Mystery Bride

Title                 : Mystery Bride Chapter 2

Author             : Shan Pu (@de_smstand48)

Genre              : Romance, action, little comedy, marriage life, little hurt, school life

Rating             : General, T

Length             : Multi Chapter

Cast                 :           

-    Oh Sehun

-          Park Mu Yeon(OC)

-          Xi Luhan

-          Park Mu Hwa(OC)

Other Cast       :           

-     Eun Dodo

-          Park Chanyeol

Summary         : Oh Sehun, anak calon presiden yang dikagumi oleh semua siswi di sekolahnya,  mendadak harus menikah dengan yeoja bertopeng misterius yang sama sekali tidak dikenalnya. Itu semua terpaksa dilakukan demi menjalankan perintah orangtua dan tradisi dari nenek moyangnya. Namun, dibalikitu semua, ada bahaya besar yang sedang mengintai Sehun.

  *** 

Annyeong^^ Saya bawa lanjutan dari FF Mystery Bridenya. Masih sama seperti kemaren, kalau membosankan mungkin gak akan saya lanjutkan jadi mohon dibantu dengan komentarnya. Maaf juga kalau typo sana-sini, bahasanya terkesan baku, dll. But, HAPPY READING^^

***

“Suamiku… Aku datang untuk melanjutkan pernikahan kita”

Sedetik kemudian semua terasa gelap.

***

AUTHOR POV

*Di Rumah keluarga Oh*

“Nyonya, mobil sudah disiapkan untuk pertemuan” kata sekretaris pada seorang wanita paruh baya

“Hmm, baiklah, saya akan segera siap-siap. Dimana suamiku?” Tanya wanita paruh baya yang dipanggil nyonya tadi.

“Tuan sudah berangkat, ada acara di istana presiden yang harus beliau kunjungi” jawabnya

“Benarkah?” Tanya wanita yang ternyata adalah nyonya Oh sambil memegangi kepalanya

“Apa ada masalah?”

“Gwaenchana, aku hanya bermimpi aneh tadi”

“Mimpi?”

“Ada seekor babi yang datang ke sini dengan kandang yang sangat indah…”

“Bukankah itu pertanda baik nyonya” potong sekretarisnya

“Tapi, babi itu menindih anakku. Suara minta tolongnya masih bisa kudengar sampai sekarang” jawab nyonya Oh dengan wajah ngeri.

“Ah..ka..kalau seperti itu.. saya tarik lagi kata-kata saya nyonya” balas sekretaris itu gemetaran

“Kirim orang untuk menyelidiki Sehun dan pastikan dia baik-baik saja” kata nyonya Oh tegas

“Baik nyonya”

***

*Di Asrama*

“Ya, Sehun, Ireona!”

“Sehun-ah, kajja ireona!”

“ehmm”

“Ya, ireona! Liat itu”

“nyem…nyem”

“Oh Sehun!”

“Jangan ganggu aku Xi Luhan”

“COBA LIAT ITU!”

“Awww”

Luhan yang tidak sabar dengan Sehun akhirnya menariknya bangun sampai-sampai Sehun merintih seperti itu. 5 detik kemudian Sehun terdiam. Terkejut karena diseberang tempat tidurnya(tempat tidur Luhan) duduk yeoja bertopeng itu.

“Suamiku… Aku datang untuk melanjutkan pernikahan kita”

Hening.

“Ini Cuma mimpi yang biasa. Sekarang pasti lanjutanya. Aku harus tidur lagi” ucap Sehun sambil menarik kembali selimutnya

“Jangan tidur! Kenapa ada yeoja dikamar kita? Cepat jelaskan!” bentak Luhan sambil menarik-narik kerah baju Sehun.

“Mimpii…Cuma mimpi…harus tidur lagi..”balas Sehun lemah

“Apa…kamu tidur nyenyak, suamiku?”

“HUWAAAAA!!” Sehun berteriak

“Mwo,, s…suami?”ucap Luhan shock

“Baiklah. Jadi, semua ini nyata? Be..benar kenyataan? Ayam-ayam itu.. pernikahan itu.. semuanya nyata?” Tanya Sehun, tetapi yeoja itu diam.

“Hey.. kamu siapa? Aku tidak tahu bagaimana kamu bisa masuk tapi, kamu tidak boleh ada disini” kata Luhan

“……”

“Disini sekolah elit, hanya anak dari keluarga terpandang yang bisa sekolah disini. Jadi, peraturan di sini sangat ketat. Kalau ketahuan ada yeoja di kamar kami, kami bisa dikeluarkan” lanjutnya

“…….”

“Jadi, tolong pergi dari sini sebelum ketahuan”

“…..”

TOK! TOK! TOK!

“INSPEKSI MEDADAK! CEPAT BUKA PINTUNYA!”

DEG!

“Itu kepala asrama, cepat sembunyikan dia!”ucap Sehun cepat

“Cepat ke sini” kata Luhan panic

“Jangan di kamar mandi, nanti bisa ketahuan!” ujar Sehun

“Kalau begitu di lemari”

“Di be..beranda! Cepat ke beranda”

“Hei hei!  Kalian sedang apa? Cepat buka pintunya!”

DRAP DRAP DRAP

BRAKK

Ternyata diberanda sudah menunggu yeoja berpedang. Luhan memandang Yeoja itu takjub. Kemudian, yeoja itu mengambil pedangnya dan menyerang Luhan. Luhan hanya terdiam karena terkejut. Tetapi sebelum kena…

“Berhenti. Dia sedang membantuku sembunyi” kata yeoja bertopeng, Mu Yeon

Yeoja berpedang itu , Mu Hwa memasukkan kembali pedangnya sementara Luhan terduduk shock(lagi)

“Eh, tolong katakan pada suamiku untuk tidak melepas bajunya hari ini” ujar Mu Yeon

“M..mwo?”

“Ini penting, katakana padanya ya? Jebal”

“Luhan, sedang apa kamu? Cepat!” kata Sehun dari kamar/

“Ah, baik. Tapi kamu sembunyi dulu ya?” ucap Luhan akhirnya

BRAKK! SROKK! *bunyi gorden ditutup-_-* KLEKK

“Ada apa hyung? Kenapa pagi-pagi sudah kesini?” kata Sehun setelah membuka pintu.

“Menurut laporan, semalam ada bayangan aneh di asrama ini. Bahkan, terdengar suara teriakan. Karena itu aku dapat perintah untuk memeriksa semua kamar. Apa disini baik-baik saja?”

“Gwaenchana Chanyeol hyung. Kalau sudah selesai, tolong cepat keluar”

“Yang benar? Kalau begitu…. Apa aku nggak boleh ada disini? Aku takut kalau hantu itu tiba-tiba muncul. Bagaimana kalau hantu ber-hanbok itu mengejarku?~~” jawab sunbaenya Sehun yang bernama Chanyeol itu sambil memasang wajah super duper konyol pake banget membuat Sehun mual dan ingin sekali menginjak-injan wajah itu.

“Sehun, apa benar Dodo akan mengadakan pesta ulang tahun untukmu” Tanya Chanyeol

“Jadi kau mau tahu ya, hyung?”

“Huaaa… Dodo.. kenapa dia nggak mengerti perasaanku,, hiks” kata Chanyeol sendu

“Ya! Jangan nangis disini. Cepat keluar sana!” bentak Sehun

“Tolong suruh dia mengundangku juga. Kalau enggak, aku akan nangis makin keras”

“Minta sendiri saja sana!”

Sementara mereka berdebat, Luhan penasaran dengan Mu Yeon dan Mu Hwa, melihat keadaan beranda dari gorden yang disibaknya sedikit dan Luhan terkejut,

“Mereka menghilang!”

                                                               ***

Sehun POV

*Di Kantin Sekolah*

“Sepertinya aku dikutuk. Kenapa ini terjadi padaku?” kataku sambil mengacak rambutku frustasi. “ Dengan pakaian seperti itu dimana dia akan bersembunyi? Jangan sampai dia berkeliaran dan mengatakan hal yang aneh-aneh” lanjutku.

“Semoga dia tidak bilang-bilang kalau kedatangannya kesini untuk melanjutkan pernikahannya denganmu” jawab Luhan.

“………”

“Kita harus segera mencarinya!” ucapku dan Luhan bersamaan.

“Ya ampun, ternyata kalian ada disini ya?”

Eh? Ternyata ada Dodo

“Kenapa tadi nggak makan siang? Kalian sibuk?” lanjutnya

“Ah…i…iya” jawabku sambil menggaruk tengkukku yang tidak gatal

“….. aku pergi duluan” kata Luhan acuh

“Okey, coba cari dia duluahn Eh, maksudku, istirahatlah” balasku

“Sepertinya Luhan kurang suka denganku” kata Dodo setelah Luhan agak jauh dari kami

“Ah, bukan begitu. Dia itu Cuma pendiam. Jangan diambil ginjal, eh, hati maksudku” ucapku gugup

“Oh, hahaha, bukan. Aku yang berlebihan. Jangan pedulikan aku”

“Anii,, mianhaeyo”

“Kamu gak salah, aku yang salah”

“Apa kamu sudah terima pesan dariku semalam? Aku ingin jadi orang pertama yang mengucapkan selamat untukmu” katanya sambil tersenyum asam, eh, manis.

“….. AH! Karena ada sedikit masalah aku belum sempat lihat. Aku lihat dulu ya” kataku takut karena teringat kejadian semalam

“Gwaenchana, aku sudah ngerepotin kamu” katanya kalem

“Nggak,, nggak,, aku yang salah’ balasku ngotot

“Haha, ya sudah, pestanya mulai jam 7 tepat. Jangan terlambat ya” ucapnya

“I..iya” kataku gugup

“Jangan lupa ajak Luhan. Annyeong” katanya sembari pergi.

Tetapi ketika dia berbalik berjalan, dia menabrak seorang yeoja. Ketika yeoja itu melihat Dodo, dia langsung lari ketakutan dan Dodo hanya menatapnya dingin.

‘Mereka kenapa ya?’

Sehun POV END

***

            AUTHOR POV

*Di atap sekolah*

Wushhh…

“Hmm,, ada yang datang” kata seorang yeoja bertopeng pada yeoja berpedang. “Ini waktunya kita kesana”

                                                                           ***

“Saengil chukka hamnida Sehun. Ayo berfoto. CHEESE”

“Ada apa dengan bajumu? Kau mau ke pesta ulang tahun atau ke nikahan sih, Chanyeol hyung” ucap Sehun kesal

“Ahahaha,, kamu ngomong apa? Aku gak dengar. Ayo bersenang-senang!” kata Chanyeol sambil tertawa horror(?)

Sehun yang melihat itu hanya bisa sweatdrop dan berkata dalam hati ‘Dia heboh sendiri. Apa benar dia sunbaeku?’

“Aku gak suka disini, kenapa kamu memaksaku sih?” kata Luhan

“Habis, Dodo menyuruhku untuk membawamu” jawab Sehun sambil menunduk.

“Apa kamu gak mau cari mereka?”

“Habis makan baru kita pikirkan lagi!”

TAP TAP

SRUUKK

CRASHH

“KYA~”           

Ternyata Dodo yang sedang menggunakan gaun tersandung sehingga menumpahkan jus yang dibawanya ke Sehun *author: modus wey-_-*

“Ahh,, dingin”

“Mianhae,, gwaenchana??” kata Dodo

“Ah, Dodo, nan gwaenchana” ucap Sehun

“Eh, ke kamarku saja. Nanti aku bantu bersihkan. Jadi, nodanya gak akan berbekas” balas Dodo

‘Mwo? Barusan dia mengajak Sehun ke kamar’ ucap Luhan dalam hati

“Sekarang, buka dulu jasmu” lanjutnya

“Ah, ne”

‘Yak! Babo! Dia malah nurut aja-_-‘ Luhan merutuki Sehun dalam hati

Tapi tiba-tiba Luhan teringat sesuatu…

‘Tolong katakan pada suamiku untuk tidak membuka bajunya hari ini’

‘Ini sangat penting’

‘Ah, kata-kata Mu Yeon!’

“Sehun, jangan buka jasmu!” teriakku

Tetapi, terlambat…

“Hey teman-teman, coba lihat Sehun!” kata seorang siswa

“ITU FASHION TERBARU YA?”

“IMUTNYA!!!”

“COBA LIHAT PUNGGUNGNYA!”

‘Eh, ada ada dengan punggungku’ ucap Sehun dalam hati sambil melihat punggungnya melalui cermin

DEG!

“MWO?! A..APA INI?!”

Sehun terkejut setengah hidup melihat jahitan gambar babi yang tersenyum di belakang bajunya. Dodo hanya bisa diam sementara Luhan jatuh pingsan*lebay*

“APA APAAN INI??!! SIAPA YANG MELAKUKANNYA?!” jerit Sehun frustasi.

Tetapi dibawah sana, dua orang yeoja sedang bersembunyi dibalik semak.

‘Aku akan melindungimu, suamiku’

***

*Di ruang kepala sekolah*

“Terima kasih atas kedatangannya, sekretaris Kim”

“Mian kalau saya datang tiba-tiba, tapi ini perintah dari nyonya besar”

“Ah, gwaenchana. Sebagai kepala sekolah, saya harus meyambut semua wali siswa yang datang. Saya dengar, tuan Oh mencalonkan diri menjadi presiden? Semoga berhasil!”

“Ah, gomawo atas dukungannya”

“Karena beliau orang yang sangat sibuk, kami berusaha melakukan yang terbaik untuk mendidik putranya”

“Arraseo, Tolong terima ini sebagai rasa terima kasih dari nyonya Oh”

“Sekretaris Yang. Tolong antar sekretaris Kim sampai depan pintunya”

“Ne”

“Kami ucapkan terima kasih atas bantuan beliau”

“Baiklah, kalau begitu saya ingin melihat tuan muda”

“Ah, chakkanman” “ biasanya anak dari keluarga terpandang akan melakukan perjodohan. Apa tuan Oh sudah menjodohkan anaknya dengan putrid dari keluarga lain?”

“Apa nyonya sedang membicarakan tuan muda Oh Sehun?”

                                                                           ***

“Oh Sehun sialan. Bisa-bisanya dia memanfaatkan waktu berdua dengan Dodo”

Seorang namja mengintip Sehun dan Dodo dari luar kamar, Chanyeol.

“Ya, Sehun sengaja menempel gambar itu supaya bisa dekat-dekat dengan Dodo kan?” Tanya Chanyeol pada Luhan yang berada dibelakangnya. Tetapi Luhan hanya diam sambil memotong kue ulang tahun Sehun*-_-*

Sehun POV

*Di Kamar Dodo*

“Aku nggak tahu ini perbuatan siapa” ucapku

“Tapi, siapapun pelakunya, dia menjahit dengan sangat rapi dan teliti. Dia menggunakan benang yang sangat tebal” balas Dodo

‘Memalukan! Kalau aku bisa menangkap si topeng itu, akan aku…’ umpatku dalam hati

“Hmm,, sepertinya kamu harus melepas bajumu dulu” kata Dodo

“M..mwo?”

“Jahitannya menembus dari depan ke belakang, butuh waktu lama untuk melepasnya”

“Aku nggak akan mengintip kok. Buka saja pelan-pelan”

“Aku belum selesai ya”

Dodo berbalik menghadap pintu sementara aku berbalik menghadap jendela. Saat kancing bajuku sudah terbuka semua, tiba-tiba aku melihat papan bertuliskan sesuatu dari luar jendela

‘Lebih baik tetap dipakai saja!’

“Eh?”

‘Dibalik juga tidak ada gunanya’

“Mwo? Jangan-jangan… maldo andwae”

Aku melihat bagian dalam bajuku dan sedetik kemudian aku terkejut, ternyata gambar itu juga ada disana. Aku langsung membuka jendela itu dan…

“Sialan! Hei yeoja aneh, kau… kau… Jangan kemana mana akan kutangkap kau!” ucapku emosi padanya sementara dia hanya melambaikan tangan padaku

“Sehun, kau bicara pada siapa?”

Tiba-tiba Dodo datang dan aku langsung berbalik dan melindungi jendela ini denga tubuhku.

“A..aniya.. gak ada siapa-siapa kok” kataku gugup

“Tapi, kayaknya ada orang diluar jendela”

Tiba-tiba kulihat tangan Mu Yeon dari balik jendela, aku terkejut. Langsung saja aku merengkuh kedua pipi Dodo agar menghadapku.

“Dodo! De…dengarkan aku” ucapku sambil memegang kedua pipinya. Kulihat Mu Yeon memandangi kami dari luar jendela

“Siapa di jendela it…”

“Dodo, apa kamu menyukaiku? Joahae?” kataku langsung.

Kami terdiam.

Sehun POV end

Author POV

“Dodo, apa kamu menyukaiku? Joahae?” kata Sehun langsung

Mereka terdiam.

Di luar, Mu Yeon hanya memandangi adegan itu dengan nanar dibalik topengnya. Tanpa mereka tahu juga, air mata Mu Yeon menetes. Dia hanya bisa menangis dalam diam menyaksikan adegan itu.

BLAP

Listrik padam tba-tiba. Sehun dan Dodo segera keluar kamar. Di luarpun semua undangan tampak panik.

Di luar, Mu Yeon  merasakan angin berhembus kencang.

‘Se..Hunn… Oh.. Se…Hunn’

Sehun yang merasa dipanggil oleg sebuah suara aneh hanya terkejut.

Dia berbalik ingin berjalan tetapi Dodo menahannya.

“Aku suka padamu”

“Eh?”

“Pertanyaanmu yang tadi… aku juga suka padamu”

Setelah berkata demikian, Dodo langsung lari dari hadapan Sehun, sementara Muka Sehun sudah memerah. Sehun ingin masuk kekamar tadi, diapun membuka pintu, tetapi dia melihat sosok siluman ular tepat dihadapannya. Sehun memucat.

‘Oh.. Se.. Hun..’

Sehun berjalan limbung menjauhi pintu

“Jangan bercanda, Chanyeol hyung”

Sehun yang mengira itu kelakuan Chanyeol masih dengan wajah memutihnya berjalan. Di belakangnya, siluman ular itu telah berubah menjadi ular besar.

‘Ini pembalasan dendam 500 tahun lalu.. mati kau.. MATI KAU!!’

Siluman ular itu mulai menyerang Sehun yang tidak tahu menahu, tetapi siluman itu terkejut melihat gambar babi dibelakang bajunya.

‘OOKH..!’

Hal itu membuat siluman ular itu keluar melalui jendela sehingga jendela itu pecah dan rusak. Diluar, Mu Yeon dan Mu Hwa telah duduk di ranting pohon menanti siluman itu. Melihat siluman itu datang, Mu Yeon mengambil kertas bergambar lambang api dan melemparnya keatas

“ENYAH!”

Mu Hwa segera mengambil pedangnya dan melempar pedang itu, membuat pedangnya menembus kertas lambang itu dan menusuk siluman ular. Tiba-tiba saja, siluman ular itu lenyap dan pedang Mu Hwa terjatuh, tepat dihadapan Luhan yang membawa kue ulangtahunnya Sehun tadi -_-

Luhan yang melihat pedang terjatuh dihadapannya hanya terkejut. Mu Hwa tiba dan mengambil pedangnya, tetapi dia melihat aneh kue yang dipegang Luhan, dan tiba-tiba memakannya sehingga membuat Luhan terkaget-kaget. Luhan melihat Mu Hwa memakan kue itu merasa aneh dengan perasaannya sendiri. Sekali loncat, Mu Hwa langsung pergi dari hadapan nya.

Didalam, lampu sudah menyala,

“Yang tadi itu apa ya?”

“Iya, aneh sekali”

Sementara sekretaris Kim yang berada di kamar Sehun dan Luhan hanya memandang heran kamar itu karena kamar itu tertempel banyak lukisan yang ternyata adalah lukisan Mu Yeon.

‘Hanya satu orang yang tahu tentang misteri ini’

***

Di dalam sebuah kamar, Seorang yeoja yang tampaknya adalah seorang paranormal menghela nafas, keringat dingin keluar dari tubuhnya.

“Ottokhae? Kenapa bisa ada kekuatan magis yang sangat besar di Korea ini?”

-TBC-


 
Author :

Loffeine

Cast :

-          Song Eunkyung

-          EXO Sehun

-          f(x) Sulli

-          Han Yongjin

-          EXO Baekhyun

Genre :

Fantasy-Thriller

 

Rating :

PG-15 Because of violence

 

Preview :

Mereka bilang kebaikan akan selalu menang melawan kejahatan. Hahaha… itu hal yang menggelikan.Manusia yang membuatku marah adalah musuhku. Jangan pernah membuatku marah, karena saat kau melakukannya, itu akan menjadi hari-hari terakhirmu untuk melihat matahari. Jangan pernah menyentuh semua yang menjadi milikku. Hal itu akan memancing kemarahanku. Dan dia adalah milikku yang paling berharga.Jangan pernah mengambilnya dariku.Jangan kau coba untuk mencurinya dariku.Karena aku sangat membutuhkannya.Aku tidak bisa hidup tanpanya.

Kau sudah kuperingatkan.

Kau sentuh dia, maka aku akan membunuhmu…

***

                “Selamat ulang tahun, anakku,” laki-laki berjubah hitam itu tersenyum senang.

                “Terima kasih, ayah,” jawab seorang gadis cantik yang juga bergaun hitam.Sehitam rambutnya.Sehitam lautan di malam hari.Sehitam malam di dunianya yang tanpa bintang.Sehitam hatinya.

                “Umurmu sudah genap 250 tahun.Kau sudah menjadi Dark Elf dewasa sekarang. Ayah berharap kau bisa menjadi Dark Elf Montt yang hebat. Seperti kedua kakakmu.Kau harus bisa menjaga tanah kelahiran kita ini.Menjaga darah kebangsawanan bangsa kita dan menguasai Ignis.”

                “Ayah, sebenarnya ada hal lain yang ingin kulakukan.”

                “Apa itu, anakku?”

                “Aku, ingin tinggal di Bumi.”

                “Apa?! Anakku, kau anak perempuan ayah satu-satunya!”

                “Aku tahu, ayah.Tapi kudengar banyak Dark Elf yang tinggal di Bumi.Aku juga ingin tinggal di sana.”

                “Dan mereka sedang menjadi topik panas di Bumi.Dark Elf-Dark Elf bodoh itu terlalu ceroboh. Kau tahu kan? Kalau sampai keberadaan kita diketahui, dunia kita akan musnah!”

                “Aku tidak bodoh seperti mereka!”

                “Kau harus tahu resikonya! Untuk dapat tinggal di Bumi, kau harus menemukan…”

                “Menemukan seseorang untuk menjadi nafasku.Aku tahu, Ayah,” gadis itu memainkan tarantula di pangkuannya.

                Sang Ayah tampak menimbang-nimbang. “Kau yakin?”

                “Aku yakin,” jawab sang anak dengantatapan angkuh.

                “Baiklah, kalau itu maumu.”

***

                “Kudengar akan ada anak baru di sekolah ini,” kata Yongjin pada ketiga sahabatnya.

                “Lagi?” tanya Baekhyun yang duduk di depan Yongjin. Yongjin mengangguk.

                “Kenapa tiba-tiba sekolah kita jadi popular begini?” tanya Sehun bingung. Baekhyun yang duduk di sebelahnya memukul bahunya.

                Eunkyung yang duduk disebelah Yongjin tertawa melihat kelakuan kedua sahabatnya itu.“Memang sudah berapa orang?” tanyanya penasaran.

                “Dalam 2 tahun ini sudah ada 8 orang anak baru.Anak kelas 1 tidak termasuk, ya,” jelas Yongjin.“Dan kudengar, anak baru yang datang hari ini itu akan masuk ke kelas kita.Yeoja.Aku lupa namanya,” Yongjin berhenti sejenak lalu berdiri dengan tiba-tiba.

                “Ya! Mau ke mana kau?” tanya Baekhyun kaget saat Yongjin berlari ke luar kelas.

                “Mencari informasi!Tunggu sebentar!” jawab Yongjin.

                “Anak itu harus jadi jurnalis,” gurau Eunkyung.

                Saat bel masuk berbunyi, seperti yang dikatakan Yongjin, wali kelas mereka datang bersama seorang anak baru, yeoja, dan menurut informasi dari Yongjin, namanya Choi Jinri.

                “Annyeong haseyo, Choi Jinri imnida,” anak itu memperkenalkan dirinya di depan kelas.

Baekhyun, Sehun dan Eunkyung langsung menatap Yongjin dengan tatapan kagum. “Informasi dari-ku tepat kan?” gumam Yongjin.

Jinri duduk di kursi kosong di belakang Yongjin.Yongjin menghadap ke belakang dan memperkenalkan diri “Annyeong haseyo, Jinri-ah, Han Yongjin imnida.Kau anak baru ya?Kalau ada yang mau ditanyakan, tanyakan saja padaku. Aku tau semuanya tentang sekolah ini, lalu…”

“Ssshh!”Eunkyung memotong ucapan Yongjin.Dan memberi isyarat untuk diam.

“Han Yongjin! Mengobrolnya nanti saat istirahat!” omel wali kelas mereka.

“Ne, jeosonghamnida,” jawab Yongjin kecut.Baekhyun dan Sehun berusaha menahan tawanya.

Seperti biasa mereka berempat makan siang di satu meja yang sama. Baekhyun belum mau menghentikan candaan tentang omongan Yongjin kepada Jinri tadi.Eunkyung dan Sehun sudah lelah tertawa sedangkan Yongjin berusaha menyembunyikan kekesalannya dengan makan banyak-banyak.

“Kalau kau tidak mau berhenti aku akan menyumpal mulutmu dengan roti ini,” kata Eunkyung.

Namun Baekhyun tetap tidak mau berhenti.“Aku tahu semua tentang sekolah ini.Hahahaha.Astaga Yongjin-ah kau lucu sekali.”

“Ayolah Baekhyun-ah, candaan ini sudah tidak lucu lagi,” Sehun terdengar bosan.

“Annyeong haseyo, boleh aku bicara dengan Yongjin sebentar?”

Keempat orang yang duduk di meja itu menoleh serentak. Jinri berdiri di hadapan mereka sambil tersenyum manis.

“Boleh!Ayo, sekalian kuajak kau berkeliling. Di sini sedikit… Berisik.Kajja!”Yongjin menarik tangan Jinri dan berderap meninggalkan ketiga temannya.

“Ya, minta maaf, Baekhyun-ah,” kata Sehun.

“Mwo? Wae?” tanya Baekhyun bingung.

“Dia marah, babo-ya!” jawab Eunkyung.

Baekhyun berdiri dengan malas, “Ne,” jawabnya.Ia segera menyusul Yongjin.

***

“3 anak yang duduk bersamamu tadi sahabatmu ya?” tanya Jinri pada Yongjin. Mereka sedang di toilet.

“Ne,” Yongjin menyalakan kran dan mencuci tangannya.“Yeoja yang di depanku tadi namanya Song Eunkyung. Namja yang di sebelahnya, yang hanya minum jus, namanya Oh Sehun,”

“Satu lagi?”

“Si bawel itu namanya Byun Baekhyun,” jawab Yongjin agak sewot.

“Bawel?”

“Ne, kau lihat tingkahnya tadi?Astaga.Mulut besarnya itu seperti perempuan.Kau tau SHINee?Tau membernya yang bernama Key?Nah, Baekhyun itu mirip Key.”

Jinri tertawa, “Bagaimana dengan kedua temanmu yang lain?Mereka juga bawel seperti Baekhyun?”

“Anni, Eunkyung dan Sehun sangat baik.Eunkyung itu sudah kuanggap sebagai saudaraku sendiri.Kalau Baekhyun mulai bertingkah, biasanya Eunkyung yang membelaku.Sedangkan Sehun, dia pendiam. Apalagi kalau bertemu dengan orang baru.Tapi kalau sudah kenal dekat, dia akan sangat menyenangkan,” jelas Yongjin panjang lebar.

“Menyenangkan seperti apa?”

“Yah, bisa dibilang sifat pendiamnya akan hilang. Dia juga akan selalu menawarkan bantuan. Dan akan selalu menolong kalau dimintai tolong. Sehun akan selalu mengerti keadaan temannya. Kita kembali ke kelas saja ya,” ajak Yongjin.Jinri mengangguk.

Sesampainya di kelas, mereka melanjutkan obrolan tadi.

“Tadi katamu Sehun selalu mengerti keadaan temannya. Contohnya seperti apa?” tanya Jinri penasaran.

Yongjin berfikir sebentar, “Seperti apa, ya? Dia selalu menemani Eunkyung sesering mungkin.”

“Eunkyung?Mereka pacaran?”

Yongjin menggeleng, “Anni, Eunkyung itu, yeoja yang agak kesepian.Dia selalu sendirian di rumah.Dan yah, banyak yang bilang mereka saling menyukai.”

“Geurae?Kalau kuperhatikan, Eunkyung ini mukanya tidak seperti orang Korea, ya?Dia multicultural?”

“Aku tidak begitu tahu.Dia tidak pernah cerita dan aku tidak pernah bertanya.Lagi pula, aku malah baru sadar kalau mukanya memang tidak seperti orang Korea.Hahaha.Yang aku tau, dia pindah ke sekolah ini satu setengah tahun yang lalu.Saat masih di kelas satu.”

“Ya! Yongjin-ah! Kau kucari dari tadi.Ternyata di sini,” omel Baekhyun yang tiba-tiba masuk ke ruangan itu.

“Mwoya?!”Yongjin kembali sewot.

“Eunkyung dan Sehun menyuruhku untuk meminta maaf.Jadi Lady Han Yongjin yang terhormat, maafkanlah diriku ini,” kata Baekhyun sambil membungkuk 90 derajat dengan tangan kanan di dada.

Jinri tertawa terbahak-bahak.Yongjin melemparnya dengan tempat pensil.“Kau DISURUH untuk meminta maaf?!”

Baekhyun hanya mengangguk dengan muka polos.

                “Kau tau syaratnya kalau mau mendapat kata maaf dariku.”

Baekhyun berfikir sebentar, “Chocolate Ice Cream Tortilla akan kupersembahkan padamu.”

                Yongjin tersenyum puas.“Hehehe.Ya, Jinri-ah, kau mau ikut?”

                “Apa tidak apa-apa?”

                “Tentu saja.”

                “Baiklah.Aku ikut.”

                “Ajak Eunkyung, Sehun dan Jinri juga!” katanya pada Baekhyun.

                Baekhyun menegakkan badan dan mengeluarkan dompetnya. Setelah menghitung isinya beberapa saat, ia kembali memasukkannya ke saku celana, “Baik, Young Lady, aku akan mengajak mereka juga.”

                “Kapan kita akan pergi?”

                “Akhir minggu ini bagaimana?” usul Eunkyung yang entah sejak kapan sudah ada di belakang Baekhyun bersama Sehun.

                “Baiklah, sudah diputuskan.Minggu sore berkumpul di rumah Eunkyung, ya.”

                “Ne,” jawab yang lain serempak.

                “Ah, aku sampai lupa, kalian kan belum berkenalan dengan Jinri, ya? Nah, ini Jinri, teman baru kita.”

                “Song Eunkyung imnida.”

                “Byun Baekhyun imnida.”

                “Oh Sehun imnida.”

                “Choi Jinri imnida.Senang berkenalan dengan kalian,” katanya sambil tersenyum.Tatapannya tak lepas dari Sehun.

***

                Begitu bel sekolah berbunyi, Yongjin segera membereskan barang-barangnya.“Aku duluan, ya, annyeong,” katanya pada Eunkyung.

                Eunkyung dan Sehun melambaikan tangannya.

“Baekhyun-ah, yang terakhir sampai di tempat Leeteuk sunbae-nim, berarti kakinya bau,” tantang Yongjin sambil melesat ke luar kelas.

Baekhyun langsung menyusul Yongjin.“Ya! Yongjin-ah! Kau curang!”

“Mereka mau kemana?” tanya Jinri pada Sehun.

“Mereka kursus di tempat yang sama. Di rumah Leeteuk sunbae-nim.Dia salah satu alumni terbaik dari sekolah ini,” jawab Sehun.“Eunkyung-ah, kau mau langsung pulang?”

“Anni, aku mau membeli makanan kucing dulu untuk Melody.”

“Kutemani, ya,” Sehun menyandang tas-nya di pundak.

Eunkyung mengangguk, “Kajja,”

“Boleh aku ikut?” tanya Jinri.

“Tentu saja.”

Sekolah mereka dekat dengan pusat perbelanjaan.Jadi mereka tidak perlu naik bus. Sesampainya di depat toko hewan, Eunkyung segera masuk ke dalam. Namun Jinri memilih untuk di luar.

“Aku menunggu di luar saja ya.” Di luar dugaan, ia menarik tangan Sehun. Sehun terlonjak kaget, “Sehun-ah, temani aku ya di sini,” katanya manja.

Sehun melepaskan tangannya dari tangan Jinri dengan pelan dan menatap Eunkyung.Meminta persetujuan.Eunkyung mengangguk, “Kau di sini saja.bersama Jinri. Aku hanya sebentar.”

Setelah menunggu di halte selama beberapa menit, bus mereka datang.Jinri naik terlebih dahulu, diikuti Eunkyung, lalu Sehun.Jinri langsung duduk di dekat jendela, “Sehun-ah, sini duduk denganku.”

Sehun melihat Eunkyung yang sudah duduk di kursi paling belakang.“Kita duduk di belakang saja.”

Dengan terpaksa Jinri mengikuti Sehun dan duduk di belakang.Ia terus mencoba untuk mengajak Sehun bicara. Namun Sehun lebih banyak diam dan mengangguk.Malah sepertinya tulisan di bungkus makanan kucing yang ada di tangan Eunkyung lebih menarik dibanding omongan Jinri.

“Kita sampai,” kata Sehun beberapa saat kemudian.“Kajja, Eunkyung-ah, kita turun!”

“Kau mau mengantar Eunkyung sampai ke rumah?” tanya Jinri agak sewot.

“Anni, aku memang selalu turun di sini bersama Eunkyung. Rumah kami hanya berjarak beberapa blok. Kita selalu jalan kaki dari sini.”

“Jinri-ah, kita duluan ya, hati-hati.Annyeong!”Eunkyung melambaikan tangannya.Namun Jinri tidak membalasnya.

“Sini, kubawakan makanan kucingnya,” kata Sehun.

“Ah, gomawo, Sehun-ah.”Eunkyung menyerahkan makanan kucingnya kepada Sehun lalu turun dari bus.

“Yeoja itu…” gumam Jinri sambil menatap tajam Eunkyung dari jendela. “Mengganggu saja.”

***

“Eunkyung-ah~!Yongjin-ah~!”Baekhyun teriak-teriak di lorong.Semua orang yang ada di sekitarnya langsung menatapnya dengan tajam.

“Omo! Omo! Eunkyung-ah, dia bukan temanku.Bukan.Astaga.Selamatkan harga diriku.Jebal…” bagi Yongjin, orang yang tidak punya urat malu bukanlah temannya.Orang yang teriak-teriak di lorong adalah salah satu contoh orang yang tidak punya urat malu.

“Ya! Baekhyun-ah! Apa-apaan kau teriak-teriak di lorong pagi-pagi begini?!” omel Eunkyung. “Sana! Sana! Jauh-jauh! Kau membuat kami malu, tahu?!”

“Jahatnyaaaa.Chingu-ya, tempat dudukku.Tempat duduk keberuntunganku.”

“Wae?”

“Tadi saat aku datang tas itu sudah ada di mejaku,” rengek Baekhyun.

“Tas siapa?” tanya Yongjin.

“Jinri.”

Eunkyung dan Yongjin berhenti sebentar.Saling tatap, lalu jalan lagi ke kelas mereka. “Lalu kita harus ngapain?” tanya Yongjin.

“Yongjin-ah. Itu Kursiku. Mejaku.Milikku.”

“Kau merengek hanya karena itu atau karena hari ini ada ulangan matematika dan kalau ulangan matematika kau membutuhkan Sehun?” tembak Eunkyung.

“Itu juga salah satu alasannya.Ayolah tolong aku,” rengekkan Baekhyun makin menjadi-jadi.

“Baiklah kucoba bicara dengannya nanti.” Kata Eunkyung.

Sesampainya di kelas ternyata Jinri memang duduk di kursi Baekhyun.Di sebelah Sehun.Ia sedang belajar dengan Sehun sekarang. Eunkyung dan Yongjin meletakkan tas mereka di meja masing-masing lalu bergabung dengan Sehun dan Jinri. “Belajar bareng, ya.” kata Yongjin.

Baekhyun sudah menarik-narik lengan Yongjin.Yongjin malah menarik-narik lengan Eunkyung.Eunkyung menatap Yongjin dan Baekhyun secara bergantian lalu menarik nafas dan memasang senyum.

“Jinri-ah, tempat duduk-mu kan di belakang Yongjin.Kok pindah ke situ?”

“Wae?Aku duduk di sini saja ya.Aku bosan duduk di belakang.Lagi pula, aku ingin duduk di sebelah Sehun.Boleh kan?” bujuk Jinri.Di sebelahnya, Sehun menatap Eunkyung, Yongjin dan Baekhyun dengan tatapan tolong-selamatkan-aku.

“Yah, apa boleh buat.Baiklah, kau boleh duduk bersama Sehun untuk sementara,” Eunkyung mengangkat pundak sambil tersenyum.

Sampai istirahat tiba sepertinya Baekhyun belum bisa menerima kenyataan kalau ia harus berpisah dengan “kunci jawabannya” untuk ulangan matematika tadi. Namja itu tidak mau makan. Bahkan ia tidak mau menerima yoghurt strawberry pemberian Sehun. Kalau Baekhyun tidak mau menyentuh segala macam olahan Strawberry, itu artinya ia sedang dirundung duka dan dilema.

“Baekhyun-ah, jangan merajuk seperti itu, ah.Aku kan sudah memberi tahu jawabannya tadi,” kata Eunkyung.

“Kau hanya memberi-ku satu jawaban.”

“Kau kan cuma tanya satu soal.”

“Aku cuma SEMPAT menanyakan satu soal.”Dia menatap Yongjin tajam,“Aku memanggilmu berkali-kali tadi.Kau ada di depanku.Tidak mungkin kau tidak mendengarnya.Kau seharusnya membantuku, tahu?Bukannya pura-pura tidak dengar begitu!”

“Kok kau menyalahkanku?Sebenarnya aku mau memberi-tahumu.Tapi Gyuri seonsaeng-nim dari tadi melihat ke arahku.Aku jadi tidak berani menoleh saat kau panggil. Lagi-pula hampir semua soal tadi kan sudah diajarkan Leeteuk sunbae kemarin. Salah sendiri kenapa kau tidak memperhatikan?”

“Enak saja!Aku berusaha memperhatikan, tau? Aku tidak bisa konsentrasi gara-gara kau terus-terusan cekikikan dengan temanmu itu! Dasar yeoja tukang gossip!”

“Aku kan mengobrolnya tidak keras-keras. Yang lain saja masih bisa memperhatikan. Bilang saja kalau kau ingin tau apa yang aku gosipkan dengan temanku itu. Dasar namja tukang nguping!”

“Kalian berisik tau?” kata Sehun.

Baekhyun beralih ke Eunkyung.“Ya!Katanya kau tadi mau bicara dengan Jinri?”

“Sudah kan tadi?”

“Sudah apanya?Kau malah membiarkan Jinri duduk di tempatku.”

“Lalu aku harus bagaimana?Memaksanya?Yang benar saja!”

“Pokoknya mulai besok aku mau duduk di tempatku!”

“Kalau begitu datanglah pagi-pagi,” kataSehun dengan nada yang berarti akhiri-obrolan-konyol-ini!

Untuk beberapa saat mereka saling diam. Yogjin melihat ke arah pintu kafetaria, “Jinri-ah!Sini!” panggilnya.

Jinri tersenyum senang dan menghampiri mereka berempat.“Annyeong! Aku boleh gabung kan?” katanya riang sambil duduk di sebelah Sehun. “Sehun-ah, kau sedang apa?”

“Makan.”Jawab Sehun singkat.Baekhyun mendengus menahan tawa.

Jinri menghiraukannya.“Bagaimana ulangannya tadi?Kau bisa mengerjakannya?”

“Begitulah.”

“Ya! Ya! Lihat ini!”Yongjin meletakkan handphone-nya di tengah meja.“Berita Dark Elf itu muncul lagi!”

Mereka berlima membacanya dengan penasaran.

“Mereka membunuh orang?” tanya Baekhyun tak percaya.

“Ne. Coba lihat ini.Korbannya kali ini laki-laki.Sepertinya tadi aku menemukan foto-foto-nya.Sebentar.”

“Foto?” tanya Eunkyung.

“Katanya diambil dari CCTV hotel korbannya itu,” Yongjin kembali meletakkan handphone-nya di atas meja.

Seperti kebanyakan foto “penampakan”, foto-fotonya tidak begitu jelas.Foto itu menampilkan gambar sebuah lorong hotel di malam hari.Seorang pria tinggi besar berjubah hitam yang ada di foto itu dicurigai sebagai sosok Dark Elf yang sedang heboh dibicarakan itu.

“Kejam, ya.Kira-kira apa, ya, yang dilakukan orang itu sampai-sampai Dark Elf tega membunuhnya?”Yongjin bergidik ngeri.

“Ah, Sehun-ah, aku takut.”Jinri memeluk lengan Sehun.Baekhyun, Yongjin dan Eunkyung mengernyit melihatnya.

“Eunkyung-ah, bukankah kau tadi memintaku untuk mengantarmu ke perpustakaan?”Sehun terdengar panik.

“Mwo?”Eunkyung menatap Sehun tidak mengerti.Namun setelah melihat mata Sehun yang menatapnya dengan penuh arti, Eunkyung buru-buru berkata “Oh, ne, ne!Kajja, ada buku yang perlu aku pinjam.”

Setelah cukup jauh, Sehun bergumam, “Kau penyelamatku, Eunkyung-ah.Gomawo.”

Di belakang mereka tatapan tidak senang Jinri mengikuti mereka sampai menghilang di balik pintu.

***

“Eunkyung-ah~!Yongjin-ah~!” pagi itu Baekhyun kembali berteriak-teriak di lorong.Untung belum banyak siswa yang datang.

“Wae? Jinri duduk di tempat-mu lagi?” tanya Yongjin.

“Kemarin Sehun kan sudah memberitahu-mu untuk datang pagi-pagi.”

“Anni!Bukan itu. Ayo cepat ke kelas! Ada yang harus kalian lihat!”

Melihat wajah panik Baekhyun membuat Eunkyung dan Yongjin segera berlari ke kelas.Kelas mereka sudah ramai.Bukan hanya karena teman sekelas mereka saja.Tapi juga mungkin siswa satu sekolah. Mereka semua penasaran dengan apa yang terjadi di kelas itu. Kerumunan itu membuat Baekhyun, Yongjin dan Eunkyung kesulitan masuk ke kelas mereka. Setelah berusaha menerobos kerumunan itu, akhirnya mereka bertiga berhasil sampai di depan papan tulis. Benda yang menjadi perhatian utama semua orang yang ada di situ.

Di papan tulis itu terdapat goresan-goresan kasar, dalam dan mengerikan.Goresan itu membentuk sebuah tulisan. Sehun yang sudah ada di sana dari tadi menggumamkan isinya.

“Tingkahmu itu membuatku kesal. Kalau kau tetap seperti itu, kau akan terima akibatnya. Kau akan mati seperti mereka. Kau sudah kuperingatkan! –D.E–”

“D.E?Dark Elf?” tebak Eunkyung.

“Lelucon macam apa ini?!” teriak Yongjin. “Siapa yang membuat lelucon konyol seperti ini?!Ayo jawab!”

“Baekhyun yang datang paling pagi hari ini!” tunjuk seorang anak.

“Aku juga tidak tahu!Begitu aku datang, keadaannya sudah seperti ini!”

“Lelucon ini tidak lucu tau?!Siapapun yang melakukannya kuharap segera mengaku!” teriak Yongjin.

“Tapi, bagaimana kalau ini bukan lelucon?”Jinri muncul dari kerumunan.“Bagaimana kalau tulisan ini benar-benar sebuah peringatan?Tidak ada yang tahu, kan?”

“Kalau begitu, itu artinya di antara kita akan ada yang mati, kan?” kata Eunkyung.

“Bicara apa kau ini?!” Erang Sehun tak  suka.

“Astaga Sehun. Ayolah. Ini hanya lelucon kan? Kenapa kita tidak bertingkah seolah-seolah ini peringatan asli saja?Mungkin dengan begitu pelakunya akan senang,” Eunkyung tertawa.

“Tidak lucu, Eunkyung-ah!” teriak Sehun.

“Baiklah.Mianhae.Lelucon konyol ini harus diakhiri. Aku akan ke ruang guru. Papan tulisnya rusak. Yongjin-ah, ayo ikut. Jangan pucat gitu, ah.Ini kan hanya lelucon.”Eunkyung menarik tangan Yongjin dan berjalan ke luar ruangan.

Beberapa hari kemudian kehebohan tentang insiden papan tulis itu mulai memudar.Sepertinya pesan itu benar-benar hanya lelucon konyol anak-anak yang mencari perhatian.Bahkan semakin dekat ke akhir pekan, topik itu sudah tidak terdengar sama sekali. Mungkin karena tidak ada kejadian apa-apa setelah hari itu. Topik pembicaraan saat makan siang beralih menjadi apa yang akan dilakukan saat weekend nanti?Atau “Astaga tugas kita banyak sekali”.Topik-topik semacam itu memenuhi ruangan. Dan tentu saja Eunkyung, Yongjin, Sehun, Baekhyun dan Jinri sudah tau apa yang akan mereka lakukan akhir pekan nanti.

Seperti yang sudah dijanjikan, tepat pukul empat sore pada hari minggu, Eunkyung, Baekhyun dan Sehun sudah ada di Aurora café.Yongjin dan Jinri belum datang. Karena Jinri tidak tau rumah Eunkyung, jadi Yongjin menjemputnya dan menyuruh yang lain untuk berangkat terlebih dahulu.

“Yongjin dan Jinri lama sekali,” keluh Eunkyung tak sabar.

“Tidak bisakah kita memesan sekarang?” tanya Baekhyun.

Sehun mengernyit, “Namja macam apa kau ini?”

Beberapa saat kemudian handphone Eunkyung bergetar, menandakan ada SMS masuk. Eunkyung mengeluarkannya dari tas dan membacanya. Dari Yongjin. “Yongjin dan Jinri hampir sampai.Dia menyuruh kita memesan.Chocolate Ice Cream Tortilla untuknya.Vanilla Sandwhich untuk Jinri.Aku mau Coffee Ice Cream saja.”

“Aku sama dengan Eunkyung,” kata Sehun.

“Aku mau Starwberry Ice Cream Tortilla,” kata Baekhyun sambil menempelkan dagunya di meja.

Eunkyung dan Sehun menatapnya.“Baekhyun-ah. Siapa yang harusnya membayar?” tanya Sehun.

“Na,” jawab Baekhyun.

“Itu artinya kau yang harus memesan.Ppalli!”

“Sireo!Aku sudah mentraktir kalian.Masa aku juga yang harus memesan?Antriannya panjang,” tolak Baekhyun sambil menunjuk ke antrian di bagian pemesanan.

“Begini saja.Kita adakan permainan.Yang kalah, yang memesan.Bagaimana?” tawar Eunkyung.

“Baiklah!” kata Baekhyun semangat.

“Tatap mataku, yang lebih dulu berkedip, dia yang kalah.Siap?” tantang Eunkyung.Baekhyun mengangguk mantap. Eunkyung menopang dagunya dan mulai menghitung, “Hana… Dul… Set!”

Mereka bertatapan dalam diam. Mereka berdua terlihat yakin akan memenangkan permainan ini. Terutama Baekhyun. Masa aku kalah dengan yeoja, batinnya.Namun 30 detik kemudian Baekhyun berkedip.

“Aku menang. Lawan Sehun. Kalau kau juga kalah, jangan banyak omong dan cepatlah memesan.Ara?” kata Eunkyung senang.Baekhyun kembali mengangguk.Dia dan Sehun sudah siap dengan tatapan maut mereka masing-masing.Dan di hitungan ke-tiga permainan-pun dimulai.

“Sudah satu menit.Kau kuat Baekhyun?Matamu merah, lho,” pancing Eunkyung.Sehun tersenyum.Baekhyun menghiraukannya.“Kenapa saat melawanku tadi kau cepat kalah begitu?Kau sengaja mengalah ya?Hahaha, kau baik sekali.Aku jadi tidak tega.Sudahlah kedipkan saja matamu.”

Baekhyun menggeleng.

“Aku yakin sebentar lagi kau akan berkedip,” ucap Eunkyung yakin.Dan benar saja, tidak lebih dari 10 detik kemudian, namja itu berkedip.“Nah!Hahaha, mianhae Baekhyun-ah,” tawa Eunkyung sambil mendorong Baekhyun ke arah antrean.

5 menit kemudian Yongjin dan Jinri sampai.Jinri langsung duduk di sebelah Sehun, di tempat yang tadi diduduki Baekhyun. Pasti Baekhyun akan marah lagi nanti.

Setelah pesanan mereka datang, mereka langsung memakannya sambil bergurau. Membicarakan apa saja yang bisa dibicarakan. Tidak sampai satu jam, piring dan gelas mereka sudah kosong.

“Apa yang akan kita lakukan sekarang?” tanya Yongjin. “Aku tidak mau pulang.Aku bosan.”

“Bisa aku pulang sekarang?” tanya Eunkyung. Semua menoleh ke arahnya.Wajahnya sedikit pucat.

“Eunkyung-ah, gwaenchana?”tanya Sehun.

“Gwaenchana.Aku lupa membawa obat-ku lagi,” jawab Eunkyung.

Baekhyun mengernyit, “Pil hitam mengerikan itu?Kau masih meminumnya?Kau itu sebenarnya sakit apa sih?”

“Sakit kepala,” jawab Eunkyung asal.Eunkyung memang tidak pernah jujur soal penyakitnya.Setiap ditanya, jawabannya pasti berbeda-beda.

“Kuantar, ya,” tawar Sehun sambil memakai jaketnya.

“Aku ikut,” kata Yongjin.“Nanti aku main di rumahmu ya.Aku belum mau pulang,” katanya pada Eunkyung.

“Ya!Yongjin-ah.Biarkan Eunkyung istirahat dulu,” protes Sehun.

“Gwaenchana Sehun-ah, kalau sudah minum obat, aku tidak perlu istirahat.Kau tau itu,” Eunkyung melihat ke arah Baekhyun dan Jinri.“Kalian nggak ikut?”

“Kalau aku nggak ikut, berarti aku harus di sini bersama dia?”Baekhyun melirik Jinri sinis.“Aku ikut.”

“Jinri juga ikut kan?” tawar Eunkyung.

“Eh? Boleh kah?”Jinri terlihat antusias.

Baekhyun menatap Eunkyung dengan pandangan apa-apaan-kau-ini-bunuh-aku-saja dan Eunkyung tertawa.“Kajja, semalam aku membeli cake dan belum aku makan.”

Rumah Eunkyung tidak terlihat seperti rumah-rumah di sekitar situ.Rumah besar itu mempunyaihalaman rumput yang luas, dan pilar-pilar besar di teras rumahnya.Temboknya seputih susu dan terdapat banyak jendela besar berbingkai hitam yang senada dengan pintu ganda berukiran elegan.

Sehun membantu membukakan pagar tinggi hitam dan menyuruh yang lain masuk duluan selagi dia menutup dan mengunci pagar itu lagi.Jinri, seperti biasa, menunggu Sehun.Eunkyung membuka pintu dan langsung berlari ke kamarnya yang ada di lantai 2.Terdengar suara bantingan pintu dari kamar Eunkyung.

“Susul, sana,” kata Baekhyun kepada Yongjin. Yongjin mengangguk dan melesat ke atas.

“Eunkyung-ah~ gwaenchana?” teriak Yongjin.

Baekhyun memanggil Jinri dan Sehun yang masih ada di luar untuk segera masuk ke dalam.

“Omo…” Jinri tercengang melihat rumah Eunkyung.Semua perabot rumahnya terlihat klasik dan mewah.Semua terbuat dari kayu, keramik, logam, atau batu.Di setiap sudut rumah terlihat patung-patung klasik.Bahkan ada 2 patung ksatria berbaju zirah di pintu masuk ruang keluarga.

“Jangan kaget begitu, ini semua koleksi ayah Eunkyung,” kata Sehun sambul berjalan ke ruang keluarga.

Setelah menunggu beberapa menit, Eunkyung dan Yongjin turun menemui mereka. Wajah Eunkyung terlihat segar, sangat jauh berbeda dengan keadaan wajahnya yang seperti mayat saat di café tadi.

“Kalian ke kamar-ku saja.Nanti aku menyusul.Akan kubawakan makanan dan minuman,” katanya sambil berjalan menuju dapur.

“Kau tidak membantu Eunkyung?” tanya Baekhyun saat melihat Yongjin ikut ke atas bersama mereka.

“Ah, aku lelah.Kau saja,” tolak Yongjin.

“Enak saja!Kau kan temannya!”

“Memang kau bukan temannya?!”

“Ya!Ini di rumah orang kalian ini berisik sekali,” omel Sehun.

Jinri menarik nafas dalam dan memasang senyum, “Ya sudah, aku saja yang membantu Eunkyung.”Ia kembali ke bawah dan menuju dapur.

Eunkyung sedang menyiapkan gelas saat Jinri masuk ke dapur, “Eo?Jinri-ah, mau membantuku?Buatkan minuman ya.Aku mau memotong cake nya.”

“Ne,” Jinri mengeluarkan jus dari dalam kulkas.“Rumah-mu sepi sekali.”

Eunkyung mulai memotong cake yang baru dikeluarkannya dari kulkas.“Appa-ku kerja di luar negeri. Eomma-ku di luar kota. Aku sering sendirian di rumah.Pembantuku hanya datang untuk memasak, mencuci, dan membersihkan rumah.Kadang dia sudah pulang begitu aku pulang sekolah.”

“Geurae…” terjadi keheningan selama beberapa saat. “Eunkyung-ah,”

“Ne?”

“Kau menyukai Sehun?”

Eunkyung menghentikan aktifitasnya memotong cake.Namun masih membelakangi Jinri.“Mwo?Ne. Aku menyukainya.Dia sahabatku yang sangat baik.”

“Ayolah Eunkyung-ah, kau tahu maksudku.Kau menyukai Sehun, kan?”

“Memang kenapa?”Eunkyung berbalik dan menatap Jinri.

“Hanya ingin memberi tahu.Aku menyukainya.Aku ingin dia menjadi milikku.Dan aku tidak suka melihat kedekatanmu dengannya. Jadi, Eunkyung-ah, kalau kau temanku, bisa kau jauhi dia?”

Eunkyung tidak menjawab.Hanya menatap Jinri dengan kening berkerut.

PRANG! Mereka berdua terlonjak kaget.

“Ya!Melody!” teriak Eunkyung pada kucing hitamnya yang menjatuhkan salah satu gelas di meja.Eunkyung langsung membereskan pecahan kaca di lantai.Ia membelakangi Jinri. Enggan menjawab pertanyaannya.

Setelah selesai, Eunkyung langsung mengambil nampan yang berisi cake dan mendahului Jinri menuju ke kamarnya. “Kajja, bawa minuman itu ke atas, yang lain sudah menunggu.”

Yongjin, Sehun dan Baekhyun sedang bermain monopoli saat Eunkyung dan Jinri masuk ruangan. Mereka meletakkan nampan-nampan itu di meja dan duduk di antara yang lain.

“Kalian mau ikut main?” tanya Sehun.

Eunkyung menggeleng.

“Aku mau,” jawab Jinri.

Baekhyun menoleh, “Bagus, kau gantikan aku ya.Aku bosan.”

“Ya!Apa-apaan kau?Mentang-mentang sudah kalah kau menyerahkannya pada Jinri,” protes Yongjin.Baekhyun tidak mempedulikannya.Ia sedang sibuk melahap cake suguhan Eunkyung.

Eunkyung mengambil gelas di meja dan meneguk isinya.Sehun menatapnya. “Wae?” tanya Eunkyung.

“Aku mau minum,” jawabnya dengan tatapan aegyo maksimal.

Eunkyung menatapnya sejenak dengan tatapan datar, mengambil gelas dan menyerahkannya pada Sehun, “Kau ini kenapa?” gumamnya.

Jinri melihatnya tidak suka.Ia mengambil piring kecil berisi cake lalu memotongnya dan mencoba untuk menyuapi Sehun, “Sehunnie, aahh~”

Sehun menatapnya dengan tatapan terkejut. Dengan kikuk ia mengambil garpu dan piring dari tangan Jinri. “Gomawo, Jinri-ah.Aku bisa makan sendiri,” katanya sambil tersenyum.

Mereka terus bermain sampai malam.Dan selama itulah Jinri terus menatap Eunkyung dengan tajam.

***

Jinri membuka matanya.Kepalanya terasa berat dan sakit sekali.“Ini di mana?” gumamnya.Ia duduk dan berusaha mengingat-ngingat kejadian hari ini.

Tadi pelajaran olahraga sepertinya aku masih sehat-sehat saja.Lalu aku mandi dulu sebelum pulang, saat aku keluar kamar mandi, sekolah ini sudah mulai sepi. Ah… Dan saat itu aku merasa sakit perut dan pergi ke sini. Ke UKS. Setelah meminum obat, aku berbaring sebentar.Rupanya aku ketiduran.Astaga, jam berapa ini?

Jinri melihat jam yang ada di ruangan itu. Jam sepuluh malam. Astaga aku tertidur lama sekali.Gumamnya sambil menyandangkan tas-nya di pundak dan berjalan ke luar.

Ruang UKS itu ada di lantai 2.Lorong sekolah sudah kosong.Suara sepatunya menggema di sepanjang lorong.

“Ya, Choi Jinri,” panggil seseorang.

Jinri terlonjak kaget saat mendengar namanya disebut.Dia menoleh ke belakang dan mendapati seorang yeoja sedang berjalan ke arahnya. Ah, dia. Apa yang yeoja itu lakukan di sini? Jinri menatapnya tidak suka.“Eunkyung-ah.Apa yang kau laukan di sini?”

                “Aku…” Omongan Eunkyung berhenti.Dia memejamkan matanya dan meringis.Seperti orang yang menahan sakit.Wajahnya memucat dan nafasnya sesak.Eunkyung jatuh terduduk.

                “Wae?Gwanchana?Jangan bercanda kau membuatku khawatir,” Jinri menghampiri Eunkyung dan berlutut di depannya.

                Eunkyung tidak menjawab.Ia meraih tasnya dan mengeluarkan sebuah botol. Ia membuka tutupnya dan menuangkan isinya. Sial! Botol itu kosong.Eunkyung menggeram jengkel dan menjejalkan botol itu ke dalam tasnya. “Jinri-ah… Obatku… Loker….” ucapnya terbata-bata sambil menunjuk loker yang ada tak jauh dari mereka.

                Jinri menatapnya sebentar lalu berjalan menuju loker yang ditunjuk Eunkyung.Ia kembali sambil membawa sebotol penuh pil hitam dan kembali berlutut di depan Eunkyung. Eunkyung hendak mengambilnya tapi Jinri malah menarik lagi tangannya.

                “Kau mau ini?” tanya Jinri dingin. Jinri menuju sebuah jendela yang terbuka, dan melempar botol itu ke arah semak-semak.Ia kembali menghampiri Eunkyung sambil tersenyum dingin. “Eunkyung-ah, sudah kuperingatkan padamu.Jangan dekati dia. Dia milikku, tahu?”

Eunkyung tidak menjawabnya.Bahkan tidak menatapnya, kepalanya tertunduk menahan sakit.

“Dengarkan aku!” teriak Jinri sambil menjambak rambut Eunkyung, memaksanya untuk menatapnya.“Aku sudah terlalu sabar menghadapimu!Kau ini bodoh atau bagaimana?! Asal kau tau, aku bisa melakukan apa saja untuk mendapatkannya! Kau mengerti?! Aku tidak takut pada apa pun. Aku bisa berbuat apa saja untuk mendapatkannya!”

“Oh, ya?!” tanpa diduga Eunkyung membalas bentakkan Jinri.Tapi hal itu malah membuat nafasnya tambah sesak.“Buktikan!” tantang Eunkyung.

Jinri menatapnya tak percaya. Tanpa banyak bicara ia mengambil pulpen yang terselip di saku kemejanya dan mengayunkannya ke tangan Eunkyung yang tergeletak di lantai. Eunkyung tidak sempat menghindar. Tangannya mulai mengeluarkan darah segar.

“Kau percaya sekarang?!Jangan melawanku atau kau akan mendapatkan yang lebih dari ini!”Jinri berdiri lalu berjalan cepat menjauhi Eunkyung.Ia mendengar Eunkyung merintih kesakitan. Jinri berusaha untuk tidak menoleh.Tapi kemudian tidak terdengar suara apa-apa di belakangnya.Apakah dia pingsan?Batin Jinri sambil menoleh ke belakang. Dan ia terpaku karena terkejut.

Eunkyung sudah tidak ada di sana. Tempat Eunkyung tergeletak tadi kini terdapat segumpalan kabut hitam.Kabut itu sangat pekat.Jinri tidak bisa melihat apa-pun yang ada di baliknya.Perlahan-lahan kabut itu terangkat.Memperlihatkan bagian bawah sebuah gaun hitam.Jinri menatapnya sambil terpaku. Kedua bola-matanya terbuka lebar menatap apa yang ada di depannya.

Makin lama kabut hitam itu makin naik sampai akhirnya menghilang di langit-langit.Memperlihatkan seorang yeoja bergaun hitam panjang, rambutnya disanggul ke atas.Tangannya yang berkuku hitam panjang memegang kepalanya.

“Jinri-ah, aku membutuhkan pil itu kau tau?Lihat apa yang sudah kau lakukan padaku.”Yeoja itu mengangkat kepalanya perlahan.Ia membuka matanya dan menatap Jinri wajah datar.

Jinri terpaku tidak percaya.Wajah itu memang wajah Song Eunkyung.Tapi bukan Eunkyung yang selama ini di kenalnya.Senyum yang biasanya ramah itu kini berubah menjadi dingin. Wajah yang biasanya selalu terlihat manis dan riang itu kini berubah menjadi wajah yang catik, namun angkuh. Jinri tidak mengalihkan pandangannya dari kedua mata Eunkyung.Mata itu menatapnya tajam.Mata kanannya sebiru lautan, dan mata kirinya semerah darah.

“Kau takut, Jinri-ah?Wae?Kau kaget?Hahahaha.Inilah wujud asliku.Dan pil hitam yang kau buang tadi adalah obat agar aku tidak kembali berwujud seperti ini. Kalau saja tadi kau tidak membuangnya, kau tidak perlu melihat wujud asli-ku dan kita bisa menyelesaikan masalah kita dengan sedikit…” Eunkyung berhenti sebentar.Mencari kata-kata yang tepat. “Bersahabat,” katanya penuh penekanan sambil tersenyum dingin.

“Ah, Jinri-ah,” Eunkyung mendekati Jinri.

“Jangan mendekat!” teriak Jinri panik.Ia mundur selangkah.

Eunkyung berhenti.“Jangan takut Jinri-ah, aku belum mau membunuhmu.Aku ingin berbincang-bincang denganmu.Ada yang ingin kutanyakan,” Jinri tidak menyahut.Jadi Eunkyung melanjutkan, “Sehunnie, dia milikku.Bukan milikmu.Aku membutuhkannya.Dia nafasku, kau tau?”

Jinri tetap terdiam.Tubuhnya gemetar dan air matanya mulai keluar.

“Sepertinya kau tidak tau,” Eunkyung mengangkat bahunya.“Baiklah, akan kujelaskan.Aku bukan makhluk bumi, Jinri-ah.Banyak yang harus aku sesuaikan agar dapat tetap hidup di sini seperti manusia biasa.Salah satunya adalah nafas.Di rumah-ku, aku tidak perlu bernafas.Tapi di sini, aku terpaksa harus bernafas.Aku tidak bisa melakukannya sendiri, Jinri-ah, aku membutuhkan bantuan.Aku mengambil nafas Sehun sebagai nafasku.”

“Apa?! Kau akan membunuhnya?”Jinri terdengar sangat terkejut.

“Hahaha, tidak.Tentu saja tidak.Kau tidak mendengarkan aku, Jinri-ah, kubilang aku sangat membutuhkannya.Tidak mungkin aku membunuhnya,” Eunkyung tertawa meremehkan.

“A-apa yang akan kalu lakukan padanya?”

“Aku hanya membutuhkan nafasnya, hanya itu. Hal itu tidak akan melukainya. Seperti bunga anggrek yang tumbuh di batang suatu pohon. Tahu, kan? Anggrek itu mendapat keuntungan namun pohon itu tidak merasakan apa-apa.Pohon itu tidak merasa diuntungkan, tidak juga merasa dirugikan.Aku hanya bernafas beriringan dengan nafasnya. Aku hanya bernafas kalau ia juga bernafas. Ara?Kau bisa menarik kesimpulan, Jinri-ah?”Eunkyung tersenyum dingin sambil mendekati Jinri.“Dia milikku.”

Jinri tidak tahan lagi.Ia berbalik dan langsung berlari.

“Mau ke mana, Jinri-ah?Urusan kita belum selesai,” Eunyung mengejar Jinri.Dengan cepat Eunkyung sudah menyusul Jinri.Jinri sangat terkejut saat Eunkyung sudah sejajar dengannya.

Jinri berlari lebih cepat saat melihat cara Eunkyung mengejarnya. Gadis itu tidak berlari.Ia melayang. Sepatunya terangkat beberapa senti dari lantai.Ujung gaun hitam panjangnya terseret di lantai.

Jantung Jinri seperti berhenti berdetak saat ia tidak bisa menjaga keseimbangannya ketika menuruni tangga dan jatuh terguling ke lantai 1 sekolah itu.

“Hahahaha…. Manusia bodoh,” Eunkyung tertawa dari ujung tangga.“Aku bahkan belum menyentuhmu tapi kau sudah melukai dirimu sendiri.”

Jinri berusaha berdiri saat dilihatnya Eunkyung mulai melayang menuruni tangga.“AAACCCKK!!”Ia berteriak sambil memegangi kaki kirinya.

Eunkyung menatap kaki kiri Jinri lalu menendangnya.Jinri berteriak semakin keras.“Wah, wah.Sepertinya kaki kirimu patah, Jinri-ah,” katanya sambil menatap Jinri dengan tatapan prihatin yang dibuat-buat.“Aku kasihan padamu.Kalau saja kau tidak membuatku kesal, tidak akan berakhir seperti ini.”

“Apa yang akan kau lakukan padaku?”Jinri mulai terisak.

“Aku? Aku akan menyingkirkanmu, Jinri-ah. Kau parasit dan pengganggu. Kalau kau kubiarkan berkeliaran di sekitarku, aku tidak akan tahan dan mungkin akan mencelakai orang-orang yang tidak bersalah. Lagi pula, kau sudah melihat wujud asli-ku.Tidak mungkin kau kubiarkan hidup.”

“Jangan.Tolong jangan, Eunkyung-ah.Jebal.Maafkan aku.”

Eunkyung langsung menatapnya dengan tajam. Secepat kilat ia menengadahkan tangannya dan tubuh Jinri terangkat sepuluh senti dari lantai. “MAKANYA JANGAN MEMBUATKU MARAH!” teriaknya sambil menghempaskan tubuh Jinri ke tembok.

Jinri menghantam tembok dengan keras lalu merosot ke lantai.

“AACCKK!!”Jinri kembali berteriak saat dilihatnya Eunkyung telah menancapkan pisau belati ke pergelangan tangannya.

“Ini untuk yang tadi, Jinri-ah,” ia menatap mata Jinri yang basah oleh air mata dan menancapkan belatinya makin dalam.

“Sakit, Eunkyung-ah,” isak Jinri.

“Geurae?Kalau tadi kau tidak lari dariku, rasanya tidak akan sesakit ini.”Eunkyung mengusap kepala Jinri, “Tenanglah, Jinri-ah, sebentar lagi rasa sakit ini akan hilang.Sebentar lagi kau tidak akan merasa sakit lagi,” ucapnya sambil berdiri.

“Apa maksudmu?”

Eunkyung tidak menjawab.Ia hanya tersenyum dingin ke arah Jinri. Perlahan ia mengangkat tangannya dan bersamaan dengan itu tubuh Jinri ikut terangkat. Eunkyung melayang menuju tangga dengan tubuh Jinri melayang-layang diatasnya.Ia membawa Jinri menuju atap gedung sekolah berlantai 4 itu.

“Eunkyung-ah, apa yang akan kau lakukan?Tolong Eunkyung-ah, jangan bunuh aku. Aku berjanji akan menjauhi Sehun. Tapi tolong, jangan bunuh aku.”

Eunkyung melayang menuju tepi atap gedung itu tanpa menanggapi isakkan dan permohonan Jinri.Ia mengangkat tangannya dan menurunkannya ke depan. Sekarang Jinri berada di hadapannya, menatapnya dengan mata yang penuh dengan air mata.

“Aku sudah memperingatkanmu, Jinri-ah.Goresan di papan tulis itu.Kau ingat bukan?Apakah kau menanggapinya?Tidak.Aku sudah memperingatkanmu.”

Jinri tidak menjawab.

“Lihatlah ke bawah, Jinri-ah, ke jalanan itu. Saat aku melepaskanmu, kau akan mati. Sakit atau tidak, aku tidak tau.Tapi akan kubuat kematianmu sesingkat mungkin,” terdengar suara klakson truk dari kejauhan.“Kau dengar itu, Jinri-ah? Truk itu yang akan membunuhmu nanti. Kau tidak akan mati kalau hanya kujatuhkan dari sini. Tanpa truk itu kau akan segera dibawa ke rumah sakit dan akan merasakan sakit yang lebih dari ini. Belum lagi cacat permanen yang pasti akan kau terima karena jatuh dari lantai 4. Tapi aku tidak tega, jadi aku membuat truk itu menabrakmu dan mempersingkat rasa sakitmu.Bagaimana?”

Jinri hanya menggeleng, “manusia macam apa kau?”

Tawa Eunkyung kembali meledak.“Aku?Manusia? Hahaha… Bukan, Jinri-ah.Aku bukan manusia.Aku Dark Elf.”

Suara truk itu semakin dekat.“Ah, itu truk-mu, Jinri-ah.Ada kata-kata terakhir sebelum aku melepaskanmu?”

Jinri hanya menatapnya dengan berlinangan air mata dan dengan tapapan minta tolong yang semakin besar.

“Tidak ada?Baiklah,” Eunkyung mengangkat bahu, lalu tersenyum.“Selamat tinggal, Jinri-ah.”

Jinri mulai merasakan gaya gravitasi menarik tubuhnya saat Eunkyung menurunkan tangan kanannya. Ia jatuh telentang dan merasakan sakit yang teramat sangat pada sekujur tubuhnya saat tubuhnya menghantam aspal. Ia tidak bisa bergerak. Matanya yang masih dialiri air mata menatap gelapnya langit malam yang tak berbintang.Ekor matanya menangkap sebuah benda besar berwarna merah mendekatinya.Telinganya mendengar erangan klakson dari benda itu.

Lalu semuanya menjadi gelap.

***

EPILOG

“Chingu-ya~ mianhae aku terlambat.Mianhae.Mianhae,” Baekhyun terengah-engah setelah berlari menghampiri Sehun, Eunkyung dan Yongjin yang sedang menikmati jus mereka di sebuah meja di Aurora Café.

“Ya!Dari mana saja kau?!Kita sudah menunggumu dari tadi, tau?” omel Yongjin sambil menendang tulang kering Baekhyun cukup keras.

“Ya! Aku kan sudah minta maaf! Jangan menendangku dong!” balas Baekhyun yang masih berusaha mengatur nafasnya.Ia merampas gelas yang berisi jus apel dari tangan Yongjin lalu menghabiskannya dengan sekali teguk.

“YA!BABOYA!!!” Yongjin berdiri dan memukuli kepala Baekhyun dengan tas kecilnya.

“Hahahaha, hey ini tempat umum kalian ini apa-apaan sih?”Eunkyung berusaha melerai mereka sambil tertawa terbahak-bahak.

“Kapan kita berangkat?Ayolah aku harus mengantarkan eomma-ku siang ini. Jangan lama-lama di sana ya. Berdoa saja lalu pulang,” kata Sehun.

Yongjin berhenti memukuli Baekhyun. “Ah, ayo berangkat sekarang. Haruskah kita membawakan Jinri sepotong Vanilla Sandwhich?”

“Buat apa? Toh dia juga tidak akan bisa memakannya. Lagi pula sandwhich itu hanya akan mengotori makamnya saja.”

“Geurae?” pandangan Yongjin menerawang, “Tidak terasa ya sudah 2 bulan semenjak kematian Jinri.Aku merindukannya.”

“Aku juga, Yongjinnie, kita semua merindukannya.Jangan bersedih, dong.Ayo kita jenguk dia sambil tersenyum,” hibur Eunkyung sambil merangkul pundak Yongjin.

Mereka berempat baru melangkahkan kaki keluar café itu saat mendengar suara nyaring seorang yeoja.

“Sehunnie oppa~” panggil seorang yeoja.Yeoja itu menghampiri mereka berempat dengan langkah lebar. Sehun, Baekhyun, Eunkyung dan Yongjin menoleh dengan serempak dan saling melempar pandangan heran.

“Annyeong haseyo, Sehunnie oppa.Han Sunhwa imnida.Aku hoobae-mu di sekolah. Bisa bicara sebentar?” katanya dengan mata yag berkilat-kilat senang.

“Ehmm,” Sehun terlihat ragu.“Mianhae, aku sedang ada urusan. Lain kali saja, ya.”

“Gaurae?” yeoja itu, Sunhwa, terlihat kecewa.“Baiklah, kalau begitu boleh aku meminta nomor-mu?” matanya menatap Sehun dengan tatapan manja.

Dengan pasrah Sehun memberikan nomor handphone-nya. Lalu segera mengajak yang lain pergi dari situ.

Eunkyung menatap anak itu beberapa detik sebelum menyusul ketiga temannya.Eunkyung menoleh ke belakang dan melihat yeoja sedang tersenyum senang karena mendapat nomor handphone Sehun.

Eunkyung mengalihkan pandangannya ke depan dan ia ikut tersenyum.Dan untuk sedetik, kalian bisa melihat kedua bola matanya berubah warna, biru dan merah.

-TAMAT-


 
Picture







Mystery Bride

Title                 : Mystery Bride Chapter 1

Author             : Shan Pu (@de_smstand48)

Genre              : Romance, action, little comedy, marriage life, little hurt, school life

Rating             : General, T

Length             : Multi Chapter

Cast                 :     

-    Oh Sehun

-          Park Mu Yeon(OC)

-          Xi Luhan

-          Park Mu Hwa(OC)

Other Cast       :           

-     Eun Dodo

-      Park Chanyeol

Summary           : Oh Sehun, anak calon presiden yang dikagumi oleh semua siswi di sekolahnya,  mendadak harus menikah dengan yeoja bertopeng misterius yang sama sekali tidak dikenalnya. Itu semua terpaksa dilakukan demi menjalankan perintah orangtua dan tradisi dari nenek moyangnya. Namun, dibalikitu semua, ada bahaya besar yang sedang mengintai Sehun.

        ***

   Annyeong. Saya baru belajar buat FF disini berdasarkan semua FF yang pernah saya baca(?). Jadi, mian kalo ceritanya gak seru, ngebosenin typo bertebaran dan aneh. Disini ceritanya agak kolosal gitu. Kalau gak seru, mungkin gak akan saya lanjutkan jadi mohon RCL-nya ya. Gomawo buat author yang sudah post FF saya. So, HAPPY READING^^

***

AUTHOR POV

8 Tahun Yang Lalu

*Disebuah desa di Gunung Jiri, perkemahan musim panas*

“PAAAKK, Oh Sehun kabur lagi!!” kata seorang pelayan kepada seorang guru

“Mwo? Kali ini apalagi tingkahnya?” jawab guru.

“Sehun menusuk bokong ayam-ayam ini, sepertinya mereka tidak akan bisa bertelur lagi. Ada yang lihat dia kabur ke gunung dibelakang halaman”

“Mwo? Apa kau bilang? Memang dasar anak kurang ajar” umpat  guru  itu. “aku tidak peduli dia anak siapa, kalau sampai tertangkap….. tunggu, tadi kau bilang gunung dibelakang halaman?! Bisa- bisa dia tersesat disana!!” kata guru itu dengan memasang wajah electric shock.

“Tapi jam kerjaku sudah habis beberapa menit yang lalu” jawab pelayan itu datar

“Berisik! Kita harus menemukan dia sebelum keluarganya tahu!” balas guru itu

“Anu,, kami boleh ikut mencarinya tidak?” kata seorang murid guru itu sambil bercucuran air tuba mata.

“Selama aku pergi kalian hapalkan huruf-huruf hanja itu” balas guru itu sambil berlalu pergi dan disusul oleh pelayannya.

Dalam hati sang pelayan,’aku tak mau lagi mengurus anak orang kaya-_-‘

Sehun POV

*Ditempat lain*

“Ah, membosankan. Mereka mengambil mainan dan menyita ponselku. Aku benci berada disini” umpatku

“Appa dan eomma dimana?”

“me… mereka sibuk, sekarang mereka ada di China”

“……””kali ini aku harus ikut kemah dimana lagi?”

“Tuan muda pasti senang disana. Tuan muda akan dapat pelajaran tentang budaya dan tradisi Korea”

Teringat percakapanku dengan pelayanku kemaren.

‘apanya yang kebudayaan dan tradisi? Tempat aneh dan jelek begini’ umpatku dalam hati sambil melihat sebuah patung aneh. Kupukul pukul patung itu menggunakan ranting kayu yang kupegang.

“Dengan begitu kamu membuat arwah-arwah bergentayangan”

“WHOAAAA..!!”

Aku terkejut dengan kedatangan seseorang dengan tiba-tiba. Kulihat gadis berambut panjang diikat keatas, menggunakan ikat kepala berwarna merah dan  baju merah dengan pedang di punggungnya.

‘Datang darimana gadis ini? Yang dibelakangnya itu pedang ya? Pedang itu kelihatannya bagus untuk ukuran mainan*yaampun Sehun-_-*’ aku bertanya-tanya dalam hati

“Appaku seorang pejabat, jadi ini gak masalah”. Akhirnya aku bersuara, tetapi gadis dihadapanku ini diam sambil menatapku datar.

“Hei, apa kamu punya ponsel? Boleh pinjam?” tanyaku kepadanya.

“……Ponsel? Apa itu?” dia bersuara tetapi tetap menatapku datar

“Hei, jangan pura-pura bodoh ya. Aku tahu kamu ini Cuma figuran yang dibayar jadi orang jaman dulu kan?”. Aku berbalik membelakanginya. “Ayahku orang terpandang di Seoul. Aku akan berikan imbalan kalau kamu mau membantuku”. Aku kembali berbalik tetapi dia menghilang. Aku merinding, tetapi aku harus terus mencari jalan keluar.

Aku benar-benar tidak suka disini. Dari tadi yang kulihat hanya pepohonan. Aku tidak melihat satu pun orang disini. Tiba-tiba kudengar suara seseorang sedang memukul sesuatu. Aku mengikuti arah suara itu dan berasal dari sebuah sungai. Kulihat seorang gadis berambut pendek yang menggunakan hanbik mencuci pakaiannya. Tapi aneh, dia menggunakan topeng?

“Eh,, anu,, saya mau Tanya jalan..”

Kulihat dia berbalik dan topengnya terjatuh. Tapi, aku tak bisa melihat wajahnya. Tetapi dia tiba-tiba berlari

“Hei! Tunggu! Ini punyamu!”

Entah kenapa aku mengejarnya sampai aku melihat rumah sederhana dan seorang wanita paruh baya berhanbok mendatangiku.

“Aku sudah menunggumu. Silakan masuk ke dalam”

Didalam, aku melihat banyak makanan. Aku yang kelaparan otpmatis mengeluarkan liur*iyeuhh #dilempar readers* Karena penasaran, aku bertanya,

“Makanan-makanan itu untuk apa?”

“Untuk upacara pernikahan”

“Eh? Siapa yang akan menikah?”

“……Mu Yeon masuklah”

Tiba-tiba keluar seorang gadis berhanbok pernikahan dengan hiasan rambut mewah dan… topeng?!

“Oh? Neo? Tadi aku mengejarmu untuk mengembalikan topengmu” ucapku.

“Sekarang kamu dengarkan ucapanku baik-baik” ahjumma itu mulai berbicara serius. “Kamu pasti tahu cerita tentang pernikahan tuan Park kan?”

“Oh, pasti cerita tentang pasangan suami istri bermarga Park yang mempunyai dua anak perempuan dan salah satunya memiliki wajah buruk rupa kan? Unrung ada seorang pemuda, Oh Se Won yang kaya dan tampan mau menikahinya. Awalnya dia selalu disiksa oleh suaminya namun pada suatu kejadian dia berhasil menyelamatkan suami dan negaranya….-“

“Sudah cukup ceritanya” potong ahjumma itu. “Kamulah keturunan ke-36 dari keluarga Oh Se Won itu…”

DEG

“dan gadis disebelahmu itu adalah putri dari keluarga Park. Sebenarnya, nyonya Park adalah malaikat dari surga, tapi karena dosanya dia bereinkarnasi menjadi gadis buruk rupa dan kutukan itu berlanjut ke gadis ini. Yang dapat melepaskan kutukan itu hanyalah keturunan Oh Se Won dan kamulah orangnya. Kesimpulannya, kalian harus bersatu agar anak ini bisa kembali ke wujud aslinya. Kamu mengerti maksudku kan?” katanya panjang lebar dan tinggi(?)

“Hmm,, kalau begitu …maksudnya pernikahan yang tadi kau bilang antara aku dan dia?” tanyaku ragu

Hohohoho, nice! Keturunan Oh Se Won memang smart” balasnya senang

“MWO?! SHIREO!!” jawabku. “Ma… mana mungkin aku menikah dengan yeoja yang tak kukenal. Lagian, umurku masih 9 tahun”

Ahjumma itu menunjukkan makanan yang berlimpah itu dan..

“Baiklah aku mau menikah dengannya” kataku menunduk

“Tuan muda kau hanya tinggal membungkuk beberapa kali dan semua makanan ini akan jadi milikmu”

“Baik, akan kulakukan semuanya ahjumma!”

Satu

Dua

Tiga

Sehun POV End

***

AUTHOR POV

“Mu Hwa, dimana kamu?”

Wushh…

“Wae eomma??”

“Tuan Oh telah menyiksa ayam-ayam, merusak tanda suci dan membuat marah dewa gunung. Aku harus pergi membereskan semua itu. Tolong kamu jaga kamar itu”

“Ne eomma”

***

*Di Kamar Pengantin*

Sehun POV

A..aku menikah?? Maldo andwae! Kenapa aku baru menyadarinya. Oh Sehun babo!

Tiba-tiba yeoja bertopeng itu mendekatiku dan… mematikan lilinnya?!

“He…hei,, kenapa lilinnya dimatikan?? Mau apa kau??” kataku shock sambil membuka pintu tetapi disana ada gadis berpedang yang kulihat tadi sore.

‘Oh.. kamu yang tadi tidak mau pinjamkan aku ponsel dan kabur gitu aja kan? Sekarang cepat hubungi keluargaku atau kantor polisi terdekat!” perintahku sambil menudingnya.

Dia hanya diam dan menatapku datar. Kemudian dia mengambil pedangnya dan…

SRINGG…

D…dia memotong topiku. Aku menutup pintunya dengan tangan gemetaran aku benar-benar takut sekarang. Itu pedang sungguhan.

“Suamiku..”

“HYAAA…. Ja...jjanggann mendekatt dan jangan panggil aku seperti itu”

“Hem,, ini..”

Dia memberiku sebuah biji yang agak besar dan kemudian memegang tanganku

“Kunyahlah biji ini sebanyak tiga kali, dengan begitu suamiku bisa kembali ke tempat asalmu”

Kemudian kami terdiam,

“Sekarang kita memang akan berpisah, tapi suatu saat aku pasti akan menemuimu lagi. Nah, cepat makan agak kamu bisa pergi”

“Benarkah? Dengan biji ini aku bisa pulang?”

Dia mengangguk. Akupun tersenyum.

“Gomawo Mu Yeon”

KRAUKK KRAUKK*sound effect gagal-_-*

Tiba-tiba aku merasa pusing dan sekitarku berputar dan aku mendengar suara Mu Yeon,

‘Suamiku… aku akan menemuimu lagi setelah kamu berumur 17 tahun. Sampai saat itu tiba, jagalah dirimu’

“AKHH”

BRAKKK..

“SEHUN!”

“adudududuh..”

“Neo gwaenchana?? Apa ada yang terluka?”

“Lagi-lagi mimpi buruk itu” kataku pada Luhan, teman satu kamar asramaku

“Maksudmu mimpi kamu tersesat di gunung 8 tahun yang lalu saat perkemahan musim panas?... HEY! JANGAN TIDUR LAGI”

Mimpi buruk itu kembali lagi. Mimpi ketika aku masih kecil saat tersesat di gunung. Aku berhasil ditemukan satu hari sesudahnya. Semenjak itu, aku tidak pernah mendekati gunung lagi. Tetapi mimpi hanyalah mimpi. Ya, hanyalah mimpi. Aku harap begitu.

Sehun POV End

***

AUTHOR POV

*Di kantin Seoul High School*

“Huft hampir kita telat makan siang” kata namja berambut hitam, Sehun.

“Kamu memang doyan makan, Sehun-ah” jawab namja berkacamata dan berambut pirang, Luhan.

“KYAAAA~~ SEHUNN SARANGHAEEE”

“LUHAANNN AYO MAKAN BERSAMAA~~~”

Setelah menemukan tempat dipojok kantin…

“Huft, berisik. Akhir-akhir ini yeoja makin berlebihan. Aku gak suka yeoja seperti itu. Menyeramkan”

“Apa kamu begitu karena mimpimu? Kamu dipaksa menikah dengan yeoja jelek itu kan Sehun?”

“Ani, lagipula, aku gak tahu dia jelek atau nggak, kan dia pakai topeng, Luhan”

“Sudah pasti dia jelek. Kalau enggak, kenapa dia pakai topeng”

“Hey, kenapa kita jadi bahas mimpi ini sih, lagipula yeoja itu juga gak mungkin nyata”
“Aku rasa kamu trauma sampai bisa memimpikan mimpi itu berulang-ulang, Sehun-ah. Kusarankan kamu pergi ke psikiater sana” ucap Luhan sambil memperbaiki kacamatanya.

“Aku ngerti kamu pintar, Luhan. Tapi jangan buat aku kesannya seperti orang gila dong” ujar Sehun kesal.

“Ehm, Hai Sehun”

Seorang yeoja yang cantik tidak melebihi kecantikan author datang mendekati Sehun dan Luhan. Dodo, Ahn Dodo.

“Aku vuma ingin menyapa kalian kok. Boleh aku duduk disini?” lanjutnya

“Oh, tentu saja”balas Sehun malu-malu, pipinya tiba-tiba saja memerah

“Besok ulang tahun Sehun kan?” Tanya Dodo

“Ah,iya” jawab Sehun (masih) malu-malu

‘Babo, kenapa dia jadi gugup begitu’rutuk Luhan dalam hati

“Aku dan teman-teman ingin buat pesta untukmu, nanti pestanya akan diadakan di ruang klub menjahit karena disana ruangannya cukup besar. Kau dan Luhan bisa datang kan?” Tanya Dodo sembari tersenyum

“Oh.. itu.. tentu saja” balas Sehun

“Wah, ini pasti menyenangkan. Luhan juga datang ya?”

Luhan hanya menatap Dodo datar dan kemudian mengalihkan pandangannya

“Molla, aku tidak tahu bisa datang atau tidak” ucap Luhan dingin

Kemudian dia berbalik menatap Sehun dan Dodo yang tiba-tiba membeku dengan wajah kesal. Mungkin mereka membeku karena ucapan Luhan atau mungkin Xiumin yang membekukan mereka.

“Kalaupun dia gak datang, aku pasti datang kok” kata Sehun

“Jangan! Pokoknya Luhan juga harus datang. Aku pergi duluan . Oh iya, aku akan mengirim hadiahku tepat pukul 12 malam. Aku ingin jadi orang yang pertama yang member hadiah untukmu. Hadiahnya masih rahasia. Baiklah, annyeong” ucap Dodo dan berangsur pergi bersama teman lainnya.

‘Ada yang sedikit mencurigakan’kata Luhan dalam hati sambil sedikit menaikkan alisnya.

“Dodo itu benar-benar beda dari yeoja lainnya. Dia sangat lemah lembut dan baik hati. Dia juga imut dan manis, wajahnya sangat cantik” pipi Sehun membiru, maaf, memerah saat mengatakan itu.

“…… Saat Dodo datang, yeoja lain langsung diam. Aneh sekali” jawab Luhan akhirnya

“Biar saja. Mungkin mereka minder sama Dodo” ucap Sehun acuh sambil mengalihkan pandangannya keluar jendela

DEG!

Sehun terkejut. Dia melihat yeoja berambut hitam panjang yang diikat keatas, dengan ikat kepala dan baju merah, serta pedang di punggungnya, Mu Hwa.

DEG!

‘Maldo andwae!’ ucap Sehun dalam hati sambil menggerbrak meja, membuat Luhan menyemburkan mocca yang sedang diminumnya.

Tetapi sedetik kemudian, yeoja itu menghilang.

***

            Sehun POV

*Di kamar asrama*

‘Mungkin Luhan benar, aku memang harus cepat-cepat ke dokter. Ah, sudahlah jangan dipikirkan. Lebih baik aku menunggu hadiah dari Dodo saja. Dia kasih apa ya? Kue? Kartu? Atau jangan jangan kado?’

Aku terus melihat wekerku sambil tersenyum sampai jarum jam tepat berada di angka duabelas.

‘Yak pukul duabelas’

Akupun duduk di tempat tidurku. Sampai kemudian, seseorang mengetuk pintu kamar.

‘Itu dia!’

Aku bergegas berjalan menuju pintu dan membukakan pintu sambil tersenyum

“Siap….aa”

DEG

Aku terkejut. Lidahku terasa kelu. Keringat dingin keluar dari pelipisku

Dia. Yeoja dihadapanku. Yeoja berhanbok. Menggunakan hiasan rambut mewah dan….Topeng.

“Suamiku… Aku datang untuk melanjutkan pernikahan kita”

Sedetik kemudian semua terasa gelap.

-TBC-


   


 
*Bacanya dari bawah ke atas!

------------------------END--------------------------
Yoona dibius saat ia menuju toilet. Sedangkan Sica - Krys hanya dibius saat keluar villa. Sunny - Hyo dibius dan diculik dari kamar mereka.

Soo tidak tertusuk, tetapi hanya tergores. Setelah itu soo Pingsan karena kaget. Lukanya pun langsung diperban oleh pria itu.

Pergelangan tangan Seo terluka akibat tarik menarik antara Taeng dan Pria itu, Yuri terluka akibat diseret kesamping villa lalu dibius.

1) Pria itu ternyata adalah supir dari mereka. 2) Pria itu tidak membunuh mereka 3) Yang terluka hanya Soo, Yuri, dan Seo

Selesai akhirnya, maaf ya lama u.u maaf juga kalau jelek, FF pertama soalnya. Wait, ada flashback sebentar.

"Ini malam yang panjang" kata Fany lega -END-

Lalu Fany pun naik, meninggakan pria itu di bunker dengan berat hari. Lalu saat ia keluar. Langit sudah terang. Terlihat sunrise menyambut.

"bangun. ayo kita keluar dari sini." kata Fany pada pria itu. "Fany cepat keluar, tinggalkan pria itu" kata Taeng mulai menaiki tangga.

Pria itu menangis, "Maaf kan aku" katanya sambil air mata terus mengalir.

Tak lama, anak itu hilang. Bunker kembali gelap hanya disinari senter. Pria itu jatuh berlutut. Tali fany terlepas. Itu seperti flashback.

"Kakak, Ayah. Aku akan pergi. Hiduplah yang bahagia. Nikmati hidup kalian. Jaga diri kalian" :)

"Kakak, tolong maafkan ayah ku. Ayah ku begini karena aku. Maafkan aku adalah fans yang buruk. Maafkan aku. Tolong jaga ayah ku" :)

"Aku selalu sayang ayah. Maafkan aku telah membuat ayah sulit. Ayah, tolong jaga mereka. Jaga seperti kau menjaga ku" :)

"Ayah, aku sudah menjadi bidadari. Seperti mereka. Jgn siksa mereka. Mereka tidak salah, aku yang salah. Tetaplah membantu mereka ya yah" :)

Semua orang yang ada disana dapat melihat itu, aneh. Tapi ini nyata!

Tiba-tiba semua putih, muncul seorang anak perempuan dari balik pria tersebut. Rambutnya lurus, matanya cantik, bibirnya merah merona.

Suasana menjadi damai. Tentram. Seperti ada cahaya, menyinari orang-orang tersebut. Hening---

Tiba-tiba Fany bernyanyi..... seketika bunker tersebut hening. Pria itu diam, yang lain ikut bernyanyi satu-persatu.

Demi kalian, kau tahu itu? Sekarang anak ku sudah berada disurga. Sekarang giliran kalian ke sana!

Sebelum ia meninggal, dia sempat menelpon. Katanya, "Ayah, aku akan melihat bidadari. Bidadari yang cantik. Aku akan ketempat mereka. Surga"

Dia naik kereta bawah tanah menuju Seoul. Menuju tempat kalian. Tapi terlambat, sebelum kalian konser, ia meninggal dijalan. Tak kuat, sakit

Dia kabur dari rumah sakit, padahal keadaanya sudah parah. Dokter bilang tak bisa tertolong. Tapi janjinya, dia akan melihat konser kalian.

5 bulan yang lalu, anak ku sakit. Dia tertabrak, tapi saat itu kalian sedang mengadakan konser. Apakah kalian tahu apa yang dia lakukan?!

"Idol, tak tahu apa yang dilakukan fans?! Aku adalah ayah dari fans mu!" bentak pria itu. Dan dia mulai bercerita tentang anaknya....

"Kenapa kau melakukan ini pada ku? Kenapa?" tanya Fany. "Kau ingat anak ku?" tanya pria itu. "Anak mu? siapa anak mu?" tanya Fany bingung.

Tak lama Fany teringat, "Kau ... adalah ...." belum selesai menjawab dia memotong pembicaraan, "Akhirnya kau ingat."

"Bagaimana aku bisa melepaskan mu bidadari?" gumam lelaki itu. "Siapa kau?" tanya Fany. "Siapa? lihat wajahku!" bentak pria itu.

"Lepaskan aku!!" ternyata Fany diikat tali. kakinya diikat satu sama lain. tangan kanan dan kiri terbentang dari sisi ke sisi. "Lepaskan!!!"

"Ya ini aku! Fany awas!" teriak Taeng. Lalu Fany membuka matanya lalu memejamkannya kuat. Terlihat bayangan seorang lelaki.

"Ah, dimana aku?" tanya Fany. "Kita semua disini" jawab Taeng dari kejauhan. Mata Fany masih berkunang-kunang. "Unnie? kaukah itu?" Tanyanya

Tak banyak pikir, Fany langsung membuka pintu tersebut. Saat ingin membuka. Terlihat bayangan dari seseorang dibelakangnya .... Fany pingsan

Saat ia sedang berjalan melewati semak, kakinya terantuk. Fany jatuh tersungkur, didalam semak. Kakinya luka. Ternyata itu pintu bunker.

"Pasti ada sesuatu!" kata Fany. Lalu dia masuk, memaksa masuk semak itu. Badannya tergores-gores. Sedikit sakit, tetapi dia terus menembus.

Dan ternyata, ada handphone Taeng disudut villa. Dan ternyata arah handphone itu menuju sebuah semak. Semak rimbun setinggi dada.

Lalu Fany mematikan senternya. Membuka pintu. Berjalan dalam gelap. Sendirian. Kebelakang villa. Menyusuri tembok. Sampai terlihat .....

Yang ga bisa liat Pic SMS ini isinya>>> Para bidadari akan kehilangan sayapnya. Jatuh tersungkur dan terpecah. Kalian akan kembali ke surga.

Mereka semua membewa handphone kan? mereka semua pasti masih hidup. Tekat Fany. Ya aku akan mencoba. Mereka saudara ku!

Fany mulai berfikir. Apakah dia akan membunuh semua temannya? Skrng mereka dimana? Apa yang akan terjadi? Sudah banyak pertanyaan yg muncul.

Ini Isi SMS yang Fany terima. pic.twitter.com/lWuQo4ap

Fany teringat, "handphone! SMS iseng waktu itu!" Lalu ia membuka kembali inbox SMS nya. Berikut SMS nya............

Fany menangis di dalam mobil, bingung apa yang harus dia lakukan. Dia hanya terdiam. Duduk dikursi belakang. Duduk memeluk paha nya.

"Tutup" kata Taeng sebelum pingsan. Lalu Fany menutup dan mengunci pintu nya. Fany menangis, pasrah.

Saat Taeng akan masuk, baru setengah badan masuk. Tangan nya ditarik, kepala nya terantuk langit-langit mobil. Berdarah. Pingsan---

Lalu mereka berdua berlari menuju mobil jessica. "Cepat!" teriak Taeng. Lalu Fany masuk terlebih dahulu, "Ayo cepat" Taeng menunggu Fany msk

"Ayo lari unnie" tarik Fany. Taeng pun berbalik. Mereka berlari. berdua saling berpegangan. Barlari sampai taman. "Mobil Sica!" Teriak Taeng

"Siapa?" tanya Taeng. Lalu pandangan mereka tertuju pada bayangan. Memegang pisau, menghadap pantai. Memakai jas hujan. "lari..." bisik Fany

"Ayo kita cari lagi, kita harus menemukan mereka" kata Fany, lalu mereka jalan menuju belakang villa tersebut. "Siapa itu?" tanya Fany.

Fany terdiam, lalu memeluk Taeng. "Fany, jangan tinggalkan aku" kata Taeng ditengah hujan menangis.

Tangan Taeng merenggang. Dia termenung melihat Seo. Seo tertarik keluar gerbang sambil menangis. "Unnie......." ---lalu ia menghilang

Seo ditarik! "Jangan ambil lagi!" teriak Taeng sambil menarik tangan Seo. "Sakit, ini sakit. Unnie lepas" kata Seo menangis kesakitan :'

saat mereka berbalik, 5 langkah dari gerbang. Terdengar suara decitan. Gerbang terbuka! hanya sempat menengok. Seo ditarik seseorang.

Mereka menuju gerbang, tetapi masih tertutup. Mereka mencoba membuka tetapi digembok. Tak bisa dibuka.

Fany berjalan didepan, diikuti Taeng, dan memegang tangan Seo dibelakang. Mereka keluar, mengitari halaman.

"Baiklah daripada kita hanya diam disini." jawab Taeng. "Seo, ayo!" ajak Fany. "Baiklah Unnie.." Jawab Seo.

"Kita cari mereka!" kata Fany. "Tapi......" potong Seo. "Tak ada tapi. Unnie ayo bangun kita cari mereka!" kata Fany.

Fany lalu lari menutup pintu, secepat mungkin. Seo hanya terdiam duduk di kursi makan setelah itu, Taeng terduduk diam ditengah ruangan.

Yuri ditarik!!! "ahhhhhhh!" Teriak Yuri kesakitan. "Yuriiii~!!!" Kejar Taeng. Tapi terlambat, orang itu menghilang. Yuri pun hilang---

Yuri pun lari mencoba membuka pintu, terkunci. Tiba-tiba pintu terbuka. "Ahhhh!" Yuri terjatuh dihadapan pintu. Diguyur hujan.

Lalu terdengar suara ketukan dari luar. "Buka!!" terdengar suara perempuan. "Itu suara Jessica!!" Teriak Yuri.

"Apa salah kita? kenapa harus seperti ini?" tanya Seo. Tak ada jawaban. Mereka hanya duduk diam, menunduk, menangis. Bingung. Mereka Bingung

Ia mencoba membuka pintu, tidak bisa. Ia berusaha mendobrak, tidak bisa. Lalu Taeng menangis dibalik pintu tersebut. Duduk termenung.

Lalu dia menutup pintu, dan berkata "Selamat malam para bidadari" terdengar seperti suara seorang lelaki. Taeng lekas berlari menuju pintu.

Terlihat bayangan seseorang. Didepan pintu. Soo berbalik, Perut Soo ditusuk. Soo jatuh dipelukan orang itu. Terlihat dia tersenyum.

"Aku akan menguci pintu belakang dahulu" kata Soo sambil berlari. "Tunggu Soo!" teriak Taeng dari depan poster. Tapi ... Terlambat~

Terlihat Poster seperti ini didapur. "Apa maksud dari ini?" Tanya Taeng sambil menangis dan menutup mulut. http://twitpic.com/c1mhq6 

"Ini adalah malam yang panjang, malam yang sangat panjang. Kita harus selalu bersama. Ayo kita ke dapur" kata Taeng.

Fanyy dan Seo lalu keluar. "Dimana Sunny dan Hyo?" tanya Fany panik. "Tidak ada dikamarnya" jawab Soo. ---Mereka Hilang

"Buka!!" teriak Fany dari kamar. "sebentar!" teriak Yuri. Terdengar suara dorongan dari luar. Ternyata pintu tersebut terhalang lemari.

"bagaimana ini?" kata Yuri. "lewat belakang!!" Soo mejawab. "Ayo kesana" kata Yuri. Lalu Taeng berlari duluan. Mereka pun segera masuk.

Mereka tidak sadar bahwa lama-kelamaan suara Sunny dan Hyo sudah hilang. Lalu Yuri pun masuk villa lewat pintu depan. Tapi tak bisa.

Lalu Seo menuju jendela. Berteriak pada Taeng-Yuri-Soo. "Tunggu disana!" teriak Yuri dari taman.

"Sesah unnie" ringkih Seo. Fany pun mengedor-gedor pintu dengan keras. "BUKA!! BUKA!!" kata Fany.

"aaaaaaaaaaaaaaaaaaaa~!!" "Sunny! Hyo!" ingat Fany. Fany pun langsung menuju pintu. "tidak bisa dibuka! Seo bantu aku" kata Fany panik.

Terdengar suara langkah kaki ditangga. "Unnie itu siapa?" tanya Seo."Mungkin itu ..." belum selesai Fany menjawab terdengar suara teriakan.

"Unnie, aku takut" kata Seo. "sama aku juga, kita harus saling melindungi." jawab Fany. Terlihat Taeng-Yuri-Soo dari jendela kamar Seo.

Lalu Fany dan Seo kekamar yang ditempati Seo. Mereka menutup pintu nya. Mereka menyalakan senter, lalu duduk dikasur.

"Seo, aku ingin mengambil handphone ku dahulu" kata Fany sambil menarik tangan Seo. "Ah ini dia. Ayo kekamar mu" jawab Fany.

"Cepat kalian kembali. Masing-masing memegang senter!" Kata Yuri. Lalu Sunny-Hyo dan Fany-Seo mulai naik ke lantai 2.

Taeng hanya menunduk, "Ini salahku. Aku tak bisa menjaga kalian" jawab Taeng. "bukan, ini bukan salahmu" kata Soo. Sudah, mari kita cari.

"Tunggu! Dimana Yoona?!" tanya Fany panik. "Yoona! Yoona!" teriak mereka. Tak ada jawaban. Yoona pun hilang seperti Sica dan Krys.

Lalu Sunny dan Hyo kembali ke kamar mereka. Karena Fany dan Seo tak ada teman, jadi mereka memutuskan untuk sekamar.

"Sudah. Aku, Yuri dan Soo akan mencari Sica dan Krys. Yang lain ayo kekamar masing-masing. Pegang handphone masing-masing" kata Taeng.

"Lalu bagaimana ini? apa maksud dari surat ini?" tanya Hyo. "Aku tak tahu, tapi kita harus tetap hati-hati". jawab Fany.

Mereka semua membaca surat tersebut. "Syukurlah kita akan selamat" kata Hyo. "Tunggu, lalu bagaimana Sica dan Krys? ini janggal" jawab Fany.

Engga yah? Yaudah deh ._. lanjut!

 [Tanya dulu] Wait!! Tega ga kalo liat bias nya mati? ._.

Isi sepucuk surat di dapur http://twitpic.com/c1m4ac 

Lalu mereka masuk kembali ke villa. Saat mereka masuk, mereka menemukan sepucuk surat di dapur. *berikut adalah suratnya*

"Kenapa ini?" Tiffany mulai menangis. Taeng terlihat bingung, dia hanya menunduk. "Ayo kita masuk dulu" ajak Yoona.

Tak lama mereka kembali. "Terkunci" Kata Sunny. "Bagaimana bisa?" Taeng. "Bukankah unnie yang mengunci?" tanya Hyo. "Bukan aku!" jawab Taeng

"Apakah mereka keluar villa?" tanya Seo. "Aku akan memeriksa" Kata Hyo. "jangan sendiri!" Taeng memotong. "Aku akan ikut" kejar Sunny.

"Dimana Sica dan Krys?" tanya Tiffany mulai ketakutan sambil memeluk Yoona. "Jangan bercanda!" teriak Taeng. Hening, tak terdengar apapun.

Mereka semua keluar, tidak ada apa-apa. Hanya terlihat mobil Sica yang terbuka pintunya dan payung yang terjatuh tak jauh didepan villa.

"aaaaaaaa~!!!" terdengar suara teriakan. "Itu Krys!" jawab Taeng. Lalu mereka semua panik keluar villa.

Lalu Sica keluar memakai payung. 10 menit kemudian~ "Unnie lama" kata Krys. "Unnie Taeng, aku akan meyusul Unnie Sica" lanjut Krys.

"Sebentar aku akan ke mobil ku" kata Sica. "aku akan mencari informasi lewat radio" lanjut Sica.

"Sepertinya tidak bisa, kita harus disini" jawab Taeng. "Handphone!" kata Tiffany. "Tidak bisa tadi aku sudah mencoba" jawab Sica.

"Sekarang kita harus bagaimana?" tanya Yuri. "Apakah kita harus pergi pulang ke seoul?" tanya Soo. Seketika hujan turun, cukup besar.

"Ayo semua kesini!" teriak Taeng dari dapur. Lalu semua bergegas ke dapur. Dapur menjadi terang dengan cahaya lampu senter.

"Ya aku menemukan ada 4 senter!" teriak Sunny. "Aku menemukan 3 dilemari dapur!" teriak Soo dari dapur.

Mereka semua menyebar mencari senter. "Apakah kalian sudah menemukan senter?" Teriak Taeng dari lantai bawah.

"Aku takut unnie" kata Krys sambil memegang tangan Sica. "Ayo cari senter agar terang" jawab Sica.

Saat mereka sedang makan, tiba-tiba lampu villa mati. "AAAHHHHHHH!" Semua teriak. "Jangan berisik. Ayo cari senter." pungkas Hyo.

Mereka semua kembali. Ternyata sudah disiapkan makanan oleh Jessica dan Krys. "BARBEQUE!" teriak Tiffany senang.

Setelah mereka menaruh barang dikamar masing-masing. Mereka pun bermain dipantai sampai sore hari. Jessica dan Krystal tetap di villa.

Kamar: Taeyeon-Tiffany-Yuri. Yoona-Soo-Seo. Sunny-Hyo. Jessica-Krystal.

Lalu mereka semua masuk. Taeng, "disini ada 4 kamar. Karena kita ada 10 orang maka 3-3-2-2. Jessica akan bersama Krystal, yang lain memilih"

"Aku mengajaknya, karena aku tidak mau sendiri menyetir kesini" jawab Jessica. "Ya tak apa mari kita berlibur bersama" Kata Yoona.

"Maaf aku terlambat" teriak Jessica. Ternyata dia menyusul. "Hai" terdengar suara seseorang dari balik Jessica. Ternyata itu adalah Krystal.

"Wah ini besar" pungkas Seo. "Ya ini lumayan besar, cukup untuk kita semua" jawab Taeng.

"ayo kita kesana" ajak Tiffany. Lalu mereka berjalan kerumah diujung jalan itu. Mobil yang mereka naiki sudah duluan kesana.

"Dimana kita akan menginap?" Tanya Seo. "Itu yang besar diujung sana" jawab Taeng sambil menunjuk rumah di ujung pantai dan paling besar.

"Wah ini bagus" teriak Tiffany berlari ke pantai. "Wah hebat" kata Sunny sambil menarik tangannya ke atas karena pegal selama perjalanan.

"Wah ini bagus" teriak Tiffany sambil berlari ke pantai. "Wah hebat" kata Sunny sambil menarik tangannya ke atas.

-siap memakai baju pantai- uwohhhh~!!! http://twitpic.com/c1lltx 

*seminggu kemudian JENG! JENGGG!* mereka semua sudah siap packing. Pakaian pantai sudah mereka kenakan.

Setelah selesai berbelanja, mereka pun pulang. Mereka akan berlibur seminggu lagi. Tepat saat mereka free.

"Bagaimana jika kita semua membeli? Lalu kita berlibur bersama" usul Taeyeon. "Itu bagus!" Jawab Yuri. "Baik! Kita berlibur!" Pungkas Leader

"Ya itu cocok untuk mu!" Jawab Sunny. "Baiklah aku akan mengambil ini" jawab Tiffany. "Aku juga mau!" Teriak Yuri.

Tak lama member yang lain datang. "Hai kalian sedang memilih apa?" Tanya Sunny. "Apakah ini bagus?" Tanya Tiffany pada Sunny.

"Wah ini bagus!" Kata Tiffany. "Ya itu bagus!" Balas jessica. Ternyata mereka sedang memilih baju renang.

*1 jam kemudian* "Mari kita ke toko itu!" ajak Tiffany pada Jessica. "Ayo kita kesana." Lalu mereka pun masuk ke toko perlengkapan pantai.

Lalu Tiffany menyusul. Mereka bertemu di cafe dekat tempat mereka akan shoping. "Ayo kita berbelanja!"

Ia memakai sepatu, keluar, lalu mengunci pintu tersebut. Lalu ia menuju basement untuk mengambil mobilnya.

"... SMS macam apa ini. Iseng. Bagaimana dia bisa tahu nomer handphone ku? ah sudahlah" lalu ia memasukkan handphone ke tas.

Ternyata handphonenya terjatuh didekat tangga. "apa ini?" *lihat handphone* ada SMS *buka SMS*

"Ah, aku akan menelponnya saja" ide Tiffany. Tetapi sebelum dia sempat menelepon, terdengar suara handphone~ "Ah itu suara handphone ku!"

"Dimana handphone ku?" gumam tiffany pada dirinya sendiri. Ia mencari dikamarnya tetapi tak ada. Sampai dibawah kursi. Tak ada "Haduh gawat"

"Kalian duluan saja, aku kehilangan handphone ku. Aku akan menyusul sebentar lagi." kata Tiffany. "Baiklah kalau begitu" jawab Taeyeon.

Mereka berangkat bersama, 8 member. Wait, kurang 1 member~ oke ternyata katanya Tiffany akan menyusul.

Mereka semua sangat menikmati free time ini, karena jadwal mereka yang padat. Free time is heaven for SNSD.

Satu hari member SNSD sedang free, mereka jalan-jalan. Biasalah perempuan. Free time is shopping time~

Pada suatu hari di suatu zaman(?) terdapat suatu Girlband asal Korea yg sudah tersohor bernama SNSD -okesip ini terlalu formal- skip intro~


cash FF misteri nya adalah full member SNSD '-')/