tittle : ego

main cast : jo kwangmin , kang ji hyun

length : drabble/ one shoot

rating : PG +13

genre : sad romance

nb : kwangmin hanya milik saya dan ibunya, jangan plagiat apalagi copas, pernah dishare juga di fanfiction boyfriend indonesia jadi kalo sama ya harap maklum tjoy

twitter : singerkwangmin

Angin seoul terus berhembus dengan kencang menusuk kulit namun tidak mengurungkan niat seorang namja manis berlesung pipi itu. Dia tetap duduk ditaman sambil sesekali menggoyangkan kakinya untuk mengusir hawa dingin. Jo Kwangmin, nama namja itu. Dia adalah salah satu siswa terpintar di SMAnya. Dia melihat kearah kanan. Dan berharap sesuatu yang dia tunggu akan segera datang. Namun tetap tidak menunjukkan hasil. Tasnya yang bergantungkan Pikachu sudah tidak tampak lagi karena tertutup oleh salju yang turun dengan deras. Kwangmin menghela napas. “mungkin dia tidak akan pernah datang” ujarnya lirih.

            Dia beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menuju arah halte bis. Semenit kemudian, “Kwangmin-ah, mianhae aku terlambat” Kwangmin menoleh lalu seperti biasa. Dia tersenyum. “gwaechanayo Ji Hyun-ah” kata Kwangmin sambil tersenyum lebar. Yeoja itu, Kang Ji Hyun tersenyum senang. “aku kira tadi kamu bakal marah sama aku, aku tadi bertemu YoungMin dulu” katanya sambil tersenyum. “ya aku tahu” kata Kwangmin lembut. “tadi kamu mau ngomong apa Kwang-ah?”  katanya menatap mata Kwangmin

            Kang Ji Hyun tidak tahu bahwa ada sepasang mata yang terluka

            Apa yang kurang dariku Ji Hyun-ah? Kenapa kamu tidak pernah melihatku seutuhnya?

            Aku bukan Youngmin!

 

            “Pika?” Ji Hyun menggoyangkan tangannya membuat Kwangmin tersadar lalu tersenyum. “kamu lihatin siapa? Yeoja cantik ya?? Kebiasaan” Ji Hyun membuat pout sambil menyilangkan tangannya. Kwangmin terkekeh sebentar lalu tiba-tiba memeluk Ji Hyun dengan erat. “Pika, waeyo?” tanya Ji Hyun terheran. Namun dia tidak berusaha melepaskan pelukan Kwangmin. 10 menit berlalu Kwangmin terus memeluk Ji Hyun dan dia tidak merubah posisi. “Pika??” Ji Hyun merentangkan tangannya agar Kwangmin menjauh darinya. “ada apa?” tanyanya lagi. Kwangmin tersenyum lalu mengelus pipi Ji Hyun

            Aku tahu aku tidak bisa jauh darimu

            Tapi aku tahu aku harus pergi darimu…

            “pika kenapa sih? Aneh banget” kata Ji Hyun sambil memukul dada Kwangmin pelan. “mianhae” kata Kwangmin sambil tersenyum. “mian? Pika kenapa? Pika selingkuh ya?? Sama siapa? Dasom hah??” kata Ji Hyun menginterogasi. Kwangmin menggeleng pelan. “lalu apa??” kata Ji Hyun setengah membentak. “mianhae, aku tidak bisa seperti Youngmin” katanya pelan. ji Hyun terdiam. Tenggorokannya terasa mongering. “hahaha! Apa-apaan sih Pika. Jangan ngaco. Jelaslah kamu bukan Youngmin, kamu itu Kwangmin! Namjachinguku yang paling pintar” katanya sambil tertawa gugup. Ji Hyun tahu, perasaannya mengatakan ada hal yang buruk yang akan terjadi. “aku harus pergi Ji Hyun” kata Kwangmin tersenyum. Ji Hyun menggeleng lalu memukul dada Kwangmin dengan keras. “maksud kamu apa hah?? Kamu mau pergi kemana? Jangan konyol!” katanya membentak. Kwangmin memegang pipi Ji Hyun dan mengelusnya pelan. “aku sayang kamu Soyou” kata Kwangmin lirih.

            Pika, ada apa ini? kenapa?

            Pika? Apakah kamu terluka oleh sikapku?

            Pika! Maafkan aku!

            Jangan pergi!



            “pika…” Ji Hyun tidak mampu meneruskan omongannya karena Kwangmin telah mencium bibirnya dengan lembut. “aku pergi Ji Hyun, semoga kamu bahagia tanpaku” katanya sambil mencium pipi Ji Hyun. Ji Hyun menahan tangan Kwangmin. “pika, maafkan aku” air mata mulai menetes di pipinya. Kwangmin mengusap air mata Ji Hyun. Lalu dia berlalu tepat saat bis menuju arah rumah Kwangmin tiba.

******

            “seharusnya, aku peka dengan apa yang kurasakan pika” kata Ji Hyun lirih. “kamu ingat? Awal kamu mendekatiku dengan Youngmin? Aku selalu melirik Youngmin tanpa melihatmu” katanya sambil tertawa lirih. “kamu tanpa menyerah, membuatku tertawa. Kamu tanpa menyerah membawakanku boneka Pikachu lusuh kesukaanmu untuk menghiburku saat aku terluka karena nilai ulanganku jelek” katan Ji Hyun sambil menghela napas. “tanpa lelah kamu mengayuh sepedamu dari rumahmu kerumahku hanya untuk membantuku mengerjakan PR” katanya sambil menitikkan air mata. “pika, kenapa kamu tidak bilang kalau aku jahat?” tanyanya pelan sambil mengusap fotonya bersama Kwangmin. “aku jahat ya sama kamu pika, kamu kasih semua yang aku inginkan, tapi aku selalu membandingkanmu dengan Youngmin” katanya lagi. Dia menangis. “pika, kenapa kamu biarin aku sendirian?” katanya lagi.

            *flashback*

 

            “soyouuuu” suara Kwangmin melengking didepan rumah Ji Hyun saat jam masih menunjukkan jam 5 pagi dimusim panas. Ji Hyun membuka matanya dengan enggan lalu membuka jendela kamarnya. “pabo-ya!! Ini masih pagi! Dan jangan panggil aku Soyou!” namun Kwangmin hanya terkekeh dan mengacungkan setangkai mawar Pink. Ji Hyun tersenyum lebar lalu keluar. “happy B’day nae Soyou!” katanya sambil menyerahkan mawar pink dengan Kartu ucapan yang tersemat ditangkainya. Ji Hyun tersenyum lalu mengambil mawar itu. “gamsahamnida Kwangmin-ah” katanya sambil memukul dada Kwangmin pelan. “yak! Kenapa kamu tidak memanggilku dengan nama panggilan?” kata Kwangmin sambil menggaruk rambutnya yang tidak gatal/ “apa? Pabo?” kata Ji Hyun sambil menatap Kwangmin. “yang lain, bagusan dikit”. Ji Hyun berpikir sebentar. “pika? Pikachu? Abisnya kamu maniak sekali sama Pikachu” kata Ji Hyun sambil tertawa. “itu bagus” kata Kwangmin sambil tersenyum.

 

******

            “kamu tahu, hidup itu terkadang memang tidak sesuai dengan keinginanmu, aku ingat itu Pika, semua omonganmu, semua nasehatmu” kata Ji Hyun sambil mengusap nisan dihadapannya. “namun aku terlalu egois dan menutup mata. Aku selalu ingin semua yang kupikirkan bisa terwujud. Tapi aku tahu, itu mustahil bagiku” katanya lembut. “pika, maafkan aku yang selalu membandingkanmu dengan Youngmin. Kamu benar, kamu bukan dia, dan dia bukan kamu. Aku hanya mengaguminya saja” kata Ji Hyun sambil menghela napas. “terima kasih pika” katanya sambil berdiri. “aku akan mengunjungimu sesekali” katanya lalu terdiam. “jangan pernah berhenti untuk menemaniku, aku tahu, kamu selalu ada disampingku, saranghae pika” katanya sambil berlalu.

            Aku tahu semua yang kuinginkan tidak akan pernah semuanya tercapai.

            Aku tahu aku selalu menutup mataku untuk melihat apa yang didepanku.

            Pika, maafkan aku yang selalu egois kepadamu.

            Sepertinya kau sudah bosan mendengarnya.

            Tapi aku mohon untuk kali ini saja

\           Saranghae…