbae. Tapi akhirnya ketika Ia berbalik ia dikejutkan dengan kehadiran seorang namja yang tiba-tiba saja sudah berada dihadapannya.

“Annyeong penggemar rahasia” Sapa namja itu kemudian mengeluarkan sesuatu dari saku blazernya. “Caramu menyatakan cinta padaku terlalu spontan memang. Tapi.... aku hargai” Namja itu menatap Eunsoo dengan tatapan matanya yang tajam. Kemudian berbalik dan melangkahkan kedua kakinya.

Namun baru saja langkahnya melangkah, ia terhenti. Berbalik “Ya! Kenapa kau hanya diam saja? Ikut aku. Kita mengobrol, aku belum terlalu mengenalmu ‘nae yeojachingu’!” Namja itu menekan perkataannya pada kalimat nae yeojachingu, membuat Eunsoo sempurna menelan ludahnya karena tegang dan yah takut. Bahkan takut sekali.

=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=

BRUUKK!!

 

Eunsoo membanting tubuhnya keatas kursi kantin lalu menenggelamkan kepalanya pada permukaan meja. Kedua sahabatnya Suji dan Jieun bingung melihat sikap Eunsoo yang tiba-tiba –seperti orang- galau tersebut.

“Hey kenapa denganmu? Bagaimana sesi ‘berbagi info satu sama lain’ nya dengan Baekhyun sunbae? Apa kau merasa senang?” Jieun menatap heran sahabatnya yang masih dalam posisi terpuruk itu.

“Aku fikir dia begitu karena terlalu senang, Jieun-ah” Suji ikut berbicara.

Eunsoo mengangkat kepalaya cepat. “Tidak! Ini mimpi buruk!“ Teriak Eunsoo keras, namun karena suasana kantin yang ramai membuat teriakannya tak begitu banyak terdengar. “Arrgghh! Aku pasti sudah gila! Surat cinta itu.. surat cinta itu. Aku tidak memasukkannya pada loker Baekhyun sunbae! Tapi..” Kembali Eunsoo menenggelamkan kepalanya sebelum dia melanjutkan kalimatnya.

“Tapi apa hey?! Jangan-jangan kau salah loker” Suji menggucang kepala Eunsoo yang terkapar dipermukaan meja.

Eunsoo mengangguk dalam posisinya. “Iyaaa. Aku memasukan surat cintaku kedalam loker sipembuat onar Kim Jongin” Ucapnya pasrah seolah tak ada lagi harapan dalam sisa hidupnya [?]

“MWO?!” Kembali mereka berdua berseru.

“Ya! Bagaimana bisa! Apa kau tau Jongin itu benar-benar mengerikan! Kau tak akan tau kapan ajalmu datang jika kau berurusan dengannya” Jieun menakuti Eunsoo dengan raut wajahnya yang malah membuat Suji tertawa terbahak.

“Aku tau. Tapi aku tak berani bilang kalau aku salah memasukkan surat. Aku takut kalau Kim Jongin berfikiran aku tengah mempermainkannya.” Jelas Eunsoo menatap nanar jus alpukat yang dipegang Suji.

“Emm Suji-ya? Boleh kuminta jus mu?” Tanya Eunsoo dan langsung menyambar jus milik Suji. Namun ini aneh, biasanya Suji akan langsung protes jika Eunsoo melakukan hal serupa seperti tadi. Tapi kali ini? Dia benar-benar mematung!

Jieun juga!

“Ya! Kalian kenapa?!” Tanya Eunsoo seraya mengibaskan telapak tangannya didepan wajah kedua sahabatnya itu.

“I..itu” Jieun menunjuk ke depan –arah belakang dimana Eunsoo duduk-

“Mhh? Ada apa?” Tanya Eunsoo asik meneguk jus alpukat milik Suji.

“J..Jo..Jong”

“Chagiya annyeong!”

“UHUKKK!!”

Sapaan seorang namja bersuara -agak- berat sempurna mengagetkan Eunsoo sampai dia tersedak. Eunsoo tau namja itu, namja yang memanggilnya chagiya itu adalah Kim Jongin. ‘Kekasih’nya.

Sejurus setelah batuknya terhenti Eunsoo berbalik menghadap dimana Jongin berdiri tegap. “A-annyeong Jongin-sshi. K..kau mau?” Eunsoo menawarkan jus alpukatnya pada Jongin gugup. Ia takut obrolannya tentang surat cinta tadi terdengar oleh Jongin.

Jongin tersenyum tipis dan karena saking tipisnya tak ada satupun dari ketiga yeoja itu yang menyadari senyumnya. “Tidak terima kasih. Aku kesini hanya ingin menyampaikan sesuatu padamu Eunsoo-sshi” Ucap Jongin datar dengan ekspresi dingin khas miliknya dan pandangannya tertuju ke arah lain.

Eunsoo menelan ludahnya dia yakin Jongin pasti mendengar obrolannya dengan Jieun-Suji tentang surat cinta itu. “A-apa itu?” Tanya Eunsoo ketakutan. Matanya lekat menatap wajah tampan milik Jongin.

Jongin. Pandangannya yang semula tertuju kelain arah kini terkunci pada kedua bola mata cantik milik Eunsoo. Wajah Jongin mulai memerah “Tetaplah disisiku” Dan dia pergi setelah berkata kalimat indah itu.

“Mwo...mwora...go?!” Eunsoo tak percaya. Suaranya begitu keras namun tak terdengar oleh Jongin yang memang sudah tak terlihat lagi dihadapannya.

“He..hebat~” Guman Suji dan terdengar jelas oleh Eunsoo.

Eunsoo memutar badannya sebelum dia berkata “Apanya yang..!” tetapi kalimatnya ia gantungkan dan wajahnya kembali murung. “Hah~ bagaimana ini? Jongin menanggapi serius surat cintaku” Eunsoo mempoutkan bibirnya. “Jieun-ah, Suji-ah. Eotteokhae?”

“Ah tante, tolong jangan tatap kami seperti itu. Kami benar-benar tak tahu harus menolongmu dengan cara apa” Dengan cepat Jieun mengelak tatapan mata Eunsoo yang memang ingin mereka untuk menolongnya.

“Itu tanggung jawabmu, Soo. Kau yang salah karena ceroboh!” Suji merebut jus alpukatnya dari tangan kanan milik Eunsoo. “Kau juga harus bertanggung jawab karena telah menghabiskan jus alpukatku. Ya!” Seru Suji kesal, namun orang yang dianggap Suji bersalah itu hanya melamun. Tatapan kedua bola matanya kosong.

“Kau benar Suji-ah” Dan Eunsoo kembali menenggelamkan kepalanya diatas permukaan meja.

“Dia menghabiskan jusku, Eun” Adu Suji pada Jieun dan Jieun hanya mengusap-usap punggung Suji mencoba menenangkan sahabatnya itu.

XOXOXOXOXOXOXOXOXOXOXOXOX

Pagi yang indah, namun tidak indah bagi Eunsoo. Yup ini adalah pagi pertama baginya dan Jongin. Pagi dimana Jongin akan menjemput ke rumahnya untuk berangkat bersama. Entahlah Eunsoo tak tahu harus berkata apa jika orangtuanya melihat ada seorang namja berpakaian seragam seenaknya dan mengendarai sepeda motor yang oh! Demi apa suara knalpotnya sangat berisik! Benar-benar mengganggu.

TIIDDD~!!

 

Suara klakson terdengar nyaring didengar oleh alat indra pendengaran Eunsoo. Kalian tahu, meskipun kamar Eunsoo berada di lantai dua dan jauh dari pekarangan rumah tetapi Eunsoo dapat mendengar jelas suara klakson nyaring milik sepeda motor yang dia kira betul adalah sepeda motor milik Jongin ‘kekasihnya’

“Ah eotteokhae.. Eotteokhae?!”

Eunsoo kalang kabut, dia berjalan memutari kamarnya berkali-kali.

“Soo-yaa! Turunlah ada yang menjemputmu dibawah!” Suara eomma dibalik pintu kamarnya begitu terdengar jelas. Tak tahu! Eunsoo benar-benar tak tahu harus menjawab apa jika eommanya bertanya tentang Jongin.

Perlahan Eunsoo berjalan menuju pintu kamarnya dan mempuka pintu kamarnya hati-hati.

“Se..selamat pagi. Eomma” Sapa Eunsoo gugup dan tersenyum kesan terpaksa.

“Hey cepat turun! Namjachingumu sudah menunggu daritadi”

M..mwo? Kenapa eomma bisa tahu kalau namja itu adalah namjachinguku? Apakah namja didepan sana benar-benar Kim Jongin? Batin Eunsoo.

“Eh?”

“Haha kau ini pintar sekali yah memilih pacar. Cepatlah turun namja mu benar-benar tampan hari ini” Eomma mendorong tubuh Eunsoo sampai menuruni tangga.

“Tunggu eomma, apakah namja itu berambut agak gondrong? Matanya tajam dan.. dan seragamnya berantakan?” Eunsoo bertanya ketika eommanya masih mendorong tubuhnya.

“Hey! Lihat saja sendiri sana” Eomma menghentikan langkahnya ketika dia dan Eunsoo sudah berada di depan pintu keluar. “Eomma bersumpah kau pasti benar-benar beruntung telah mendapatkan namja seperti dia” Dan pergi setelah mengedipkan sebelah matanya pada Eunsoo.

“Hah~” Eunsoo menghela nafas pasrah “Itu karena eomma tidak tahu apa-apa tentang Jongin” dan dibukanya pintu keluar rumahnya yang lumayan besar itu.

Ia berjalan lemas dan gontai. Err.. sepertinya Jongin telah membuatnya benar-benar terpuruk dan tersiksa seperti saat ini. Tapi mau bagaimana lagi? Ini adalah kesalahannya. Kesalahannya karena telah ceroboh. Lagipula seharusnya Eunsoo bersyukur karena Jongin tak menghabisinya karena telah mengirimi surat cinta padanya, walaupun itu dengan cara yang tak sengaja.

“Annyeong!”

Suara seorang namja mengagetkan Eunsoo, dia langsung terperangah.

“A..annyeong.” Balas Eunsoo gugup. Dipandanganya namja yang tengah bersandar di sebuah motor ninja hitam yang tengah terstandar tersebut. Eunsoo menatap namja itu dari ujung sepatu sampai ujung rambut. “J..Jongin. Jongin..sshi? Be-benarkah itu kau?” Tunjuk Eunsoo tak percaya.

Jongin tersenyum jengah lalu beranjak berdiri tegak. “Hey!” Dan dia menarik tangan Eunsoo sehingga jarak diantara mereka hanya beberapa senti saja. “Cepatlah naik! Sebentar lagi bel berbunyi” Jongin menyodorkan helm pada Eunsoo.

Eunsoo memakai helm yang diberi dari Jongin kemudian naik keatas motor ninja hitam yang menambah daya gentel bagi pemakainya itu. Namun beberapa detik berlalu, Jongin belum saja menjalankan motornya. “Jongin-sshi..” panggil Eunsoo.

“Berpeganglah.” Perintah Jongin datar namun dibalik kata itu tersirat rasa kekhawatiran dalam diri Jongin.

“M..mwo?” tanya Eunsoo bingung namun terkejut.

“Kubilang berpegangan!” Dengan cepat Jongin menarik kedua tangan milik Eunsoo dan melingkarkannya pada pinggang rampingnya tersebut.

Kalian bisa lihat, kedua wajah pasangan sejoli itu kini terlihat lebih matang! Terlebih Jongin. Ia menjadi salah tingkah karena perbuatannya sendiri.

Aku tak tahu kalau pinggang milik Jongin selebar ini. Kufikir selama ini tubuh Jongin hampir satu ukuran denganku, namun ternyata aku salah. Tubuhnya benar-benar seperti seorang lelaki. Batin Eunsoo dan terukir sempurna senyuman manis dikedua sudut bibirnya.

Tanpa sengaja Eunsoo meraba perut Jongin dan merasakan kotak-kotak abs yang dimiliki oleh Jongin. Wajahnya memerah ketika menyadari apa yang telah ia lakukan barusan. Dan dengan cepat ia melepaskan tangannya.

Tetapi sejurus kemudian Jongin kembali menarik salah satu tangan Eunsoo dengan tangan kirinya. “Pabo!” Ucap Jongin datar dan dingin.

“Mi..mian” Ucap Eunsoo malu atas perbuatannya tadi.

“Apa kau mau mati? Pegang yang erat! Jangan lepas!” Teriak Jongin diantara hiruk pikuknya suara kendaraan bermotor di jalanan kota Seoul tersebut.

Ternyata. Jongin memarahinya bukan karena perbuatan Eunsoo barusan, tetapi Eunsoo melepas pegangannya dari pinggang Jongin.

XOXOXOXOXOXOXOXOXOXOXOXOXOXOXOXOXOX

Sudah satu minggu terlewati. Kini Eunsoo sudah terbiasa dengan hari-harinya yang berstatus sebagai ‘kekasih’ dari si pembuat onar Kim Jongin. Namja yang berantakan, seenaknya keluar masuk sekolah dan tak segan membantah para guru itupun kini mulai berangsur berubah. Tidak total sih, hanya saja dia baru berubah dari penampilannya saja. Seragamnya kini terlihat selalu rapi walau yah kadang kemejanya ia keluarkan atau blazernya tak ia kancing seluruhnya namun itu sudah cukup ada perubahan dalam diri Jongin untuk hal berseragam.

Rambutnya. Yah rambutnya juga kini ia potong -agak- pendek dari sebelumnya. Tak terlalu pendek namun sempurna menghasilkan kesan aura karismatik (?).

Terlihat Eunsoo terus menatap dalam Jongin dari pintu kelasnya, Jongin yang tengah membereskan lokernya dikoridor itu benar-benar masih terlihat keren dan... yah tampan. Eunsoo tau dan semuanya juga tau kalau Jongin benar-benar si pembuat onar di sekolah ini. Namun hanya Eunsoo yang tau kalau dibalik imej jeleknya itu tersimpan sifat baik dalam dirinya yang brutal itu.

Jongin, dia pasti terlihat begitu tampan kalau tersenyum. Eunsoo tersenyum puas memperhatikan ‘kekasih’ nya itu. Mungkin eomma benar. Aku adalah gadis yang beruntung karena telah mendapatkannya.

 

Segelintir kalimat eomma yang pernah terucap kembali melintas difikiran Eunsoo. Membuat Eunsoo sukses kalang kabut dibuatnya. Mulutnya ia tutup dengan kedua tangannya, berharap tak ada yang mendengar gumamannya tadi.

DEGG

 

Tapi...

Tunggu, kenapa ini? Kenapa jantungnya berdetak semakin cepat? Mungkinkah...

Ah tidak! Mana mungkin Eunsoo menyukai Jongin. Ini tidak mungkin! Eunsoo selama ini hanya menyukai Baekhyun sunbae. Dan selamanya debaran jantungnya hanya untuk Baekhyun sunbae seorang /eeaaak~/ Eunsoo berani bersumpah jika dia benar-benar jatuh hati pada Jongin dia pasti sudah kehilangan akal sehatnya.

“Halo. Apa aku mengganggumu?”

Seseorang berdiri didepan Eunsoo yang masih shock dengan perkataannya sendiri. Seorang namja tampan, berpakaian rapi dan berparas ramah tengah berdiri tegap didepan Eunsoo. Dan yah~ kembali Eunsoo membandingkan namja dihadapannya dengan Jongin. Mereka benar-benar mempunyai pribadi yang berkebalikan!

Mata Eunsoo membola ketika ia sadar namja itu adalah “Baek.. Baekhyun... Sunbae?!” Panggilnya.

Namja yang dipanggil hanya tersenyum lebar. “A..apa yang! Kau, se..sejak kapan kau... Disini?” Tanya Eunsoo gelagapan.

“Haha tenanglah Eunsoo-sshi. Oya aku ingin berbicara sesuatu padamu. Ikut aku” Baekhyun menarik tangan Eunsoo namun Eunsoo menahannya. Eunsoo sama sekali tak melangkahkan kakinya selangkahpun untuk mengikuti kemana langkah Baekhyun pergi.

“Hey.. ayo” Kembali Baekhyun menarik tangan Eunsoo. Kali ini dengan -agak- kuat sehingga membuat Eunsoo tertarik namun kembali Eunsoo menahan langkahnya.

Kepalanya tertunduk..

Matanya ia pejamkan erat..

Juga.. Ini aneh! Kenapa ia tak merasakan jantungnya berdebar? Padahal.. padahal saat ini.. tangannya..

Aniyo! Aniyo!

Tolong hilangkan fikiran dimana kau sudah tak menyukai Baekhyun sunbae lagi. Jangan berfikir kalau kini kau mulai menyukai Jongin dan melupakan Baekhyun sunbae. ANIYA!!

“Eunsoo-sshi kau ken....”

GREEP

 

Tiba-tiba seseorang menarik Eunsoo dan memeluknya dari belakang. Bau parfum orang ini sama dengan bau parum milik Jongin yang setiap pagi selalu tertiup angin dan menerobos masuk kedalam hidung Eunsoo. Eunsoo tau betul bau pemilik parfum itu. Pemilik parfum itu adalah Kim Jongin ‘kekasih’ nya!

Sejurus setelah menyadari bau parfum dari orang itu Eunsoo langsung mengadahkan kepalanya. Dan benar saja diatas sana. Diatas kepalanya, terlihat wajah tampan dan kharismatik milik Jongin. Tatapan matanya sama seperti biasanya. Dingin dan tak berekspresi.

Jantungnya mulai berdebar kencang...

“Maaf hyung. Dia milikku” Ucap Jongin lalu pergi meninggalkan Baekhyun. “Kajja!” Jongin menarik tangan Eunsoo. Mereka berdua berjalan menerobos sekumpulan siswa yang menonton ‘pertunjukkan’ mereka yang singkat tadi.

Tangannya besar sekali.

Itulah fikiran Eunsoo melihat tangan mungilnya habis dilahap oleh tangan besar dan berotot milik Jongin. Pandangannya mulai naik. Mulai dari lengan. Kemudian naik ke leher. Dan.. yah berhenti di wajah tampan Jongin.

Wajahnya yang terlihat seperti biasa. Dingin. Namun terasa ada kesan hangat itu perlahan membuat Eunsoo tersipu. Entah apa yang membuat Eunsoo bisa tersipu begitu hanya melihat wajah milik Jongin. Semilir angin menggoyangkan helaian rambut hitam Jongin, membuat kesan sexy kini ada pada diri Jongin.

Di taman ini. Taman yang sepi dibelakang gedung sekolah ini Jongin menghentikan langkahnya dan kemudian diikuti oleh Eunsoo.

Jongin berbalik. “Lain kali jika kau tidak mau. Bilang saja” Ucap Jongin seolah dia menyindir Eunsoo. Menyindir tentang hubungannya dengan Jongin. “Baekhyun hyung dia memang ramah namun kelemahannya itu adalah keras kepala. Dia sangat keras” Lanjut Jongin dingin dan wajah tanpa ekspresi khasnya itu.

Tunggu!

Apa tadi? Barusan Jongin memanggil Baekhyun ‘hyung’ ?

“H..hyung?” Tanya Eunsoo penasaran.

Jongin tersenyum. Ini pertama kalinya Eunsoo melihat senyuman Jongin. Sangat indah dan... tampan. Bahkan lebih tampan dari Jongin yang biasanya. Senyumannya, Eunsoo tau itu senyuman Jongin yang paling tulus yang pernah Jongin tampakkan seumur hidupnya, oke itu terdengar kejam tapi yah bagaimanapun juga Eunsoo berani bersumpah kalau Jongin benar-benar berbeda ketika tersenyum karena senyumannya itu telah sempurna membuat tubuhnya lemas karena jantungnya yang berdetak tak karuan.

Jantungku? Eunsoo merasakan dadanya terasa terdorong karena debaran jantungnya yang semakin kencang itu. Mungkinkah aku mulai menyukainya?

“Iya, dia saudara tiriku” Jelas Jongin. “Dia hyung tiriku, namun dia enggan mengganti marganya meskipun kini sudah 10 tahun ibunya dan ayahku menikah” sambung Jongin.

“Itu...”

“Ohya soal surat cinta itu.. Aku sebenarnya sudah tau dari awal.”

Mata Eunsoo membola tak percaya. Jantungnya kini berpacu berkali lipat. Sungguh tak bisa dia sangka ternyata selama ini Jongin telah mengetahui soal kesalahfahaman surat cintanya itu!

“Hehe maaf yah aku selama ini telah menyembunyikannya darimu. Sebenarnya saat itu, dikantin. Aku mendengar semuanya danhatiku terasa sakit sekali loh. Makanya dari situ aku terus berusaha membuatmu melupakan perasaanmu pada Baekhyun” Jongin tersenyum dan terkekeh, tetapi itu semua ia lakukan dengan paksakan dan Eunsoo tau itu. “Tapi...”

GREEEP

 

Kembali Jongin memeluk Eunsoo, kini pelukannya semakin erat seakan ia tak mau Eunsoo pergi dari hadapannya. “Tapi apa oppa” Tanya Eunsoo, hidungnya kini kembali mencium bau parfum khas milik ‘kekasih’ nya itu. Jongin tersenyum sepintas mendengar Eunsoo memanggilnya seperti itu.

“Tapi nyatanyaaku benar-benar tak berhasil melakukannya. Yang kau sukai bukan aku, tetapi hyungku. Byun Baekhyun. Bagaimanapun itu, sekuat dan seberapa besar berusahanya aku.. itu .. tetap mustahil” Jongin melepas pelukannya. Ia membuang mukanya “Maaf sepertinya aku terlalu egois memaksamu berpacaran denganku. Sebaiknya kita akhiri saja hubungan kita. Mianhae atas kegoisanku” Jongin pergi tanpa kembali menatap kedua mata Eunsoo yang kini mengeluarkan butiran-butiran kristal basah dari pelupuk matanya itu.

Err...

Ini sakit. Terlalu sakit bahkan.

Haruskah Eunsoo menangis? Bukankah seharusnya dia senang karena kini dia dan Jongin sudah tak ada hubungan lagi? Mereka sudah tak berpacaran lagi hey! Tapi kenapa kau harus menangis sekencang itu? Baiklah sepertinya kini Eunsoo bisa merasakan perasaannya yang sebenarnya. Perasaan sukanya ia tujukan sebenarnya hanya untuk Jongin dan bukan untuk Baekhyun!

Jongin. Dia benar-benar namja yang sangat jahat! Pembuat onar! Dan.. dan tak bertanggung jawab!

Dia dengan seenak jidatnya berkata putus dan pergi meninggalkan Eunsoo dengan mudahnya. Apa dia tak menyadarinya bahwa Eunsoo juga merasa sakit ketika dia mendengar bahwa Jongin mengetahui kalau surat cinta itu sebenarnya ia ajukan untuk Baekhyun?

Ia sakit karena Jongin mengatakannya ketika rasa sukanya pada Jongin mulai tumbuh dalam hatinya. Dan apakah Eunsoo terlihat picik jika dia tak mau melepas Jongin yang sudah ia sakiti?

Jadi..

Siapa yang egois?

XOXOXOXOXOXOXOXOXOXOXOXOXOXOXOXOXOX

Dua hari berlalu setelah kejadian di taman itu. Dan Jongin, dia benar-benar telah melupakan Eunsoo. Jarang menyapa bahkan untuk menatap Eunsoo pun ia tak berani. Ia tak punya cukup nyali untuk itu setelah kejadian di taman tempo lalu.

“Kau benar-benar putus dengannya?” Suji menatap iba sahabatnya yang tengah menenggelamkan kepalanya pada kedua lutunya itu. “Sudahlah Eunsoo mungkin Jongin bukan orang yang tepat untukmu saat ini” Tersenyum dan mengusap lembut punggung Eunsoo.

“Tidak Suji, dia benar-benar orang yang tepat! Aku menyukainya dan.. dan..” Eunsoo menangis membuat Suji kalang kabut. Sayang, saat ini Jieun orang yang berfikiran paling dewasa diantara mereka bertiga tengah absen karena sakit. Tak ada yang bisa menenangkan Eunsoo.

“Apa kau benar-benar telah menyukainya? Bagaimana dengan Baekhyun sunbae?” Suji melepas tangannya dari punggung Eunsoo ketika Eunsoo mengangkat kepalanya.

Eunsoo menatap Suji sekilas dan kembali menatap kedepan. Dimana para siswa tengah sibuk melakukan aktifitas mereka masing-masing. “Bagaimana menurutmu? Apa aku sudah gila jika aku bilang kalauaku telah menyukai Kim Jongin? Namja yang selama ini aku takuti dan benci.” Eunsoo meraup wajahnya. “Dan tentang perasaanku pada Baekhyun sunbae. Aku baru sadar jika perasaanku padanya hanya sebatas mengagumi saja. Aku kagum pada kepribadiannya yang ramah pada siapapun, juga suaranya yang indah itu”

“Terus bagaimana dengan Jongin? Aku bertanya apa kau benar-benar serius dengan pernyataanmu soal menyukainya?” Ulang Suji belum puas membuat Eunsoo melepas kedua tangannya dari wajahnya dan mengusap air matanya dari pipi chubbynya.

“Sepertinya aku benar-benar menyukainya. Jantungku.. entahlah, mengapa selalu berdetak kencang jika aku tengah berada didekatnya, berbeda jika aku tengah berada didekat Baekhyun sunbae. Dia juga selalu menjagaku dan melindungiku dengan tulus walau dia tau kalau selama ini surat cinta yang kumasukan kedalam lokernya itu aku ajukan untuk Baekhyun sunbae.” Eunsoo mulai mengembungkan pipinya, menahan air mata dari matanya keluar.

“APA?! Ja..jadi.. selama ini dia...?!” Suji berseru tak percaya dengan pernyataan Eunsoo tentang Jongin yang sudah mengetahui tentang surat cinta itu.

Eunsoo tersenyum pahit dan mengangguk. “Dia mendengar pembicaraan kita dikantin tempo lalu” Jelas Eunsoo dengan senyuman yang masih terpatri kencang dikedua sudut bibirnya.

“Pantas saja..” Suji tersenyum puas membuat Eunsoo kebingungan.

“Apanya?” Tanya Eunsoo.

“Kau ingat ketika Jongin tiba-tiba menghampiri kita dan..” Suji menggantungkan kalimatnya memancing Eunsoo agar mengingat kembali kejadian selanjutnya yang terjadi setelah Jongin menghampiri mereka.

Yah, faktanya adalah Eunsoo ingat betul kejadian itu. Kejadian dimana tiba-tiba Jongin menghampirinya dan berkata agar dia tetap selalu disisinya, kalimat yang benar-benar tak bisa Eunsoo hapus dari memori ingatannya.

Eunsoo tertunduk dan tersenyum masam. “Aku ingat, tentu saja” Ucapnya.

“Jadi kesimpulannya?” Tanya Suji.

“Eh? A.. aku. Aku tak tahu” jawab Eunsoo polos.

PLAKK

 

Suji menjitak kepala Eunsoo pelan.

“Dasar bodoh! Kesimpulannya itu adalah Jongin juga menyukaimu! Dia berkata seperti itu karena dia tak mau kehilanganmu, pabo!” Bentak Suji kesal namun Suji tak bermaksud membentak Eunsoo. Ia begini hanya karena ia menyayangi Eunsoo dan tak mau Eunsoo menderita seperti saat ini.

“Ji..jincha?”

“Aigoo~” Suji menopangkan kepalanya pada tangan kanannya pasrah. “Kau ini bodoh atau apa hah? Jongin berkata seperti itu berarti dia menyukaimu juga! Bahkan dia menyukaimu lebih dulu dari kau yang menyukainya!” Geram Suji.

“.......”

“Itulah yang membuatku berkata ‘hebat’ saat itu. Kau hebat telah meluluhkan hati sang pembuat onar” Suji membuang mukanya.

“Suji-ah...” Panggil Eunsoo.

“Ne?”

“Gomawo atas semua masukannya.” Eunsoo beranjak dari duduknya, dibersihkan roknya dari debu-debu rerumputan. “Tapi aku harus kembali ke kelas! Ada hal penting yang harus kulakukan” Lanjut Eunsoo lalu pergi meninggalkan Suji.

Suji tak berkomentar, ia tahu apa yang akan Eunsoo lakukan saat ini. “Kuharap kau melakukan apa yang aku fikirkan, Soo” Tersenyum lebar dan puas, seolah perjuangannya membuat sahabatnya itu bangkit kembali tak berbuah sia-sia.

XOXOXOXOXOXOXOXOXOXOXOXOXOXOXOXOXOX

Jam pulang sekolah belum berbunyi namun Eunsoo sudah berdiri tegap menyenderkan tubuhnya pada sebuah pilar yang tak jauh dari pintu kelas Jongin. Memang kelasnya lima menit yang lalu sudah bubar karena mendadak Jessica saem sang guru Bahasa Inggris mendadak ada keperluan, dan itu membuatnya dapat menjalankan rencananya dengan –mungkin- sempurna.

TREEEEENNGGGG

Bel pun akhirnya berbunyi, terdengar hiruk pikuk siswa didalam kelas Jongin yang tengah membereskan barangnya tersebut. Tak lama keluarlah Kyuhyun saem sang guru matematika dari kelas Jongin. Eunsoo terkekeh diam-diam ketika mengetahui dari tadi guru yang mengajar dikelas Jongin adalah guru matematika. Ia tak bisa membayangkan bagaimana ekspresi wajah datar dan dingin sang pebuat onar ketika belajar matematika.

Siswa mulai berbaur keluar dan yup Eunsoo menangkap sosok Jongin yang baru saja keluar dari kelasnya. Jongin pun dengan sempurna menangkap sosok Eunsoo yang tengah berdiri tak jauh didepannya.

Eunsoo tersenyum. Ingin sekali ia melambaikan tangannya itu, namun sulit. Senyuman diwajahnya dengan cepat memudar sejurus setelah Jongin menghentikan langkahnya dan berjalan berbalik arah.

Eo..

Kenapa? Apa dia menghindari Eunsoo?

“Tung..”

“Hey surat! Apakah ini surat cinta untukku karena dulu kau salah memasukkan surat cintamu?” Seseorang merampas surat beramplopkan pink dari tangan Eunsoo. Hal itu membuat kalimatnya terpotong!

Eunsoo berbalik dan terkejut. “Su..sunbae?” Eunsoo menatap Baekhyun tak percaya. “Ke..kembalikan!” Eunsoo berusaha kembali merampas suratnya dari tangan Baekhyun. Namun nihil. Baekhyun mengangkat surat itu keatas, membuat Eunsoo semakin sulit meraihnya.

“Sudahlah Eunsoo, kau tak perlu gugup seperti itu melihat surat cintamu ada ditanganku. Aku tau setelah kau putus dengan adikku kau kembali menulis ulang surat cintamu dan berniat memberikannya kepadaku kan?” Baekhyun mengoceh namun Eunsoo pandangannya terus berpencar liar berusaha mencari sosok Jongin, ia tak mau kehilangan Jongin untuk kedua kalinya!

“Sunbae!” Panggil Eunsoo geram. “Kubilang kembalikan!” Eunsoo melompat dan akhirnya berhasil merampas suratnya dari tangan Baekhyun.

Baekhyun tersenyum ramah tetapi ada semburat picik dibalik wajah tampannya. “Oh pasti kau mau memasukkan surat itu pada lokerku, kau tak mau aku menerima surat cintamu secara langsung kan? ” Kepedean Baekhyun semakin meningkat membuat Eunsoo geram sampai ke ubun-ubun.

“Ya!! Geumanhaeyo!!” Teriak Eunsoo kesal.

Baekhyun terkejut mendengar Eunsoo membentaknya. Eunsoo pun tersadar dengan kelakuan buruknya pada Baekhyun orang yang ia kagumi –bukan disukai- itu. “A..ah mianhaeyo sunbae. Aku tak bermaksud membentakmu. Tapi.. tolonglah kau tak usah ikut campur, ini masalahku dengan Jongin. Annyeong sunbae maaf sebelumnya karena telah membentakmu” Eunsoo menunduk hormat lalu pergi mengejar Jongin.

Beruntung bagi Eunsoo, ia tak perlu lama dan bersusah payah mencari Jongin. Karena saat ini terlihat Jongin tengah duduk santai di taman belakang sekolah. Tempat yang sepi, itulah mengapa Jongin sering sekali datang kesini.

“YA!! KIM JONGIN!!” Teriak Eunsoo walau kini jaraknya dengan Jongin tak terlalu jauh. Teriakannya benar-benar telah memecahkan keheningan sekitar taman sepi ini.

Jongin hanya menoleh sekilas kebelakang. Diraihnya tas yang ia simpan disamping kanannya lalu berdiri dan melangkahkan kakinya untuk pergi.

“Kajima...” Ucap Eunsoo -agak- pelan. “Jebal.. jebal kajima!” Ulangnya agak keras.

Jongin sejenak menghentikan langkahnya namun beberapa detik kemudian ia kembali melangkahkan kakinya.

GREEEEP

 

Tepat!

Belum sempat Jongin melangkah, Eunsoo sudah berhasil menangkapnya. Dia memeluk erat Jongin dari belakang! “Apa kau tak mendengarkanku, eo?” Tanya Eunsoo. Terasa kini seragam Jongin yang tanpa blazer itu basah karena air mata Eunsoo.

Jongin menunduk. Rasanya ingin sekali ia memeluk balik Eunsoo, namun egonya berkata lain. Dan ia benar-benar tak bisa membantah!

“Lepaskan..” Perintah Jongin pelan.

Eunsoo menggeleng dalam punggung Jongin membuat Jongin dapat merasakan kepala Eunsoo yang mengeleng. “Tidak akan! Aku.. aku tidak akan melepaskanmu! Aku tak mau kehilanganmu untuk kedua kalinya!” Seru Eunsoo yang isakannya makin mengeras.

“Aku tau dan aku baru sadar ternyata selama ini aku menyukai orang yang salah. Kau harus tau Jongin, aku sama sekali tak menyukai Baekhyun sunbae. Aku hanya sebatas mengaguminya tapi aku malah mengartikan rasa kagumku pada Baekhyun sunbae sebagai rasa sukaku padanya. Selama ini aku telah salah, maaf..” Jelas Eunsoo panjang namun tak lebar (?)

“Lalu?” Tanya Jongin yang tak kuat menahan rasa penasarannya.

“Dan sekarang akupun telah sadar bahwa orang yang aku sukai dan aku cintai itu hanyalah kau.” Jongin terdiam mendengar kalimat indah keluar dari mulut Eunsoo itu. Jongin masih mematung membelakangi Eunsoo walau Eunsoo sudah melepas pelukannya.

“Jo..jongin. Kim Jongin oppa. Ini terimalah..”

Eunsoo menyodorkan surat pinknya pada Jongin yang masih membelakanginya. Jongin berbalik perlahan. “Apa itu?” Tanya Jongin naif padahal dia sudah tau itu adalah sebuah surat.

“Surat cinta. Kali ini benar-benar untukmu” Eunsoo tersenyum.

“.....”

Tak lama Jongin bergegas menggerakkan tangannya untuk meraih surat cinta tersebut dari tangannya. Namun ternyata yang ia raih adalah tangan Eunsoo! Ia menarik tangan Eunsoo kencang membuat Eunsoo terjatuh dalam pelukan dadanya yang bidang itu.

Jongin tersenyum lebar. Sangat lebar. Bahkan sampai isakan tangisnya bisa Eunsoo dengar dengan jelas.

“Oppa, kau menangis?” Tanya Eunsoo.

“Gomawo...” Ucap Jongin tanpa menjawab pertanyaan Eunsoo sebelumnya. “Kau satu-satunya orang yang dapat membuatku berubah. Surat cinta itu, aku akan menyimpannya dengan baik” Jongin melepas pelukannya, namun sebelumnya ia menyeka terlebih dahulu air matanya.

“Hehe..” Jongin terkekeh. Manis sekali.

“Kenapa?” Tanya Eunsoo.

“Tidak, aku hanya merasa senang akhirnya perjuanganku membuatmu melupakan Baekhyun hyung berhasil juga” Jelas Jongin.

Eunsoo yang mendengar ucapan Jongin tadi langsung mempoutkan bibirnya. “Ya! Sudah kubilang kan kalau aku tak menyukainya. Aku hanya mengaguminya!” Eunsoo memukul-mukul manja dada Jongin.

“Eh! Hey haha tenanglah!“ Tanpa sengaja Jongin memegang kedua tangan Eunsoo ketika ia berusaha menghentikan amukan Eunsoo. Mereka terlihat gugup satu sama lain.

“Ma..maaf” Jongin melepaskan kedua genggaman tangannya dari pergelangan tangan Eunsoo. Aigoo~ pasangan ini kenapa masih saja terlihat kaku?

“...” Hening.

“Oya oppa, apa aku boleh tau kenapa kau tak marah ketika mendengar perbincanganku dengan Jieun-Suji di kantin tempo lalu?” Kembali pertanyaan yang ingin sekali Eunsoo tanyakan pada Jongin ia utarakan.

Jongin hanya tersenyum lalu berjalan menuju pohon rindang yang tak jauh darinya kemudian duduk. “Entahlah, rasanya aku ingin sekali melindungimu dan menjagamu. Baekhyun hyung dia terlalu keras untuk yeoja lemah sepertimu. Makanya dari situ aku bertekad untuk berpura-pura tak tau soal surat itu dan menjadi ‘kekasih’mu walau aku tau kau sama sekali tak menyukaiku, bahkan dulu kau membenciku kan? Makanya sampai akhirnya aku tak kuat melihatmu terus berpurapura menyukaiku dan disaat itulah ketika aku memutuskan hubungan kita, aku merasa senang melihatmu bahagia karena tak ada lagi seorang Kim Jongin yang mengganggu kehidupanmu lagi” Jongin mengadah menatap wajah Eunsoo penuh tanya.

“A..ah memang. Aku memang merasa sangat senang ketika kau memutuskanku” Eunsoo menunduk. “Mungkin aku bodoh karena harus berterima kasih padamu karena kau sempat memutuskanku. Alasannya cukup kuat. Ketika kau memutuskanku hatiku sakit, bahkan sangat. Disana aku sadar ternyata orang yang kusukai itu bukanlah Baekhyun sunbae si namja populer itu. Tetapi kau, Kim Jongin si namja pembuat onar” Berlari Eunsoo kearah dimana Jongin duduk, lalu dipeluknya erat.

“Apa kau bisa merasakan debaran jantungku?” Tanya Eunsoo dan Jongin mengangguk pelan. “Mulai sekarang, debaran jantungku hanya untukmu saja Kim Jongin” Lanjut Eunsoo.

Jongin tersenyum tersipu mendengarnya.

“Saranghae.. jeongmal saranghae~” Bisik Eunsoo kemudian.

Jongin,  senyumannya berkembang sampai deretan gigi pepsodennya(?) terlihat begitu jelas. Diangkatnya tangannya lalu mengelus lembut rambut hitam panjang terurai nan berkilau milik Eunsoo tersebut. “Nado sarangahe uri pabo yeoja” Balas Jongin membuat Eunsoo terperanga dan melepas pelukannya.

“M..mwo?! Apa katamu tadi, hah?!” Seru Eunsoo lantang seolah kini tak ada lagi rasa takut dalam dirinya ketika menghadapi si namja pembuat onar tersebut.

Yah..

Karena, kini mereka adalah sepasang kekasih seutuhnya. Berpacaran tanpa ada paksaan dari surat cinta ‘nyasar’ haha.

-FIN-