Tittle : Daydream
Genre : Romance
Cast : Park Gyuri (KARA) & Kim Suho (EXO-K)
Author : @RP_Jiyoung_KARA


*****

Reader, aku sarankan kalo baca FF ini sambil dengerin lagunya Gyuri yang Daydream ya ;)

-lagu diatas (YouTube)-
*****


“Suho yah! Suho yah!” Gyuri terbangun dari tidurnya. Hanya mimpi. Sudah beberapa hari ini dia memimpikan suaminya yang telah meninggal seminggu yang lalu. Kim Suho. Lelaki terhebat menurut Gyuri. Lelaki yang sangat ia cintai. “Paboya! Kenapa kau tega meninggalkanku sendiri?” Gyuri menangis sejadi-jadinya. Dia belum rela suaminya meninggalkannya begitu cepat. “Suho yah, bo…bo…bogoshippo…” isakan tangis Gyuri memenuhi ruang kamarnya yang sepi.

Gyuri berjalan menuju depan jendela kamarnya. Angin bertiup menyapu wajah Gyuri. Entah kenapa dia merasakan kehadiran Suho. Gyuri memejamkan matanya dan menikmati hembusan angin dari jendela kamarnya.

“Gyuri ah, uljima.”

DEG!

Gyuri membuka matanya dan melihat sekelilingnya. “Suho yah! Dimana kau? Suho yah! Nan bogoshippo!” Air mata Gyuri tak terbendung. “Suho yah! Jebal dorawa!”

“Gyuri ah, aku disini. Aku akan selalu berada di sisimu. Aku mohon jadilah Gyuri yang dulu. Gyuri yang percaya diri dan selalu tersenyum.”

Gyuri dapat mendengar dan merasakan jelas kehadiran Suho. Namun dia tidak bisa menemukannya. Air mata Gyuri semakin deras. “Suho yah, aku ingin menyusulmu.”

“Jangan bodoh! Umurmu masih panjang! Kejarlah mimpimu Gyuri ah. Bukankah kau ingin menjadi seorang desainer terkenal? Tunjukkan padaku bahwa kau bisa meraihnya.” Suho dapat melihat Gyuri. Dia berada di belakang Gyuri. Dia menampakkan dirinya dan memeluk Gyuri dari belakang yang sontak membuat Gyuri kaget dan merinding. “Kau harus kuat Gyuri ah.” Suho berbisik pelan sambil memeluk Gyuri erat.

“Su…Suho yah…..” Gyuri merasakan pelukan dari Suho. Gyuri menganggukkan kepalanya pelan. “Aku janji Suho yah.” Gyuri berusaha untuk tersenyum.

Suhopun melepaskan pelukannya dan kemudian Gyuri menghadap kearahnya. “Gyuri ah, saranghaeyo.” Suho tersenyum lembut kepada Gyuri.

“Nado saranghaeyo Suho yah.” Gyuri ikut tersenyum dan menyeka air matanya. Kemudian perlahan-lahan Suho menghilang.  “Suho yah! Suho yah!” Gyuri hendak meraih Suho namun Suho sudah menghilang lebih dulu.

Gyuri menuju jendela kamarnya dan menatap langit biru. Hembusan angin dapat ia rasakan. Dia tersenyum. “Suho yah, semoga kau tenang disana. Aku mencintaimu.” 

*****
oke ini pendek banget :D wkwk
aku buat ini FF kurang lebih sekitar setengah jam atau satu jam(?) xD terinspirasi dari lagu solonya Gyuri - Daydream :D Kamsahamnida '-')/
 
Author: @apinkpchrng

Note: Ini ff udah gue publish di blog pribadi gue dan pernah gue kirim ke SJFF2010. Bayangin aja itu bias lo sama lo haha. Oh iya itu sudut pandangnya dari cewek jadi sorry buat fanboy ya hwhw. Apalagi ya. Yaudah, udah baca? Ninggalin jejak boleh lah, komen ff absurd gue ini-_- Thankseu:-)



Bayangin aja ini kamu dan bias kamu J

 

 

[FICLET] The Way I Love You

*****

Kau tersenyum ketika mendapati sebuah pesan masuk dari orang yang sangat familiar untukmu. Hanya ucapan selamat malam sebenarnya, namun itu membuatmu tak berhenti tersenyum. Berlebihan? Semua menjadi wajar ketika kau jatuh cinta.

Pria itu bukanlah pria biasa. Pekerjaannya menyita hampir sebagian hidupnya selama beberapa tahun terakhir ini. Ia pun dikelilingi oleh gadis – gadis yang memiliki rupa bagai jelmaan dewi  Aprodhite dengan lekuk tubuh sempurna bagai barbie yang bisa saja membuat kekasihmu berpaling.

Berbagai pemberitaan menimpa kekasihmu. Entah pemberitaan tentang kesuksesaannya maupun tentang kedekatannya dengan gadis lain. Dan untuk kesekian kalinya, kau hanya bisa menghela nafas. Berusaha berpikir positif semua skandal yang menimpa kekasihmu hanyalah bagian dari pekerjaannya.

Meski kau berulang kali di kecewakan olehnya, kau seakan menutup hati untuk tidak mempedulikannya. Bagimu mengetahui dia mencintai itu sudah lebih dari cukup. Karena pada dasarnya, kau terlalu mencintainya.

Kau mencoba menutup matamu, memberi jeda untuk tubuhmu beristirahat setelah seharian penuh melakukan aktivitas. Rasa rindu kembali melanda. Sudah seminggu ini kau tak melihat wajahnya, hanya pesan singkat atau telpon yang membuatmu tetap berkomunikasi dengannya. Itu pun bisa dihitung karena ia tak memiliki banyak waktu luang.

Kau memandang layar ponselmu, seakan mengajaknya berbicara. Kau menarik napas berat, lalu menghelanya kemudian memejamkan kedua matamu. Kau terlalu lelah dengan semuanya, namun kau tak mau berhenti.  Kau ingin tetap bertahan disampingnya meskipun terkadang rasa ragu merasuki pikiranmu.

Kau meraih earphone putih yang berada diatas meja yang terletak didepanmu. Memasangnya di kedua telingamu dan menikmati alunan nada yang masuk kedalam indra pendengaranmu.

I want you, I need you, I hold you~

Tanpa kau sadari setetes air mata jatuh dari pelupuk matamu, namun dengan segera kau menghapusnya dengan punggung tanganmu. Kau bukan gadis yang lemah, pikirmu. Tak seharusnya kau menangis hanya karena sebuah lagu.

Kau merasakan ponselmu bergetar, tanpa melihat kearah layar ponselmu kau menerima panggilan tersebut.

“Aku ada didepan Apartementmu.”

Kau membeku ketika mendengar suaranya. Tanpa berpikir panjang kau pun melepas earphone yang kau pakai dan bangkit dari sofa yang kau duduki, setengah berlari bergegas menuju pintu Apartementmu.

Kau membuka pintu Apartementmu dan mendapati kekasihmu berada didepanmu lengkap dengan berbagai alat penyamarannya. Tangan kanannya menggenggam ponselnya sedangkan tangan kirinya dimasukkan kedalam saku celananya. Ia tersenyum ketika melihatmu.

Kau langsung memeluknya erat, menumpahkan segala rasa rindu yang kau pendam. “Miss you,” balasmu dalam pelukannya.

Ia melepas pelukannya dan mencium keningmu, kau hanya memejamkan matamu.

“Maaf ,” ujarnya pelan, ia menunduk.

Kau mengarahkan tanganmu pada wajahnya, mengelus pipinya lembut. “Maaf untuk apa?”

Ia menatap matamu intens, tersirat rasa bersalah pada kedua matanya. Kau mengerti apa yang ia bicarakan sebenarnya, hanya saja kau tidak ingin membuatnya merasa bersalah.

“Untuk semuanya.”

“Hey, it’s okay. Kau tidak perlu meminta maaf. Aku mengerti,” Katamu mencoba meyakinkannya meskipun kenyataan berbanding terbalik.

“Terima kasih. Terima kasih untuk tetap berada disampingku,” ia kembali memelukmu, dengan erat. Menjatuhkan kepalanya diatas bahumu. Tak hanya kau yang lelah, tapi ia juga merasakan hal yang sama. Lelah dengan segalanya. Kau hanya berharap semuanya kembali normal seperti sebelum ia menjadi seorang Superstar seperti sekarang. Namun kau tak bisa egois, ini adalah mimpinya.

“Terima kasih untuk tidak berpaling dariku.”

Ia tersenyum padamu, “Mana mungkin aku berpaling darimu sedangkan mataku hanya bisa melihatmu seorang.” Perlahan ia mendekatkan wajahnya, deru nafasnya bisa kau rasakan dengan jelas. Kau menutup matamu mengikuti nalurimu. Tak lama kemudian kau merasakan sesuatu menempel di bibirmu. Dia menciummu.

“I love you.”

“I love you more.”

-          END